IPO dan IHSG Menentukan Momentum Investasi

Ilustrasi
Ilustrasi | Nugroho/Annualreport.id

Pertumbuhan perekonomian nasional bisa dilihat dari pertumbuhan penggalangan dana jangka panjang di pasar modal yang mencapai 20% atau sebesar Rp700 triliun pada 2016 yang lalu.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pasar modal di Tanah Air saat ini sudah menjadi salah satu tujuan investasi yang menarik bagi investor. Pasar modal juga berkembang menjadi salah satu sumber pendanaan jangka panjang yang penting bagi dunia usaha dan pemerintah dalam membiayai berbagai program pembangunan nasional, khususnya infrastruktur di tengah keterbatasan pembiayaan dari sektor perbankan.

Di tengah pertumbuhan ekonomi yang cenderung flat itu, indikator makro ekonomi justru mencatatkan kinerja yang positif. Hal ini dapat dilihat dari inflasi yang rendah, nilai tukar rupiah yang  menguat dan stabil, cadangan devisa yang naik, surplus neraca perdagangan yang membaik, dan defisit transaksi berjalan yang makin sehat.

Kinerja indikator makro yang positif inilah yang juga menjadi pertimbangan dari  lembaga peringkat dunia, yaitu S&P Global Ratings, mengerek peringkat Indonesia menjadi layak investasi.

Dengan investasi, pertumbuhan ekonomi bisa terus didorong lebih tinggi dan berkelanjutan. Tentu, pemerintah memiliki peran sangat sentral dalam merealisasikan hal ini, yaitu dengan memangkas regulasi yang menghambat. Sebab, tersendatnya kinerja investasi tidak hanya disebabkan oleh minimnya pembiayaan, tetapi justru lebih banyak oleh regulasi yang menghambat.

Ikuti ulasan Annualreport.id tentang sejauh mana perkembangan pasar modal memanfaatkan momentum dalam menjaring emiten baru dan kepercayaan pasar terhadap perekonomian Indonesia yang diprediksi akan terus bertumbuh hingga beberapa tahun ke depan.