Dua Bank Syariah Gelar IPO, BNI jadi Bank Pertama Terapkan Blockchain

ilustrasi
Bank BNI kembali merangkul perusahaan fintech | Dok. Bank BNI

Minggu kedua di bulan Mei 2018, terdapat beberapa aksi korporasi dari dua bank syariah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan melepas saham mereka ke publik. Begitupun dengan salah satu bank terbesar di Indonesia yang menjadi bank pertama yang menggunakan teknologi baru untuk meningkatkan pelayanan terhadap nasabahnya.

Selain itu, sederet korporasi masih berkutat pada hasil pencapaian mereka sepanjang kuartal I-2018, yang mampu menorehkan hasil yang mengesankan. Beberapa diantaranya behasil mencatatkan raihan laba yang cukup signifikan dan mampu menorehkan hasil positif.

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk: Resmi IPO, BTPN Syariah Tawarkan 770.370.000 Saham Baru

BTPN Syariah resmi mencatatkan saham (listed) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 8 Mei 2018. Perseroan menawarkan 770.370.000 saham baru atau 10% dari modal yang ditempatkan dan disetor. Perseroan juga telah melepas sebanyak 0,35% dari jumlah saham yang ditawarkan melalui IPO kepada karyawan melalui program Employee Stock Allocation (ESA).

Ditetapkan dengan harga Rp 975 per saham melalui IPO, Perseroan meraih dana Rp751 miliar sebelum dikurangi biaya emisi saham. Selama masa penawaran umum pada tanggal 27 April  – 2 Mei 2018, respons dari investor publik sangat positif di mana saham BTPN Syariah mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 1,7 kali dari total saham yang ditawarkan atau senilai 1,31 miliar lembar saham dibandingkan dari 770 juta lembar saham yang ditawarkan.

Dana yang diperoleh pada proses ini akan digunakan untuk meningkatkan volume pembiayaan terhadap segmen nasabah prasejahtera produktif yang telah menjadi fokus bisnis Perseroan selama tujuh tahun terakhir.

PT Bank BRISyariah Tbk: Lepas 2,62 Miliar Lembar Saham, BRISyariah Raih Dana Rp1,33 Triliun dari IPO

BRISyariah resmi mencatatkan diri sebagai emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Initial Public Offering (IPO) pada Rabu, 9 Mei 2018. Dalam perdagangan saham perdananya tersebut, harga saham BRIS langsung naik 19,6% menjadi Rp 610 per saham.

BRISyariah merupakan anak usaha BUMN di bidang syariah yang pertama melaksanakan penawaran umum saham perdana. Anak perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, ini meIepas 2,62 miliar Iembar saham baru atau sebesar 27% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Dari IPO ini, BRISyariah meraup dana sebesar Rp1,33 triliun. Sekitar 80% diantaranya akan digunakan untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan. Sisanya 12,5% untuk pengembangan sistem Teknologi Informasi serta 7,5% untuk pengembangan jaringan kantor cabang di seluruh Indonesia.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk: Gandeng Perusahaan Fintech, BNI Jadi Bank Pertama yang Terapkan Teknologi Blockchain

BNI memanfaatkan teknologi blockchain untuk meningkatkan kinerja bisnis perbankan untuk produk trade finance dan remittance. Saat ini BNI merupakan perbankan pertama di Indonesia yang akan menerapkan teknologi blockchain.

Teknologi blockchain merupakan teknologi yang menggunakan konsep distributed ledger yang memungkinkan data terdistribusi pada setiap titik yang terhubung di dalamnya dengan efisien dan akuntabel, sehingga semua pihak yang termasuk anggota blockchain dapat melakukan pertukaran data secara real time. Teknologi blockchain menjadi salah satu solusi tepat yang dapat diterapkan pada industri perbankan.

Diharapkan teknologi blockchain ini dapat meningkatkan transaksi dan pendapatan BNI secara signifikan, khususnya pada transaksi trade finance dan remittance serta menjadi solusi perbankan di tengah persaingan era digital.

PT Mitra Adiperkasa Tbk: Bukukan Laba di 2017, Pengelola SOGO Tebar Dividen Sebesar Rp66,15 Miliar

Mitra Adiperkasa memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp66,15 miliar atau setara 19,77% dari laba bersih 2017, yang tertuang pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Senin, 7 Mei 2018.

Dividen tersebut akan dibagikan kepada pemegang 1,65 miliar saham, dengan nilai dividen setara Rp 40 per saham. Pada tahun 2017 lalu, perusahaan dengan kode saham MAPI ini, membukukan laba bersih sebesar Rp334,65 miliar. Jumlah dividen yang disebar tahun ini lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 25 per saham atau 20% dari laba bersih.

Perusahaan juga mengumumkan raihan kinerja positif yang berhasil dibukukan pada kuartal I-2018. Di mana pendapatan Perusahaan tercatat naik sebesar 19% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Selain itu, laba usaha Perusahaan juga tercatat naik 36% dari Rp183 miliar menjadi Rp248 miliar per Maret 2018. Sebagai konsekuensi dari transformasi tersebut, Perusahaan melakukan write off agar mencapai pertumbuhan optimal dan efisien.

