Korporasi Sepekan: Dua BUMN Catat Kinerja Postif, BNI Bukukan Laba Rp15,02 Triliun Kontrak Baru WIKA Capai Rp50,56 Triliun

ilustrasi
Paparan kinerja Bank BNI 2018 | Dok. Bank BNI

Di minggu keempat Januari, dua perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjukkan pencapaian positifnya dengan membukukan kinerja yang cukup cemerlang di 2018. Kedua BUMN adalah perusahaan di bidang perbankan dan konstruksi.

Sementara itu, pencapaian kinerja positif juga berhasil ditorehkan oleh beberapa BUMN lainnya dan juga anak BUMN. Terlebih, salah satu anak BUMN yang terdapat diluar negeri, berhasil mencetak kinerja yang cukup membanggakan.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk: Naik 10,3%, BNI Bukukan Laba Rp15,02 Triliun

Bank BNI (BBNI) mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 16,2% year on year (yoy), yaitu dari Rp441,31 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp512,78 triliun pada akhir 2018. Pertumbuhan kredit tersebut mampu menopang peningkatan Laba Bersih BNI 10,3% yoy, dari Rp13,62 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp15,02 triliun pada akhir 2018.

Pertumbuhan kredit BNI tersebut menciptakan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/ NII) yang tumbuh 11,0% yoy yaitu dari Rp31,94 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp35,45 triliun pada akhir 2018. NII tersebut menjadi sumber pertumbuhan laba bersih BNI yang utama.

Pertumbuhan laba bersih BNI juga ditopang oleh pertumbuhan pendapatan non bunga sebesar 5,2% yoy yaitu dari Rp11,04 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp11,61 triliun pada akhir 2018. Pertumbuhan pendapatan non bunga tersebut didorong oleh peningkatan kontribusi fee dari trade finance, pengelolaan rekening, dan fee bisnis kartu.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk: Naik 19,23%, WIKA Bukukan Kontrak Baru Rp50,56 Triliun

WIKA membukukan kenaikan kontrak baru sebanyak 19,23% atau mencapai Rp50,56 triliun di tahun 2018, dibandingkan capaian 2017. Kinerja tersebut didukung kontribusi dari berbagai segmen bisnis Perseroan di sepanjang 2018.

Beberapa segmen tersebut yakni infrastruktur & gedung sebesar Rp41,15 triliun, diikuti segmen industri sebesar Rp6,46 triliun dan energy & industrial plant sebesar Rp1,79 triliun. Sementara kontrak baru di segmen properti mencapai Rp1,17 triliun.

Jika dibandingkan dengan capaian kontrak baru 2017, segmen infrastruktur dan gedung di 2018 berhasil membukukan pertumbuhan sebesar 55,78%. Berdasarkan project owner, komposisi perolehan kontrak baru WIKA mayoritas berasal dari BUMN/BUMD sebesar 45,52% dan private sebesar 39,49%, dilanjutkan pemerintah sebesar 15%.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk: PGN Mencetak Pendapatan US$2,445 Miliar

PGN (PGAS) hingga triwulan ketiga tahun 2018, mencetak pendapatan sebesar US$2,445 miliar, di mana jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$2,165 miliar.

Sampai dengan triwulan ketiga 2018 volume penjualan gas bumi PGN sebesar 849 BBTUD. Jumlah tersebut melesat dibandingkan periode yang sama pada tahun 2016 yang mencapai 793 BBTUD, dan periode yang sama tahun 2017 sebesar 767 BBTUD.

Sampai dengan triwulan ketiga tahun lalu, PGN juga mencatatkan volume transmisi gas bumi sebesar 718 MMSCFD. Sedangkan, lifting gas hingga 40.062 BBOE. Catatan paling mengesankan, PGN berhasil melaksanakan serangkaian efisiensi yang mendongkrak laba bersih maupun laba operasi. Laba bersih sampai dengan triwulan ketiga 2018 yang ditorehkan mencapai US$218 juta, hal itu ditopang dengan capaian laba operasi yang tinggi, yakni sebesar US$390 juta.

PT Pertamina (Persero): Anak Usaha Pertamina di Luar Negeri Bukukan Pendapatan USD1,2 Miliar

Anak usaha Pertamina di luar negeri, PT Pertamina Internasional EP (PIEP) mencatatkan torehan positif di tahun 2018 yaitu jumlah produksi minyak dan gas yang meningkat hingga 153 KBOEPD (102 KBOPD + 299 MMSCFD) per Desember 2018. Sementara lifting ke Indonesia tercatat sebesar 6,5 juta Bbl, dengan raihan pendapatan senilai USD1,2 miliar dan EBITDA mencapai USD703 juta.

