PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) membagikan dividen tunai sebesar Rp60,32 miliar atau 40% dari laba bersih Perseroan untuk tahun buku 2017. Jumlah pembagian dividen tunai tersebut setara dengan Rp 64,34 per lembar saham.
Jumlah pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2017 ini lebih tinggi Rp33,88 miliar atau naik sekitar 56,16% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2016, Perseroan membagikan dividen tunai sebesar Rp26,44 miliar atau setara dengan 30% dari laba bersih Perseroan untuk tahun buku 2016.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan, Perseroan berkomitmen untuk selalu memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan termasuk pemegang saham.
“Kinerja Perseroan yang baik pada tahun 2017 memungkinkan kami untuk memberikan dividen sebesar 40% dari laba bersih Perseroan untuk tahun buku 2017. Sejak menjadi perusahaan terbuka pada 7 Desember 2016 lalu, kami berkomitmen untuk selalu memberikan nilai tambah bagi pemegang saham Perseroan melalui inovasi berkelanjutan yang mengedepankan peningkatan nilai bagi pelanggan dan reputasi perusahaan,” tutur Dewi, dalam keterangan tertulisnya yang dilansir laman Perseroan, Senin (7/5/2018).
Pada tahun 2017, Perseroan berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 71,1% menjadi Rp150,80 miliar. Kenaikan laba bersih Perseroan pada tahun 2017 salah satunya ditopang oleh peningkatan pendapatan bersih Perseroan yang meningkat menjadi Rp1.466,01 miliar atau tumbuh sebesar 7,90% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1.358,66 miliar.
Pertumbuhan pendapatan bersih Perseroan pada tahun 2017 ditunjang oleh peningkatan pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan yang terdiri dari pelanggan individu, referensi dokter, referensi pihak ketiga, dan klien korporasi. Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang masing-masing sebesar 33,3% dan 32,1% kepada pendapatan Perseroan. Sedangkan, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sebesar 18,3% dan 16,2% terhadap pendapatan Perseroan.
EBITDA Perseroan pun meningkat 14,3% dari Rp209,07 miliar pada tahun 2016 menjadi Rp239,05 miliar pada tahun 2017. Pada tahun 2017, jumlah pemeriksaan mencapai 15,1 juta dan jumlah kunjungan mencapai 2,5 juta. Berdasarkan survey dari IMS Health 2017, market share Prodia juga berhasil meningkat menjadi 38,5% untuk kategori laboratorium kesehatan swasta di Indonesia.
“Berbagai inisiatif dan kebijakan strategis yang kami lakukan bertujuan untuk mendukung kinerja Perseroan agar terus tumbuh secara berkelanjutan sehingga kami dapat mempertahankan posisi sebagai market leader di industri laboratorium klinik di Indonesia serta dapat memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan. Kami ingin terus melayani masyarakat Indonesia dengan layanan pemeriksaan kesehatan yang terbaik,” tegas Dewi.
Pada awal tahun 2018, Perseroan telah membuka cabang di Sorong, Papua Barat dan Bogor. Perseroan juga telah menghadirkan layanan Laboratorium Patalogi Anatomik yang terintegrasi dengan molecular pathology untuk mendukung precision medicine serta layanan sitogenetik yang berfungsi memenuhi kebutuhan pemeriksaan genetik atau analisis kromosom.(DD)