Naik 14%, Bank Sampoerna Bukukan Laba Bersih Rp14,4 Miliar

ilustrasi
Nasabah Bank Sampoerna tengah melakukan transaksi | Dok. Bank Sampoerna

PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp14,4 miliar pada kuartal I/2018, atau naik 14% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah menyatakan, pertumbuhan menunjukkan membaiknya kinerja Perseroan di tengah fluktuasi situasi makro ekonomi. “Peningkatan laba bersih ini ditopang tidak hanya oleh peningkatan pendapatan bunga bersih, namun juga oleh pendapatan operasional selain bunga,” jelasnya, seperti dikutip Republika.co.id, Sabtu (12/5/2018).

Ali menambahkan, penyaluran kredit Perseroan ke Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tumbuh 16% per Maret tahun ini. Hal itu, menurutnya, menjadi sumber pertumbuhan kredit secara keseluruhan. “Probiz, produk pinjaman cepat dan fleksibel Bank Sampoerna menjadi salah satu pendorongnya. Maka porsi kredit UMKM Sampoerna sebesar 79% dari total seluruh kredit Bank,” ujar Ali.

Dengan begitu, lanjut Ali, total pinjaman Perseroan di kuartal I/2018 menjadi Rp6,4 triliun. Jumlah itu meningkat dibandingkan  dengan periode sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp6,2 triliun. “Pertumbuhan kredit ini tentunya dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. NPL (Non performing Loan) tercatat pada tingkat 3,0% atau relatif tidak berubah dibandingkan tahun sebelumnya,” tuturnya.

Sedangkan pendapatan bunga bersih Bank Sampoerna pada kuartal I/2018 mencapai Rp150,2 miliar atau meningkat 17% dibandingkan periode serupa tahun lalu. Peningkatan itu, menurutnya tidak lepas dari pengelolaan beban bunga.

“Selain terdapat kecenderungan penurunan suku bunga. Bank berhasil meningkatkan dana murah pihak ketiga dalam bentuk giro dan tabungan berturut-turut sebesar 27% dan 15% dibandingkan kondisi pada tahun sebelumnya,” jelas Ali.

Sementara itu, dalam keterangan yang dilansir Bisnis.com, Sabtu (12/5/2018), Chief Financial Officer Bank Sampoerna, Henky Suryaputra, menambahkan bahwa untuk total DPK tumbuh 12% menjadi sebesar Rp7,3 triliun.

“Peningkatan DPK yang lebih pesat dari pertumbuhan penyaluran kredit menjadikan rasio pinjaman terhadap total simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di level 87,6% pada Maret 2018 dibandingkan sebesar 93,1% pada tahun sebelumnya. Tingkat LDR ini dipandang cukup baik mengingat fluktuasi kondisi ekonomi di Indonesia,” jelas Henky.

Sejalan dengan itu, pendapatan berbasis komisi (fee based income) Bank Sampoerna pada kuartal ini tumbuh sangat signifikan menjadi Rp9,9 miliar.

“Potensi untuk meningkatkan pendapatan berbasis fee ini masih akan berlanjut hingga kuartal berikutnya, seiring dengan semakin banyaknya potensi pasar yang kebutuhannya dapat didukung oleh Bank Sampoerna,” lanjut Henky.

Sementara itu pengembangan produk Probiz dan penyaluran kredit ke sektor UMKM akan terus diselaraskan perseroan dengan kebutuhan pasar demi memajukan perekonomian di Indonesia.(DD)