Lampaui Target, PP Presisi Bukukan Kontrak Baru Rp5,2 Triliun

ilustrasi
Salah satu proyek yang digarap PP Presisi | Dok. PP Presisi

PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan kontrak baru Rp5,2 triliun pada 2018 atau melampaui target senilai Rp5,0 triliun. Di mana yang terbaru, Perseroan mendapatkan tambahan kontrak baru Rp758,5 miliar pada Desember 2018.

Kontrak baru di Desember tersebut, berasal dari civil work dan ready mix pelabuhan Patimban, pekerjaan civil work pelabuhan dan jalan akses pabrik kertas OKI, formwork Darmo Hill, TOD Pondok Cina Depok, The Park Sawangan, serta kontrak eksplorasi tambang batu bara di Kalimantan Timur.

Dengan tambahan pekerjaan tersebut, total kontrak baru yang dikantongi Perseroan sepanjang Januari - Desember 2018 senilai Rp5,2 triliun. Pencapaian itu melampaui 4% target Rp5,0 triliun pada 2018.

Perolehan kontrak baru tahun 2018 masih didominasi oleh mining services dan civil work sebesar 77,1% di susul oleh ready mix 9,8%, foundation 5,3%, formwork 4,5%, serta heavy equipment rental dan erector sebesar 3,3%.

Sejalan dengan pencapaian tersebut, Direktur Keuangan PP Presisi, Benny Pidakso, mengatakan optimistis mencapai target kontrak baru Rp5,5 triliun - Rp6,0 triliun pada 2019. Nilai itu naik 10% - 15% dari realisasi 2018.

Untuk mencapai target tersebut, Benny mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi. Salah satunya memperkuat sinergi dengan entitas induk, PT PP (Persero) Tbk (PTPP), melalui pengerjaan semua kontrak.

“Seiring dengan kontrak-kontrak baru yang diperoleh PP pada kuartal IV/2018 yang akan di-drowdon kepada kami pada 2019 serta kontrak-kontrak baru yang diperoleh pada 2019,” ujar Benny, dalam keterangannya yang dilansir, Selasa (8/1/2019).

Selain itu, dia mengungkapkan Perseroan akan menggarap terbukanya captive market pembangunan gedung dan infrastruktur dari holding maupun anggota dari Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perumahan dan Kawasan.

Selanjutnya, PPRE akan mendorong entitas anak, PT Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA), untuk mengembangkan lini bisnis jasa pertambangan sebagai diversifikasi usaha yang masih berbasis alat berat. Di samping itu, diversifikasi ke bidang soil improvement lewat ekspansi anorganik juga bakal ditempuh perseroan.

“Dengan strategi tersebut, PPRE optimistis dapat memenuhi harapan PP untuk dapat berkontribusi sebesar 11% terhadap total nilai pekerjaan baru tahun ini,” imbuh Benny.

Benny menyatakan, PPRE akan menyasar proyek-proyek strategis nasional mulai dari konektivitas seperti bandar udara, pelabuhan, dan jalan tol. Kemudian, Perseroan juga mengincar proyek sarana penunjang swasembada pangan seperti bendungan dan irigasi. Untuk pekerjaan erector, pihaknya juga menargetkan pembangunan pembangkit listrik.

Dari sisi pembentukan Holding BUMN Karya, PPRE juga mengincar pembangunan perumahan dan kawasan seiring adanya peningkatan captive market bagi Perseroan. Adapun, proyek pembangunan gedung milik swasta turut menjadi incaran. Terakhir, Perseroan juga mengincar proyek jasa pertambangan sejalan dengan peningkatan harga batu bara dan mineral.(DD)