Per Oktober, SMF Mencatatkan Laba Bersih Rp376 Miliar

ilustrasi
Pemaparan kinerja SMF beberapa waktu lalu | Dok. SMF

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, berhasil mencatatkan laba bersih Rp376 miliar per 31 Oktober 2018 atau telah mencapai 91,7% dari target akhir tahun sebesar Rp410 miliar.

“Dalam sisa dua bulan kami optimistis untuk bisa mencapai target laba di akhir tahun,” kata Direktur SMF, Trisnadi Yulrisman, dalam keterangannya yang dilansir Wartaekonomi.co.id, Minggu (2/2/2018).

Trisnadi menyebutkan, pendapatan SMF per 31 Oktober 2018 tercatat sebesar Rp1,08 triliun atau 86,4% dari target akhir tahun sebesar Rp1,25 triliun. Ia berharap, pendapatan SMF dalam dua bulan ke depan bisa mencapai target pendapatan akhir tahun.

Sementara beban SMF per 31 Oktober 2018 tercatat Rp707 miliar atau 83,9% dari target akhir tahun sebesar Rp843 miliar. Trisnadi mengatakan realisasi biaya akan diupayakan efisien ke depannya.

Kinerja keuangan SMF berikutnya yaitu total aset yang tercatat mencapai Rp19,4 triliun per 31 Oktober 2018 atau 105,3% dari target akhir tahun Rp18,4 triliun. Kemudian, total liabilitas SMF telah mencapai Rp11,3 triliun per 31 Oktober 2018 atau 110,2% dari target akhir tahun Rp10,3 triliun. Total ekuitas SMF tercatat mendekati 99,1% dari target akhir tahun, atau Rp8,11 triliun per 31 Oktober 2018 dengan target akhir tahun Rp8,18 triliun.

Sementara itu, Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, menyatakan optimismenya terkait bisnis Perseroan pada 2019 mendatang yang diprediksi akan tumbuh meskipun kondisi perekonomian diproyeksi tidak sebaik tahun ini.

“Kami tetap optimistis bisa tumbuh ya. Meskipun tidak sampai dua digit, dan tidak agresif,” kata Ananta, seperti dikutip Kompas.com, Minggu (2/12/2018).

Ananta mengharapkan, pertumbuhan tersebut terjadi pada matriks pendapatan dan juga laba Perseroan.

Adapun untuk mengejar target tahun ini, Ananta menambahkan, SMF akan melakukan berbagai macam terobosan. Terobosan tersebut terutama yang terkait misi Perseroan yakni menyediakan pembiayaan sekunder jangka panjang untuk perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Menurut Ananta, SMF akan terus mengakselerasi dan menginisiasi beberapa produk atau program, di antaranya yaitu pembiayaan perumahan di daerah terdampak bencana melalui Program KPR SMF Pasca Bencana. Kemudian program penurunan beban fiskal, SMF memberikan dukungan dengan membiayai porsi 25% pendanaan KPR FLPP, sehingga Pemerintah hanya menyediakan 75% dari total pendanaan sebelumnya sebesar 99%.

Dengan adanya dukungan SMF, lanjut Ananta, jumlah rumah yang akan dibiayai meningkat dari semula 60.000 unit menjadi 72.000 unit. Hal tersebut memberikan dampak positif yaitu semakin banyak MBR yang memperoleh fasilitas KPR FLPP.

Program berikutnya yaitu Pembiayaan Homestay di destinasi wisata yang ditujukan untuk mendukung Kementerian Pariwisata. Di mana SMF bekerja sama dengan BUMDes sebagai lembaga penyalur dan Pokdarwis (kelompok sadar wisata).(DD)