PT Prodia Widyahusada Tbk: Laba Tumbuh 71,1% di 2017, Prodia Tebar Dividen Rp60,32 Miliar

Prodia membagikan dividen tunai sebesar Rp60,32 miliar atau 40% dari laba bersih Perseroan untuk tahun buku 2017. Jumlah pembagian dividen tunai tersebut setara dengan Rp 64,34 per lembar saham.

Jumlah pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2017 ini lebih tinggi Rp33,88 miliar atau naik sekitar 56,16% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2016, Perseroan membagikan dividen tunai sebesar Rp26,44 miliar atau setara dengan 30% dari laba bersih Perseroan untuk tahun buku 2016.

Pada tahun 2017, Perseroan berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 71,1% menjadi Rp150,80 miliar. Kenaikan laba bersih Perseroan pada tahun 2017 salah satunya ditopang oleh peningkatan pendapatan bersih Perseroan yang meningkat menjadi Rp1.466,01 miliar atau tumbuh sebesar 7,90% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1.358,66 miliar.

PT Wijaya Karya Beton Tbk: Hingga April 2018, WIKA Beton Kantongi Kontrak Baru Sebesar Rp2,05 Triliun

WIKA Beton mencatatkan kinerja yang posisitif dengan membukukan kontrak baru sebesar Rp2,05 triliun hingga akhir April 2018. Pencapaian tersebut setara 27,1% dari total target Perusahaan tahun ini yang mencapai Rp7,56 triliun.

Dibanding periode sama tahun 2017, pencapaian kontrak baru tersebut tumbuh 15,5%. Empat bulan pertama tahun lalu, Perusahaan membukukan kontrak anyar Rp1,8 triliun.

Sebagian besar pencapaian kontrak anyar selama empat bulan pertama itu masih didominasi dari pihak swasta dengan kontribusi sekitar 55%. Pelanggan yang ditangani WTON memang lebih dominan swasta dibandingkan BUMN, Wika Group maupun Pemerintah.

PT Pupuk Indonesia (Persero): Lampaui Target Hingga 150,2%, Pupuk Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp3,08 Triliun di 2017

Pupuk Indonesia berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp3,08 triliun sepanjang 2017, atau melebihi target yang telah ditetapkan Perusahaan yakni sebesar Rp2,05 triliun.

Capaian ini berhasil melampaui target laba yang ditetapkan pemegang saham sebesar 150,2% dari target RKAP dengan total pendapatan mencapai Rp58,96 triliun. Perolehan laba tersebut sebenarnya masih lebih rendah dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp3,53 triliun.

Sementara itu, Perusahaan juga tercatat berhasil menyalurkan 9,3 juta ton pupuk untuk sektor PSO (Public Service Obligation) dengan rincian 4,1 juta ton urea, 2,68 juta ton NPK, 851 ribu ton SP36, 961 ribu ton ZA dan 688 ribu ton pupuk organik. Jumlah penyaluran PSO ini naik dari 9,18 juta ton di tahun 2016. Sedangkan penjualan ke sektor non subsidi mencapai 2,19 juta ton.

PT Pelabuhan Indonesia III (Persero): Kuartal I-2018, Pelindo III Bukukan Pertumbuhan Pendapatan Menjadi Rp2,31 Triliun

Pelindo III berhasil membukukan kenaikan kinerja di akhir kuartal I-2018, dengan mencatatkan laba usaha sebesar Rp912,7 miliar. Naiknya laba usaha ini didorong dengan adanya kenaikan pendapatan yang lebih tinggi 16,67% dari pendapatan sebelumnya di periode yang sama, yakni sebesar Rp1,98 trilliun.

Pelindo III yang mengelola 46 pelabuhan seperti Tanjung Perak dan Maumere di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, serta Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Timur (NTT) ini mencatat pendapatan usaha Rp2,31 triliun.

Dengan kenaikan pendapatan, Pelindo III meraup laba usaha Rp912,7 miliar di akhir kuartal I-2018, naik 37% dibanding perolehan setahun sebelumnya yang sebesar Rp665 miliar.

PT Sharp Electronics Indonesia: Kulkas SHARP Kantongi Sertifikat Halal dari MUI

Sharp Indonesia baru saja mendapatkan label sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk produk lemari es (kulkas) dan stand freezer. Kulkas dan stand freezer dipilih untuk diberi label sertifikat halal karena kedua produk ini bersentuhan langsung dengan makanan.

Tidak ada perbedaan pada proses pembuatan maupun komponen produk kulkas dan stand freezer produksi SHARP, sebelum dan sesudah disertifikasi halal. Demikian juga, lanjutnya, dengan produk lain keluaran SHARP.

Butuh waktu satu bulan bagi MUI untuk menetapkan sertifikat halal pada produk kulkas dan stand freezer. Yang dinilai antara lain standar material, proses produksi, dan alat produksi kulkas dan freezer.

