Beberapa waktu lalu, PT Angkasa Pura II (Persero) (APII), pengelola bandara Soekarno Hatta, kedatangan tamu khusus dari Ethiopia. Dia adalah Menteri Badan Usaha Umum Ethiopia, semacam Menteri BUMN di Indonesia, Demitu Hambisa Bonsa. Dia ke Indonesia ingin melihat langsung kondisi Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta yang dikabarkan media internasional cukup keren dan megah.
Ketika itu, kondisi Terminal 3 belum 100% rampung. Tapi sudah terlihat cantik, indah, dan megah. Demitu Hambisa Bonsa berdecak kagum. Kekagumannya semakin besar ketika ia mengetahui bahwa bandara besar nan luas itu dibangun oleh tangan-tangan trampil putra bangsa Indonesia sendiri.
Director of Commercial and Business Development AP II Faik Fahmi kepada media sempat mengatakan bahwa pihaknya merasa terhormat dan tersanjung dengan kedatangan Menteri Badan Usaha Umum Ethiopia tersebut, sekaligus bangga saat memperlihatkan Bandara yang baru itu.
Kekaguman Sang Menteri dan rasa banggsa AP II tidak berlebihan. Sebab, selain fasilitas di Terminal 3 ini cukup lengkap, juga didukung oleh sistem keamanan dengan standar intenasional, serta perlengkapan yang ramah lingkungan. Desain interior maupun eksteriornya pun ditata dengan cita rasa nusantara, sehingga keragaman budaya Indonesia jelas terpampang di sana.
Misalnya saja, langit-langit di bagian dalam terminal tampak tinggi menjulang, ditopang pilar-pilar yang sengaja dibuat miring, seperti kebanyakan rumah tradisional Indonesia yang banyak menggunakan pilar miring. Langit-langitnya berbentuk kotak-kotak prisma tiga dimensi. Bila dilihat sekilas seperti riak air yang mengalir. Pihak AP II tampaknya ingin memberikan kesan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara perairan, karena sebagian besar wilayahnya adalah perairan.
Prisma-prisma itu memantulkan cahaya matahari yang masuk melalui dinding kaca yang melingkupi hampir seluruh ruangan Terminal 3. Ini adalah teknik pemanfaatan sinar matahari untuk menerangi secara maksimal ruang-ruang di Terminal 3. Teknik ini mampu menghemat energi cukup besar. Penerangan di taman dan jalan-jalan juga demikian. Sebagian besar menggunakan lampu LED yang hemat energi, yang mengambil sumber energi dari solar cell alias energi sinar matahari.
Konsep ramah lingkungan diterapkan pula pada sistem pengairan. Terminal 3 menggunakan teknologi Rain Water System dan Recycle Water System. Kedua sistem ini mampu menghemat air cukup besar. Ketika hujan turun, airnya akan diproses menjadi air bersih. Begitu pula air toilet akan didaurulang kembali menjadi air bersih yang bisa digunakan kembali.
Di sektor security Bandara, AP II menyebar CCTV di seluruh penjuru ruangan Terminal 3. CCTV yang dipasang bukan sekadar CCTV biasa, tapi ini lebih canggih karena bisa langsung mendeteksi wajah-wajah yang masuk dalam daftar DPO (Daftar Pencarian Orang). Teknologi terkini juga tampak pada sistem penanganan bagasi yang mengadopsi teknologi baggage handling system (BHS). Setiap bagasi yang masuk dipasangi barcode sesuai dengan tujuan penumpang. Ini untuk memperkecil kemungkinan bagasi yang tertukar atau salah alamat.
Satu lagi kecanggihan Terminal 3 adalah sistem Visual Docking Guidance. Ini adalah sebuah teknologi untuk memberikan panduan secara Visual kepada pilot dalam proses parkir pesawat jadi tidak diperlukan lagi petugas parkir pesawat. Mengenai garbarata, Terminal 3 memasang garbarata ganda khusus untuk pelayanan pesawat berbadan besar seperti Airbus 380. Sementara untuk moda transportasi, AP II telah menyiapkan bus dan monorel yang menghubungkan Terminal 3 dengan Terminal lainnya.
AP II juga mengajak sejumlah seniman dan perupa Indonesia untuk bekerjasama menghadirkan karya-karya mereka di sejumlah lokasi strategis baik di dalam maupun di luar ruang Terminal 3. Di antaranya adalah Eko Nugroho, Angki Purbandono,Tromarama, Edi Prabandono, Nus Salomo, Pintor Sirait, IchwanNoor, Awan Simatupang, Galam Zulkifli, Nasirun, Indiegurillas dan seniman senior Sardono W. Kusumo.
Penataan galeri seni tersebut diserahkan kepada seniman Jay Subiakto, Karya mereka akan dipamerkan di Terminal 3 dan akan diubah setiap bulannya. Para pengunjung nantinya dapat memanfaatkan waktu ketika menunggu jam penerbangan dengan menikmati hasil karya para seniman dan perupa Tanah Air tersebut. (MMY)