BRI Life Targetkan Pencapaian Premi Hingga Rp6 Triliun

ilustrasi
Direktur Utama BRI Life Rianto Djojosugito (tiga dari kiri) bersama jajaran Direksi BRI Life lainnya, dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu | Dok. BRI Life

PT Asuransi BRI Life atau BRI Life, memiliki keyakinan bisa mencatatkan kinerja yang positif dengan memanfaatkan potensi pasar asuransi jiwa yang dinilai masih punya peluang untuk terus digali, pada tahun ini.

Direktur Utama BRI Life Rianto Djojosugito mengatakan, Perusahaan memiliki target yang lebih tinggi dari realiasi pada tahun 2017. Sepanjang tahun ini, BRI Life memasang target premi sebesar Rp6 triliun. Angka tersebut naik sekitar 50% dari realisasi premi yang didapat tahun 2017 lalu, yanga sebanyak Rp3,9 triliun.

Untuk mengejar target ini, BRI Life menyiapkan sejumlah strategi yang bakal dilakukan Perusahaan. Di antaranya lewat penguatan infrastruktur teknologi informasi dan penguatan jaringan pemasaran in branch bancassurance.

“Lalu dengan penambahan tenaga pemasar untuk meningkatkan lagi penetrasi di pasar,” kata Rianto, seperti dikutip Kontan.co.id, Jumat (16/3/2018).

Pada tahun ini, Perusahaan menargetkan setidaknya memiliki 3.000 tenaga pemasar. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2017 lalu yang mencapai lebih dari 2.400 tenaga pemasar.

Dengan sejumlah strategi ini, diharapkan portofolio bisnis BRI Life juga bisa makin berkembang. Pasalnya, selama ini bisnis asuransi jiwa kredit masih mendominasi bisnis Perusahaan.

Sementara itu, dalam keterangan yang dilansir Republika.co.id, Jumat (16/3/2018), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat pendapatan industri asuransi jiwa nasional tumbuh sebesar 21,7%. Nilai tersebut empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal yang sama.

Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim, mengatakan bahwa hal tersebut dapat menjadi gambaran bahwa industri asuransi jiwa saat ini merupakan salah satu elemen penting dalam pilar perekonomian Indonesia. Di mana keseluruhan total pendapatan industri asuransi jiwa di kuartal keempat 2017 tumbuh positif.

Total pendapatan (income) industri asuransi jiwa pada kuartal keempat 2017 tercatat tumbuh sebesar 21,7% menjadi Rp254,22 triliun dibandingkan periode yang sama pada 2016 sebesar Rp208,92 triliun.

“Total pendapatan premi merupakan kontributor terbesar atas total pendapatan industri (income) industri asuransi jiwa, yakni sebesar 77,0%,” ujar Hendrisman.

Dijelaskan, bahwa total pendapatan premi juga tumbuh sebesar 17,2% dari Rp167,04 triliun di tahun 2016 menjadi Rp195,72 triliun pada kuartal keempat tahun 2017. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya total premi bisnis baru dan premi lanjutan masing-masing sebesar 22,4% dan 8,4%.(DD)