PT Pelita Air Service: Naik 552%, Pelita Air Mencatatkan Laba Bersih Tahun 2017 Sebesar USD2,7 Juta

Anak usaha Pertamina, Pelita Air berhasil membukukan kinerja keuangan yang cukup signifikan untuk tahun buku 2017 dengan perolehan laba bersih sebesar USD2,7 juta atau meningkat 552% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai USD0,48 juta. Tidak hanya itu, tingkat kesehatan Perusahaan pun meningkat, dari sebelumnya dengan Sehat A menjadi Sehat AA.

Ada beberapa aspek yang mendorong peningkatan laba yang mencapai 552%. Di antaranya produktivitas SDM meningkat dan aset-aset produktif PT PAS bekerja dengan baik.

Pendapatan yang telah diaudit naik 6% menjadi USD56,54 juta dibanding pendapatan audit pada 2016 USD53,34 juta. Beban pokok pendapatan juga naik dari sebelumnya USD45,36 juta menjadi USD47,78 juta. Kinerja operasional dan HSE PT PAS tahun 2017 yang juga mengalami peningkatan. Secara jam terbang realisasi 2016 hanya 9.286 dan tahun 2017 meningkat menjadi 10.525.

PT Indosat Ooredoo Tbk: Tumbuh 2,8%, Indosat Bukukan Laba Bersih Rp1,13 Triliun untuk Tahun Buku 2017

Indosat menjabarkan perihal keberhasilan Perusahaan dalam mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,13 triliun di tahun 2017 atau tumbuh 2,8% dibanding tahun sebelumnya. Perusahaan juga membagikan dividen sebesar Rp 73 per lembar saham atau setara dengan Rp385 miliar.

Indosat berhasil mencatatkan laba bersih tahun buku 2017 sebesar Rp1,13 triliun atau tumbuh 2,8% dibanding tahun sebelumnya. Laba operasional naik 2,8% atau mencapai Rp4 triliun, berkat inisiatif efisiensi yang dijalankan Perusahaan.

Seiring dengan meningkatnya trafik data Indosat yang mencapai 120%, pendapatan Indosat tumbuh 40,2% menjadi Rp14,5 triliun pada 2017. Peningkatan ini seiring dengan pelanggan Indosat yang menggunakan smartphone mencapai 73 juta pelanggan. Kontribusi pendapatan data mendominasi pendapatan Indosat 59%. Pengguna 4G Indosat mencapai 45% dari total pelanggan Indosat.

PT Pupuk Sriwidjaja: Tambah Kapasitas Produksi, Pusri Bangun Pabrik NPK Senilai Rp521 Miliar

Pusri Palembang baru saja melakukan groundbreaking proyek pabrik NPK senilai Rp521 miliar. Langkah yang dilakukan anak usaha Pupuk Indonesia ini, dalam rangka menambah kapasitas produksi NPK untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.

Proyek ini dibangun melalui sinergi BUMN, di mana WIKA terpilih sebagai kontraktor dari proyek senilai Rp521 miliar dengan target selesai pada September 2019.

Dasar pemikiran penambahan kapasitas NPK yaitu potensi pasar NPK di Indonesia yang terbilang masih sangat besar. Saat ini kebutuhan NPK domestik diperkirakan sekitar 9,2 juta ton, sedangkan kapasitas produksi Pupuk Indonesia baru sekitar 3,3 juta ton, dan swasta lainnya baru sekitar 3 juta ton.

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk: Tumbuh 35,4%, Bank Muamalat Kantongi Laba Bersih Rp16,60 Miliar

Bank Muamalat membukukan kinerja positif pada Maret 2018 dengan mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 35,4% secara year on year (yoy), dari Rp12,27 miliar pada Maret 2017 menjadi Rp16,60 miliar.

Kenaikan tersebut ditunjang oleh kinerja positif dari pembiayaan yang tumbuh sebesar 5,7% (yoy) dari posisi Rp39,60 triliun menjadi Rp41,86 triliun pada Maret 2018.

Akad Murabahah mendominasi penyaluran pembiayaan. Porsinya sebesar 48% atau senilai Rp20,18 triliun atau tumbuh 15,96% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan berbasis komisi atau (Fee Based Income/FBI) terutama dari penjualan surat berharga berkontribusi pada kenaikan laba operasional Bank.

PT Bank Sahabat Sampoerna: Naik 14%, Bank Sampoerna Bukukan Laba Bersih Rp14,4 Miliar

Bank Sampoerna berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp14,4 miliar pada kuartal I/2018, atau naik 14% dibandingkan periode sama tahun lalu. Pertumbuhan ini menunjukkan membaiknya kinerja Perseroan di tengah fluktuasi situasi makro ekonomi.

Kredit Perseroan ke Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tumbuh 16% per Maret tahun ini. Hal itu, menurutnya, menjadi sumber pertumbuhan kredit secara keseluruhan.

Dengan begitu, total pinjaman Perseroan di kuartal I/2018 menjadi Rp6,4 triliun. Jumlah itu meningkat dibandingkan  dengan periode sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp6,2 triliun.(DD)