Korporasi Sepekan: Selama 2018 KAI Angkut 424 Juta Penumpang, PELNI Layani 3,6 Juta Orang

ilustrasi
Salah satu keramahan PT KAI terhadap penumpang | Dok. PT KAI

Di minggu kedua bulan Januari, terdapat pencapaian yang berhasil ditorehkan oleh beberapa perusahaan khususnya perusahaan pelat merah. Dari perusahaan layanan angkutan penumpang misalnya, mengumumkan hasil capaian pelayanan dalam mengangkut penumpang di tahun 2018 lalu yang tercatat naik dibandingkan tahun sebelumnya.

Adapun perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi juga berhasil mencatatkan pencapaian kontrak baru yang naik di 2018 dibandingkan tahun 2017. Sementara, beberapa perusahaan BUMN lainnya pun mengumumkan aksi korporasi dan pencapaian mereka baik dari sisi kinerja maupun prestasi. 

PT Kereta Api Indonesia (Persero): 2018, KAI Berhasil Angkut 424,68 Juta Penumpang

KAI mencatat selama setahun, yakni periode Januari - Desember 2018, telah mengangkut 424.683.403 penumpang atau naik sebesar 8% dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 394.134.634 penumpang. Di tahun 2019, KAI menargetkan melayani 435.496.082 penumpang atau naik sebesar 2,5% dibanding tahun 2018.

Pada tahun 2018 juga, sebagai bentuk peningkatan pelayanan kepada pelanggan, KAI telah meluncurkan berbagai kereta api (KA) baru serta sarana kereta Eksekutif New Image (Stainless Steel) dan kereta Ekonomi Premium (Stainless Steel).

Sejumlah KA yang dirilis pada tahun 2018 kemarin yaitu KA Solo Ekspres (Kutoarjo-Solo), KA Bandara Internasional Minangkabau, KA Kuala Stabas Premium (Tanjungkarang-Baturaja), LRT Sumatera Selatan, KA Prabujaya (Kertapati-Prabumulih), KA Joglosemarkerto (Yogyakarta-Solo Balapan-Semarang Tawang-Purwokerto), KA Galunggung (Kiaracondong-Tasikmalaya), dan perpanjangan Rute KA Wijayakusuma dari sebelumnya Cilacap-Solo menjadi Cilacap-Banyuwangi.

PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero): Naik 2,86%, PELNI Layani Sebanyak 3,622 Juta Orang di 2018

PELNI menunjukkan kinerja positif di 2018 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perseroan berhasil mencatatkan volume pengguna kapal PELNI secara keseluruhan di tahun 2018 mencapai 3,622 juta orang, tahun 2017 pelanggan PELNI 3,431 juta orang atau naik 2,86%.

Sementara untuk angkutan barang tercapai 88.290 ton m3, naik 118%. Angkutan kontainer 15.568 teus, naik 105%, kendaraan 9.394 unit, naik 135%. Adapun kekuatan armada PELNI, naik cukup signifikan, pada Angkutan Nataru, PELNI mengoperasikan 26 armada trayek Nusantara dan 46 trayek kapal perintis dengan 52 unit kapal.

Pada angkutan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 (Nataru) yang berlangsung selama 22 hari sejak 18 Desember 2018 hingga Senin (31/12-2018) pukul 23.50 WIB, pelanggan PELNI mencapai 258.390 penumpang, tahun lalu 209.222 atau naik 7,5% dibanding tahun 2017.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk: Lampaui Target, ADHI Karya Bukukan Kontrak Baru Rp24,8 Triliun

Adhi Karya (ADHI) berhasil melampaui target perolehan kontrak baru di 2018 yang ditargetkan mencapai Rp23,3 triliun. Target tersebut sukses di capai bahkan dilampaui, sepanjang tahun 2018, ADHI berhasil mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp24,8 triliun.

Untuk tahun 2019, Perseroan menargetkan pertumbuhan perolehan kontrak baru yang cenderung konservatif yaitu sekitar 5%. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi politik yang belum dapat diprediksi menjelang pemilu 2019. Bila dihitung, maka target perolehan kontrak baru di tahun ini sebesar Rp26,04 triliun.

