Pada minggu pertama bulan Desember, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor migas dan BUMN pertambangan berhasil mencatatkan raihan kinerja positif melalui pencapaian laba bersih perusahaan.
Sementara beberapa perusahaan pelat merah juga terlihat cukup optimis mampu membukukan kinerja yang lebih baik hingga akhir tahun ini. Selain itu, terdapat pula prestasi yang berhasil ditorehkan oleh perusahaan di sektor perbankan yang diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan.
PT Pertamina (Persero): Pertamina Bukukan Laba Bersih Rp5 Triliun
Pertamina berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp5 triliun pada kuartal III/2018. Kinerja keuangan Pertamina ini terungkap dari paparan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkait penanganan utang-utang perusahaan pelat merah.
Dijelaskan bahwa terlihat per kuartal III/2018, aset Pertamina tercatat sebesar Rp923 triliun dan liabilitas Perseroan Rp522 triliun. Sementara, ekuitas Pertamina sebesar Rp400 triliun. Aset dan ekuitas meningkat dari masing-masing Rp694 triliun dan Rp323 triliun.
Tahun ini, Pertamina sebenarnya menargetkan perolehan laba mencapai Rp32 triliun. Sebelumnya diperkirakan laba Pertamina hingga akhir tahun ini akan menciut dibandingkan perolehan di akhir tahun lalu yang mencapai US$2,54 miliar atau sekitar Rp34,4 triliun (kurs 2017 Rp13.548 triliun).
PT Aneka Tambang Tbk: Naik 290%, Antam Bukukan Laba Bersih Rp631,12 Miliar
Antam (ANTM) membukukan laba bersih selama sembilan bulan di tahun 2018 sebesar Rp631,12 miliar atau naik tinggi sebesar 290% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang rugi sebesar Rp331,47 miliar.
Kinerja profitabilitas yang solid ini juga terfleksikan dari capaian laba usaha Antam pada September tahun ini yang mencapai Rp1,93 triliun, capaian tersebut tumbuh signifikan 732% dibandingkan laba usaha pada periode yang sama tahun 2017 yang mencapai Rp232,89 miliar.
Peningkatan profitabilitas juga tercermin dengan pertumbuhan earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) yang mencapai 96% menjadi Rp2,14 triliun pada September 2018 dibandingkan dengan capaian EBITDA September 2017 sebesar Rp1,09 triliun.
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero): Per Oktober, SMF Mencatatkan Laba Bersih Rp376 Miliar
SMF berhasil mencatatkan laba bersih Rp376 miliar per 31 Oktober 2018 atau telah mencapai 91,7% dari target akhir tahun sebesar Rp410 miliar. Pendapatan SMF per 31 Oktober 2018 tercatat sebesar Rp1,08 triliun atau 86,4% dari target akhir tahun sebesar Rp1,25 triliun. Ia berharap, pendapatan SMF dalam dua bulan ke depan bisa mencapai target pendapatan akhir tahun.
Sementara beban SMF per 31 Oktober 2018 tercatat Rp707 miliar atau 83,9% dari target akhir tahun sebesar Rp843 miliar. Trisnadi mengatakan realisasi biaya akan diupayakan efisien ke depannya.
Kinerja keuangan SMF berikutnya yaitu total aset yang tercatat mencapai Rp19,4 triliun per 31 Oktober 2018 atau 105,3% dari target akhir tahun Rp18,4 triliun. Kemudian, total liabilitas SMF telah mencapai Rp11,3 triliun per 31 Oktober 2018 atau 110,2% dari target akhir tahun Rp10,3 triliun. Total ekuitas SMF tercatat mendekati 99,1% dari target akhir tahun, atau Rp8,11 triliun per 31 Oktober 2018 dengan target akhir tahun Rp8,18 triliun.
PT Pupuk Indonesia (Persero): Pupuk Indonesia Catat Peningkatan Nilai Penjualan Ekspor Produk Menjadi Sebesar Rp24,8 Triliun
Pupuk Indonesia mencatat dalam jangka waktu empat tahun terakhir industri pupuk turut memberikan kontribusi terhadap devisa Negara melalui ekspor ke mancanegara. Tercatat sejak tahun 2015 hingga 2018, nilai penjualan produk pupuk dan amoniak ke luar negeri mengalami peningkatan.
Sejak Tahun 2015 hingga Oktober 2018, Pupuk Indonesia mencatat penjualan total ekspor produk pupuk sebanyak 4,22 juta ton dan amoniak sebanyak 2,45 juta ton dengan nilai penjualan produk pupuk hingga US$985 juta.
Tercatat pada tahun 2015, total ekspor pupuk mencapai 844 ribu ton, namun di tahun 2018 hingga Oktober telah mencapai 995 ribu dengan prognosa dapat mencapai 1.475.978 ton di akhir tahun 2018.
PT Bank Mandiri Taspen: Naik 132%, Bank Mantap Bukukan Laba Bersih Rp290,6 Miliar
Bank Mantap berhasil mencatatkan kinerja positif sampai dengan bulan Oktober 2018, dengan raihan laba bersih Rp290,6 miliar atau naik 132,1% dari periode tahun sebelumnya. Total Asset yang dimiliki Bank Mantap di posisi Rp18,56 triliun atau tumbuh sekitar 45,8%, sedangkan posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp14,02 triliun atau tumbuh sampai dengan 60,5%.
