Masuk minggu kedua di bulan Maret 2018, masih dihiasi dengan pencapaian laba maupun pendapatan untuk tahun buku 2017. Beberapa diantaranya merupakan perusahaan konstruksi yang behasil mencatatkan kinerja yang cukup signifikan di sepanjang 2017.
Terdapat juga beberapa aksi korporasi dan rencana atau target korporasi di tahun ini, untuk meningkatkan kinerja mereka. Berbagai strategi pun tengah di rancang dan di upayakan untuk di realisasikan di tahun 2018 ini.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk: Catat Rekor Baru, WIKA Bukukan Laba Sebesar Rp1,2 Triliun
WIKA berhasil mencatatkan rekor baru, degan membukukan laba sebesar Rp1,2 triliun di sepanjang tahun 2017. Catatan positif tersebut didukung oleh penjualan Perseroan pada tahun 2017 yang mencapai Rp26,18 triliun atau meningkat 67,06% dibandingkan dengan penjualan tahun 2016.
Pencapaian laba tahun 2017 ini hampir 2 kali lipat dari laba tahun 2015 yang hanya berada pada kisaran Rp675 miliar dan melonjak signifikan dari laba tahun 2016 yang mencapai Rp1,06 triliun.
Untuk meningkatkan kinerja di tahun 2018, Perseroan menganggarkan capital expenditure sebesar Rp12,05 triliun dengan rincian 58,7% untuk penyertaan modal, 36,3% untuk pengembangan usaha dan 5% akan dipergunakan untuk investasi aset tetap.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk: BNI Catat Pencapaian Transaksi Remitansi Sebesar Rp491,2 Triliun di 2017
Bank BNI mencatat pencapaian pengiriman uang dari luar negeri ke Indonesia atau remitansi yang cukup besar sepanjang tahun 2017. Perseroan mencatat transaksi remitansi mencapai Rp491,2 triliun pada tahun lalu.
Berdasarkan data Bank BNI, total remitansi Rp491,2 triliun tersebut berasal dari korporasi, orang pribadi dan pekerja migran Indonesia (PMI) alias TKI. Untuk korporasi tercatat 204.541 transaksi dengan nilai Rp284,3 triliun. Untuk personal non TKI tercatat 155.843 transaksi dengan nilai Rp197,4 triliun.
Sedangkan yang berasal dari TKI tercatat 3.008.087 transaksi dengan nilai Rp9,5 triliun. Khusus untuk di Singapura tercatat total remitansi sebesar Rp29,46 triliun. Total tersebut berasal dari korporasi sebanyak 18.981 transaksi dengan nilai Rp28,7 triliun, dan TKI sebanyak 91.257 transaksi dengan nilai Rp760 miliar.
PT Aneka Tambang Tbk: Naik Menjadi Tiga Digit, Antam Catat Pertumbuhan Laba Bersih Sebesar 110,61%
Antam berhasil mencatatkan keuntungan di sepanjang tahun 2017 hingga tiga digit. Perusahaan tambang emas dan nikel ini mencatat penjualan Rp12,65 triliun, atau naik 38,86% dari Rp9,11 triliun pada tahun sebelumnya atau year on year (yoy).
Antam melalui laporan keuangan yang dipublikasikannya, disebut telah mencatatkan laba bersih Rp136,50 miliar sepanjang tahun 2017. Laba ini melonjak 110,61% jika dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya yakni sebesar Rp64,81 miliar.
Kenaikan produksi dan harga jual turut membantu kinerja Antam sepanjang tahun lalu. Di mana margin laba kotor Antam naik menjadi 12,96% di tahun 2017, sementara di tahun 2016, margin laba kotor Antam hanya 9,39%. Adapun total aset Antam hingga tutup tahun 2017 mencapai Rp30,01 triliun, naik tipis ketimbang tahun sebelumnya Rp29,98 triliun.
PT Bukit Asam Tbk: Melonjak 123%, PTBA Bukukan Laba Bersih Sebesar Rp4,47 Triliun
PTBA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp4,47 triliun di sepanjang tahun 2017, atau naik dua kali lipat yakni sebesar 123% dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp2 triliun.
Perusahaan juga mencatatkan laba usaha sebesar Rp5,89 triliun atau meningkat 132% dibandingkan tahun 2016 lalu yang hanya sebesar Rp2,53 triliun. Sementara itu, untuk pendapatan Perusahaan mencapai Rp19,47 triliun atau naik 38% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp14,05 triliun.
Disebutkan bahwa secara volume, penjualan batu bara tahun 2017 mencapai 26,63 juta ton atau meningkat 28% dibandingkan penjualan tahun sebelumnya sebesar 20,75 juta ton. Komposisi penjualan masih didominasi penjualan domestik sebesar 61% dan ekspor 39%.
PT Sari Melati Kencana: Tahun Ini, Pizza Hut Berencana Melepas 30% Sahamnya di Bursa Efek Indonesia
Perusahaan yang menaungi Pizza Hut, berencana untuk mencatatkan diri ke Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui initial public offering (IPO). Dikabarkan bahwa Sari Melati menargetkan pencatatan saham tersebut pada 22 Mei 2018, dengan melepas 30% saham Perseroan.
Sari Melati akan menggunakan dana IPO untuk ekspansi. Untuk diketahui, saat ini Pizza Hut memiliki 400 gerai di seluruh Indonesia. Disebutkan bahwa Sari Melati akan ekspansi hingga 100 gerai, di mana untuk satu gerai, anak usaha grup Sriboga ini membutuhkan investasi Rp3 miliar hingga Rp8 miliar.
