PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan laba bersih selama sembilan bulan di tahun 2018 sebesar Rp631,12 miliar atau naik tinggi sebesar 290% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang rugi sebesar Rp331,47 miliar.
Kinerja profitabilitas yang solid ini juga terfleksikan dari capaian laba usaha Antam pada September tahun ini yang mencapai Rp1,93 triliun, capaian tersebut tumbuh signifikan 732% dibandingkan laba usaha pada periode yang sama tahun 2017 yang mencapai Rp232,89 miliar.
Dalam keterangan yang dilansir Detik.com, Minggu (2/12/2018), disebutkan bahwa peningkatan profitabilitas juga tercermin dengan pertumbuhan earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) yang mencapai 96% menjadi Rp2,14 triliun pada September 2018 dibandingkan dengan capaian EBITDA September 2017 sebesar Rp1,09 triliun.
Nilai penjualan bersih Antam di September 2018 tercatat sebesar Rp19,95 triliun, tumbuh signifikan 187% dibandingkan capaian penjualan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,96 triliun. Posisi keuangan Antam pada September 2018 juga tercatat solid dengan nilai kas dan setara kas sebesar Rp5,81 triliun.
Peningkatan profitabilitas juga didukung tingkat efisiensi yang tercatat sebesar Rp15,67 miliar pada sembilan bulan 2018 atau 97% dari target efisiensi tahun 2018.
Direktur Keuangan Antam, Dhimas Wikan Pramudhito, mengatakan Perusahaan akan terus mengembangkan strategi melalui proyek-proyek hilirasi, seperti proyek pembangunan pabrik Feronikel Haltim dengan kapasitas produksi sebesar 13.500 TNi, lalu juga ada proyek pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR).
“Dengan begitu, kami mampu memberikan imbal hasil yang positif kepada para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, dan diharapkan strategi tersebut dapat meningkatkan struktur keuangan dan kinerja saham Perusahaan,” jelas Dhimas, seperti dikutip Wartaekonomi.co.id, Minggu (2/2/2018).
Pertumbuhan kinerja keuangan Antam yang positif pada September 2018 terutama disebabkan pertumbuhan signifikan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama Antam serta peningkatan efisiensi yang berujung pada stabilnya level biaya tunai operasi Antam.
Sebelumnya, Perusahaan juga membukukan peningkatan volume produksi emas sampai pada kuartal III/2018 sebesar 0,3% menjadi 1,478 ton dari yang sebelumnya sebesar 1,473 ton pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan produksi ini datang dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung. Peningkatan produksi emas ini juga sejalan dengan peningkatan volume penjualan emas Perusahaan yang tercatat tumbuh sebesar 221% menjadi 22,38 ton sampai pada September 2018 ini, dari yang sebelumnya sebesar 6,96 ton.(DD)