Adapun untuk penyaluran kredit berkisar Rp14,76 triliun atau meningkat sampai 53,5%, khusus untuk penyaluran kredit pensiunan sebesar Rp13,20 triliun dengan persentase tumbuh 75,7%.
Sementara itu, Bank Mantap juga baru saja mendapatkan suntikan dana segar Rp500 miliar dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Taspen (Persero). Penambahan investasi tersebut merupakan komitmen dari kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam memperkuat layanan pensiun Aparatur Sipil Negara (ASN) dan TNI/Polri.
PT Kimia Farma (Persero) Tbk: Kimia Farma Proyeksikan Pertumbuhan Penjualan Double Digit Sampai Akhir Tahun
Kimia Farma (KAEF) memproyeksikan pertumbuhan penjualan dua digit bakal terjaga sampai dengan akhir tahun 2018. Bahkan pada Oktober 2018-November 2018, Perseroan berhasil mencetak pertumbuhan hingga dua digit.
Kimia Farma tetap optimistis untuk tumbuh dua digit baik dari revenue maupun net income. Pasalnya telah terjadi pertumbuhan di seluruh lini bisnis Perseroan, di mana seluruh produk menjadi penopang penjualan Kimia Farma.
Sementara KAEF juga akan terus melakukan monitoring dan evaluasi secara menyeluruh terkait fluktuasi nilai tukar. KAEF juga tetap optimistis bisa menjaga pertumbuhan hingga double digit.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk: Hingga Akhir Tahun, WIKA Targetkan Raihan Kontrak Rp58 Triliun
WIKA menargetkan raihan kontrak Rp58 triliun hingga akhir tahun ini, dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan sebesar 20%. Target tersebut sejalan dengan kinerja keuangan Perseroan yang terlihat tumbuh positif hingga kuartal III/2018.
Keyakinan tersebut di topang dengan adanya kontrak baru yang dimulai pada akhir November sampai dengan minggu ketiga Desember tahun ini. Untuk tahun depan Perseroan menargetkan kontrak baru sebesar Rp70 triliun. Di mana Perseroan pada tahun depan bakal masih akan mengerjakan beberapa proyek seperti LRT dan MRT.
Sementara itu, Perseroan juga masih mengkaji ulang target belanja modal (Capital expenditure/Capex) untuk tahun 2019. Sebelumnya, disebutkan target capex emiten konstruksi ini akan mencapai Rp20 trilliun untuk tahun depan.
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero): Pelindo II Incar Dana Rp2,5 Triliun Lewat IPO Anak Usaha di 2019
Pelindo II (Indonesia Port Corporation/IPC) berencana melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) anak usahanya, PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) di 2019, dengan mengincar dana segar Rp2 triliun - Rp2,5 trilliun.
Anak usaha Pelindo II akan melepas 30% saham ke publik. Saat ini, perusahaan sedang dalam proses penunjukkan penasihat keuangan dan perusahaan sekuritas untuk menjadi penjamin emisi efek (underwriter).
Ditargetkan PTP dapat mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada semester I tahun depan. Dana yang diperoleh dari proses IPO ini rencananya akan dipakai oleh PTP untuk melakukan ekspansi ke wilayah lain.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk: BRI Raih Penghargaan Best of the Best Awards 2018
Bank BRI (BBRI) berhasil meraih penghargaan Best of the Best dari Forbes Indonesia, majalah bisnis dan finansial yang berafiliasi dengan majalah Forbes di Amerika Serikat. Forbes Indonesia merilis 50 perusahaan terbuka (Tbk) terbaik dari 500 emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan kinerja jangka panjang.
Sebagai salah satu perusahaan listing, hal ini merupakan pengakuan atas kinerja Perseroan yang terus tumbuh dan mencatatkan profitabilitas tinggi dengan tetap menjaga kualitas pemberian kredit. Forbes merilis data pada Agustus 2018 kapitalisasi pasar BRI sebesar Rp362,67 triliun dengan laba bersih sebesar Rp29 triliun.
Bank BRI berhasil mencatatkan kinerja yang positif dan senantiasa tumbuh setiap tahunnya. Selama 13 tahun berturut-turut, BRI mampu mencetak laba terbesar di industri perbankan Indonesia.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk: Bank bjb Boyong Penghargaan dari KPK
Bank bjb (BJBR) kembali meraih penghargaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bank bjb dinilai telah menjalankan komitmennya terhadap Program Pengendalian Gratifikasi dan LHKPN dilingkungan Perseroan.
Penghargaan ini dilatarbelakangi penandatanganan komitmen bersama Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) dan perluasan LHKPN antara KPK dengan Bank bjb pada tahun 2011, Perseroan memiliki komitmen untuk selalu melaksanakan Program Pengendalian Gratifikasi dan LHKPN.
Hal tersebut dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan yang diberikan KPK kepada Bank bjb setiap tahunnya, baik penghargaan di bidang gratifikasi maupun LHKPN.(DD)