Sebagai informasi, Pizza Hut adalah operator restoran pizza terpopuler di Indonesia, menguasai lebih dari 70% pangsa pasar tahun lalu. Diikuti oleh Domino's dengan 6,1%.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk: Tumbuh 36,98%, Adhi Karya Bukukan Pendapatan Rp15,15 Triliun
Adhi Karya berhasil mencatat kinerja posisitif di sepanjang tahun 2017, dengan membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 36,98% secara year on year (yoy). Adhi Karya membukukan pendapatan sebesar Rp15,15 triliun pada 2017, lebih besar jika dibandingkan perolehan tahun lalu yang sebesar Rp11,06 triliun.
Namun, beban pokok pendapatan Perseroan juga meningkat pada 2017. Pos pengeluaran tersebut naik dari Rp9,94 triliun pada 2016 menjadi Rp13,09 triliun tahun lalu. Beban usaha Perseroan juga tercatat naik secara year on year dari Rp455,97 miliar menjadi Rp581,07 miliar.
Kendati demikian, Perseroan berhasil mengamankan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk pada 2017. Tercatat, laba bersih perusahaan dengan kode emiten ADHI ini, naik 64,43% dari Rp313,45 miliar menjadi Rp515,41 miliar. Dengan demikian, laba per saham dasar ADHI tercatat naik dari Rp 88,03 pada 2016 menjadi Rp 144,75 pada tahun 2017.
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk: Telkom Raih Peningkatan Pendapatan Sebesar Rp128,25 Triliun
Telkom berhasil meraih kinerja yang cukup baik di sepanjang 2017. Perusahaan telekomunikasi milik Pemerintah ini, berhasil membukukan laba bersih Rp22,15 triliun. Angka tersebut naik 14,41% dibandingkan laba bersih yang diperoleh pada tahun buku 2016, yang sebesar Rp19,35 triliun.
Disebutkan juga bahwa hingga akhir Desember 2017, pendapatan Perseroan meningkat 10,24% menjadi Rp128,25 triliun dibandingkan pendapatan setahun sebelumnya sebesar Rp116,33 triliun.
Adapun kas Perseroan pada 31 Desember 2017 turun dari Rp29,76 triliun menjadi Rp25,14 triliun. Sementara aset Perseroan tercatat naik menjadi Rp198,48 triliun dari sebelumnya sebesar Rp179,61 triliun.
PT Hutama Karya (Persero): Bidik Rp2,5 Triliun, HK Bakal Mengantarkan Dua Anak Usahanya ke Lantai Bursa
Hutama Karya akan mengantarkan dua anak usahanya ke lantai bursa. Dua entitas anak tersebut adalah PT Hakaaston yang bergerak di bidang kontruksi sipil aspal dan beton serta PT HK Realtindo yang bergerak di bidang properti.
Melalui skema initial public offering (IPO) dua perusahaan tersebut ditargetkan meraih dana segar hingga Rp2,5 triliun. Targetnya, dua perusahaan tersebut dapat tercatat pada akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun depan.
Saat ini Perseroan tengah mematangkan rencana IPO tersebut. Perseroan belum menetapkan porsi saham yang akan dilepas serta belum menentukan perusahaaan penjaminan emisi efek atau underwriter.
PT Pegadaian (Persero): Tumbuh 8,39%, Pegadaian Kantongi Pendapatan Sebesar Rp10,5 Triliun
Pegadaian berhasil mencatatkan kinerja positif di sepanjang tahun 2017. Perseroan berhasil meraup laba sebesar Rp2,5 triliun, atau naik 13,7% dibanding capaian tahun 2016 yang hanya Rp2,21 triliun.
Kenaikan laba Perseroan di dorong oleh kenaikan Outstanding Loan (OSL) menjadi Rp36,883 triliun dan pendapatan usaha sebesar Rp10,5 triliun. Adapun pendapatan usaha tahun lalu tercatat sebesar Rp10,5 triliun, tumbuh 8,39% dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 9,695 triliun.
Perseroan juga mencatat jumlah nasabah yang didominasi oleh nasabah berusia produktif atau di bawah 45 tahun dengan persentase sekitar 68%. Sedangkan dana yang tersedia sebesar Rp29,8 triliun. Guna meningkatkan pendapatan, Perseroan akan memperluas jangkauan layanan dengan digital service.
PT Asuransi BRI Life: BRI Life Targetkan Pencapaian Premi Hingga Rp6 Triliun
BRI Life, memiliki keyakinan bisa mencatatkan kinerja yang positif dengan memanfaatkan potensi pasar asuransi jiwa yang dinilai masih punya peluang untuk terus digali, pada tahun ini.
Perusahaan memiliki target yang lebih tinggi dari realiasi pada tahun 2017. Sepanjang tahun ini, BRI Life memasang target premi sebesar Rp6 triliun. Angka tersebut naik sekitar 50% dari realisasi premi yang didapat tahun 2017 lalu, yanga sebanyak Rp3,9 triliun.
Untuk mengejar target ini, BRI Life menyiapkan sejumlah strategi yang bakal dilakukan Perusahaan. Di antaranya menargetkan setidaknya memiliki 3.000 tenaga pemasar. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2017 lalu yang mencapai lebih dari 2.400 tenaga pemasar.(DD)