Adapun fokus investasi ADHI di tahun 2019 masih berada di proyek jalan tol, air, dan properti. Namun demikian Perseroan juga akan mengkaji potensi investasi di sektor lain, seperti bandar udara.

PT PP Presisi Tbk: Lampaui Target, PP Presisi Bukukan Kontrak Baru Rp5,2 Triliun

PP Presisi (PPRE) membukukan kontrak baru Rp5,2 triliun pada 2018 atau melampaui target senilai Rp5,0 triliun. Di mana yang terbaru, Perseroan mendapatkan tambahan kontrak baru Rp758,5 miliar pada Desember 2018.

Kontrak baru di Desember tersebut, berasal dari civil work dan ready mix pelabuhan Patimban, pekerjaan civil work pelabuhan dan jalan akses pabrik kertas OKI, formwork Darmo Hill, TOD Pondok Cina Depok, The Park Sawangan, serta kontrak eksplorasi tambang batu bara di Kalimantan Timur.

Dengan tambahan pekerjaan tersebut, total kontrak baru yang dikantongi Perseroan sepanjang Januari - Desember 2018 senilai Rp5,2 triliun. Pencapaian itu melampaui 4% target Rp5,0 triliun pada 2018. Perolehan kontrak baru tahun 2018 masih didominasi oleh mining services dan civil work sebesar 77,1% di susul oleh ready mix 9,8%, foundation 5,3%, formwork 4,5%, serta heavy equipment rental dan erector sebesar 3,3%.

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk: Semen Baturaja Bukukan Pertumbuhan Volume Penjualan 24%

Semen Baturaja (SMBR) berhasil membukukan pertumbuhan volume penjualan dua digit secara tahunan sepanjang Januari - Desember 2018 sebesar 2,17 juta ton. Pencapaian itu tumbuh 24% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 1,76 juta ton.

Perseroan berhasil melampaui pertumbuhan industri semen dalam negeri. Pasalnya, volume penjualan industri berada di kisaran 5% pada 2018. Pertumbuhan volume penjualan Semen Baturaja tahun ini merupakan salah satu yang tertinggi di industri.

Di mana, volume penjualan Perseroan tercatat sebesar 220.737 ton pada Desember 2018. Realisasi tersebut naik 22% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan volume penjualan tersebut berhasil melampaui pertumbuhan demand di seluruh wilayah pemasaran Perseroan.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk: Tumbuh 14,2%, BNI Catat Volume Transaksi Remitansi USD85,3 Miliar

Bank BNI (BBNI) mencatatkan volume transaksi remitansi sebesar USD85,3 miliar per Desember 2018, di mana volume tersebut tumbuh sebesar 14,2 % secara year on year (yoy).

Untuk lebih meningkatkan volume transaksi dan juga kualitas layanan remitansinya di tahun 2019, BNI melakukan lompatan dengan bergabung menjadi member eksklusif Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication - Global Payment Innovation (SWIFT GPI). BNI tercatat menjadi pioneer atau bank pertama yang “Go Live” SWIFT GPI di Indonesia sejak 8 Januari 2019.

Sebagai anggota SWIFT GPI, BNI dapat memberikan pelayanan transaksi keuangan antar negara secara lebih cepat, lebih transparan, dan jauh lebih mudah melacak posisi transaksi pembayaran yang dilakukan. Itu dimungkinkan karena SWIFT GPI menerapkan kode referensi UETR (Unique End to End Transaction Reference) yang dapat dimonitor, sehingga keberadaan transaksi dapat terlacak keberadaannya secara real time.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero): Anak Usaha PLN Akuisisi 51% Perusahaan Batu Bara

PLN melalui anak usahanya yakni PT PLN Batubara Investasi mengakuisisi kepemilikan saham 51% PT Banyan Koalindo Lestari (BKL). PT Optima Persada Energi (OPE) dan PT Aquela Pratama Indonesia (API) menandatangani akta pengambilalihan saham dengan PT PLN Batubara Investasi pada 8 Januari 2019.

