Ekspansi Pindad di Pasar Ekspor

ilustrasi
ilustrasi | Annualreport.id

Perjuangan untuk keluar dari keterbatasan yang terus dilakukan PT Pindad (Persero), tidak sia-sia. Setidaknya sejak awal 2017 produk industri pertahanan Indonesia kembali dilirik bangsa lain. Negara timur tengah, Uni Emirat Arab (UEA) contohnya, telah menandatangani MoU dengan Pindad mengenai kesiapan negaranya dalam pembelian beberapa produk dari Pindad.

"Dari UEA, Pindad sudah MoU soal pembelian senjata dan tank boat," kata Deputi Bidang Industri Pertambangan, Industri Strategis dan media Kementerian BUMN‎ Fajar Harry Sampurno‎ kepada Liputan6.com pada suatu hari Jumat (10/3/2017).

UEA, kata Harry, menjadi salah satu negara langganan Indonesia yang membeli produk-produk karya anak bangsa. Tercatat, UEA juga telah membeli pesawat dari PT Dirgantara Indonesia (Persero) untuk jenis CN235.

Dengan Pindad, MoU yang sudah dilakukan nantinya akan ditindaklanjuti dengan pembicaraan tingkat teknis, apa saja spesifikasi yang diinginkan oleh UEA. “Dengan dasar MOU itu sedang dikaji produk yang pas apakah SS2 versi apa saja. Kalau tank boat, seperti apa kebutuhan UAE,” ungkap Harry.

Sebelumnya, dalam Indo Defence 2016, Pindad memperkenalkan produk terbarunya berupa tank boat yang dinamakan Antasena. Ini nama yang diberikan langsung Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla (JK).

Direktur Komersial Pindad Widjajanto mengatakan, tank boat ini merupakan pertama yang diproduksi di dunia. Adapun, penamaan Antasena berasal dari mitologi pewayangan yang menjadi ciri khas Indonesia. “Ini kapal yang pertama, belum pernah ada di dunia. Kalau nama Antasena dari mitologi wayang. Kalau Gatot Kaca di udara, Antareja yang nembus bumi, Antasena yang di air," tutur Widjayanto.

Kapal ini memiliki panjang 18 m dan bisa beroperasi di perairan dangkal 90 cm hingga perairan laut dalam. Ini dinilai cocok dengan kondisi geografis Indonesia yang punya banyak perairan. “Bisa di sungai, danau, rawa karena dia pakai water jet, bukan baling-baling,” lanjutnya, sebagaimana dikutipkan Liputan6.com.

Pemerintah telah mendorong Pindad agar melakukan perluasan pasar ekspor lebih besar. Selama ini Pindad dinilai telah mampu memenuhi kebutuhan industri pertahanan di dalam negeri secara masif. Dirut PT Pindad Abraham Mose usai bertemu dengan Wapres JK mengatakan,

“Beliau (Wapres JK) memberikan arahan supaya kita mencoba mencari partner yang sudah menguasai pasar, paling tidak ini adalah bagaimana ke depan Pindad harus ekspansif menjual produk,” ungkap Abraham di Kantor Wakil Presiden sebagaimana dilansir Indonesianmilitary.com (9/2/2017).

Abraham menjelaskan, hampir semua produk Pindad sudah dimanfaatkan oleh TNI dan Polri mulai dari amunisi, senjata, dan kendaraan taktis. Saat ini Pindad sedang fokus untuk mengembangkan inovasi senjata SS1 dan SS2. Sedangkan untuk kendaraan taktis, Pindad sudah menjual sekitar 236 unit ke luar negeri maupun dalam negeri.

Pindad juga diminta untuk mulai mengembangkan kendaraan low inforcement yang disesuaikan dengan kebutuhan industri pertahanan di dalam negeri. “Saat ini memang fokus kami di kendaraan tempur, di sisi lain sekarang Pindad tidak hanya bergerak di industri militer namun juga di sisi industrial,” jelas Abraham.

Sudah sejak awal tahun ini Pindad menargetkan ekspor mencapai 40 persen dari penjualan produknya. Saat ini, pasar dalam negeri masih mendominasi produk dari perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang manufaktur alat utama sistem persenjataan tersebut.

Abraham Mose mengatakan kepada wartawan kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya (6/1/2017), saat ini 80 persen produk Pindad dipasarkan di dalam negeri. Sisanya 20 persen diekspor ke berbagai negara. Di era pasar bebas saat ini, ia ingin melebarkan pangsa pasar ekspor mencapai 40 persen dari total produksi.

“Kami harapkan komposisinya 60 persen pasar dalam negeri dan 40 persen ekspor, tapi bukan berarti yang domestik turun, tapi pasar ekspornya naik menjadi 40 persen,” jelas Abraham.

Pindad mulai bergerak di sisi industrial karena telah mempunyai sumber daya manusia yang mumpuni di sektor pertahanan, serta memiliki mesin-mesin untuk memproduksi peralatan industrial. Tak hanya itu, Pindad juga sudah mampu memproduksi eskavator, dan kelengkapan peralatan lainnya seperti alat untuk krain kapal, alat untuk listrik 30 ribu megawatt, dan peralatan handakom bahan peledak komersial.

Semua itu bertujuan, Pindad memiliki kompetensi agar bisa lebih ekspansif dengan memanfaatkan mesin-mesin dan sumber daya manusia yang tersedia. Sehingga, visi Pindad untuk menjadi produsen peralatan pertahanan dan keamanan terdepan di Asia pada 2023 dapat terwujud.(AP)