OPE dan API merupakan perusahaan terkendali PT Atlas Resources Tbk (ARII). OPE memiliki saham Banyan sebesar 99,99% sementara API memegang saham Banyak sebanyak 0,01%.

Dengan akuisisi ini, PLN Batubara Investasi kini menjadi pengendali di Banyan dan memegang saham seri B. Sedangkan saham seri A dipegang Optima Persada Energi dan Aquela Pratama Indonesia.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk: Tahun Lalu, BRI Berhasil Menyalurkan KUR Rp80,2 Triliun

Bank BRI (BBRI) berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan total Rp80,2 triliun kepada 3,9 juta pelaku UMKM di seluruh Indonesia sepanjang tahun 2018.

Pencapaian ini menjadikan Bank BRI sebagai penyalur KUR terbesar di Indonesia dengan portofolio 64,9% dari total target penyaluran KUR nasional 2018 sebesar Rp123,56 triliun. Jika ditotal sejak 2015 hingga 2018, Bank BRI telah berhasil menyalurkan KUR senilai Rp235,4 triliun kepada 12,6 juta pelaku UMKM.

Capaian ini membuktikan bahwa Bank BRI turut mendorong ekonomi kerakyatan di Indonesia dengan langsung menyentuh grassroot. Keberhasilan Bank BRI menjadi penyalur KUR terbesar di Indonesia tak lepas dari peranan para tenaga pemasar KUR BRI. Saat ini tercatat BRI memiliki 13.121 tenaga pemasar yang fokus untuk menyalurkan KUR.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk: Kelebihan Modal Rp35 Triliun, Mandiri Berencana Akuisisi Perusahaan Jasa Keuangan

Bank Mandiri (BMRI) memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang melebihi kebutuhan atau sekitar Rp30 triliun – Rp35 triliun. Kelebihan modal ini rencananya akan digunakan untuk membiayai ekspansi dengan melakukan akuisisi perusahaan jasa keuangan.

Saat ini posisi CAR Bank Mandiri mencapai 21%. Menurut hitung-hitungan Perseroan, kebutuhan Bank Mandiri hanya di kisaran 16,5%-17% untuk menopang kebutuhan ekspansi. Artinya, ada sekitar 4% atau setara Rp30 triliun - Rp35 triliun kelebihan modal Perseroan yang tidak terpakai.

Dana tersebut nantinya memang akan digunakan untuk keperluan aksi korporasi. Salah satunya untuk mengakuisisi perusahaan di bidang keuangan. Saat ini, Bank Mandiri memang tengah berusaha untuk mencari perusahaan untuk dijadikan anak usaha di bidang jasa keuangan yang memiliki bisnis pelengkap bagi Perseroan. Namun, bisnisnya harus tidak sama dengan segmen dan produk dari Bank Mandiri, atau hanya akan menjadi sebagai complementary business Perseroan.

PT Pertamina (Persero): Pertamina Raih Tiga Penghargaan Sekaligus dalam Sustainable Business Awards Indonesia 2018

Pertamina meraih tiga penghargaan sekaligus dalam Sustainable Business Awards (SBA) Indonesia 2018. Tiga penghargaan tersebut yaitu, Best Energy Management, Special Recognition, Stakeholder Engagement & Materiality, dan Special Recognition, Stakeholder Engagement & Materiality.

Pertamina mengklaim, bahwa tiga penghargaan yang diterima tersebut merupakan salah satu bukti bahwa eksistensi Pertamina diakui stakeholders. Seperti dari penghargaan Best Energy Management misalnya, Pertamina terus berusaha untuk mencapai target bauran energi baru dan terbarukan (31% dari total energi pada tahun 2050). Dari penghargaan ini juga menunjukkan bahwa

SBA sendiri adalah sebuah penghargaan yang diberikan kepada pelaku bisnis di seluruh dunia dan telah berlangsung di enam negara. SBA bertujuan untuk meningkatkan kesadaran praktik bisnis berkelanjutan serta mendemonstrasikan berbagai manfaat dari bisnis tersebut. Tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan, melainkan lingkungan dan seluruh pemangku kepentingan.(DD)