Kenaikan angka produksi tersebut diperoleh dari program kerja organik operasi PIEP serta akuisisi anorganik Korporat Pertamina. Di samping itu, Kapasitas PIEP sebagai operator di lapangan Menzel Lejmet North (MLN), Aljazair juga ditunjukkan melalui suksesnya kegiatan pengeboran pertama di kawasan Gurun Sahara pada Juni 2018.

Dari sektor operasi, proyek pengembangan Phase-4 di Aljazair mampu mencatatkan efisiensi biaya hingga USD16 juta dan waktu pengeboran yang lebih cepat 15-19 hari dari rencana awal. Tak hanya itu, PIEP juga telah mencapai ISRS 8 Level 5, Zero Fatality & No Lost Time Injury sejak perusahaan beroperasi pada 2013.

PT Penjaminan Jamkrindo Syariah: Capai 116,24% dari Target, Jamkrindo Syariah Cetak Laba Rp21,54 Miliar

Jamkrindo Syariah berhasil mencatatkan kinerja yang cukup menggembirakan, baik dilihat dari kinerja penjaminan maupun keuangan Perusahaan. Dari sisi penjaminan, sampai dengan akhir tahun 2018 tercatat nilai penjaminan Perusahaan sebesar Rp21,15 triliun.

Atas penjaminan tersebut, Imbal Jasa Kafalah (IJK) yang diterima oleh Jamkrindo Syariah adalah sebesar Rp292,74 miliar. Untuk laba tahun berjalan tahun 2018 sebesar Rp21,54 miliar atau 116,24% dari RKAP 2018.

Berbekal kinerja yang memuaskan pada tahun 2018, Jamkrindo Syariah optimistis pada tahun 2019 akan mampu memberikan penjaminan sebesar Rp28,32 triliun dan meraih laba sebesar Rp36,22 miliar. Untuk mencapai target tersebut, Jamkrindo Syariah akan menerapkan strategi yang sama dengan tahun 2018 dan akan berupaya meningkatkan brand image Perusahaan serta didukung dengan penambahan modal untuk penambahan kapasitas guna mendukung ekspansi pasar yang luar biasa pada tahun 2018 dan 2019.

PT Industri Nasional Kereta Api (Persero): INKA Jual 250 Kereta ke Bangladesh Senilai Rp1,4 Triliun

INKA kembali melakukan pengiriman kereta ke luar negeri, saat ini Perseroan mengirimkan produknya ke Bangladesh. Perusahaan pelat merah itu akan mengirimkan 250 kereta secara bertahap.

Pengiriman kereta penumpang ke Bangladesh merupakan kali ketiga yang dilakukan pihaknya. Untuk pengiriman ini total nilai kontraknya sebesar US$100,89 juta atau sekitar Rp1,4 triliun untuk 250 kereta.

Sebelumnya pada tahun 2016, INKA juga telah mengekspor sebanyak 150 kereta dengan nilai kontrak senilai US$72,39 juta dan 50 kereta ke Bangladesh pada tahun 2006 dengan nilai kontrak sebesar US$13,8 juta.

PT Aneka Tambang Tbk: Capai 28.258 Kg, Antam Catatkan Peningkatan Penjualan Emas 114%

Antam (ANTM) kembali menorehkan capaian produksi & penjualan feronikel dan penjualan emas tertinggi sepanjang sejarah Perusahaan untuk kinerja tahun 2018.

Pada tahun 2018, volume penjualan unaudited emas mencapai 28.258 kg atau naik signifikan sebesar 114% dibandingkan capaian tahun 2017 sebesar 13.202 kg seiring dengan strategi pengembangan pasar emas baik domestik dan ekspor serta inovasi produk Logam Mulia Antam. Sedangkan, total volume produksi unaudited emas Antam stabil sebesar 1.953 kg.

Sementara Antam juga mencatatkan volume produksi unaudited feronikel sebesar 24.868 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik sebesar 14% dari capaian tahun 2017 sebesar 21.762 TNi dan penjualan unaudited feronikel pada tahun 2018 mencapai 24.135 TNi, tumbuh sebesar 10% dibandingkan tahun 2017 sebesar 21.878 TNi. Peningkatan volume produksi dan penjualan feronikel sejalan dengan tercapainya stabilitas operasi produksi pabrik feronikel Antam di Pomalaa yang saat ini memiliki kapasitas produksi terpasang hingga 27.000 TNi per tahun.

PT Bank Negara Indonesia Syariah: Capai Rp11,795 Triliun, BNI Syariah Catat Peningkatan Penyaluran Pembiayaan Griya 15,8%

BNI Syariah mencatat telah menyalurkan pembiayaan griya sepanjang tahun 2018, Rp11,795 trilun atau meningkat sebesar 15,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di mana komposisi pembiayaan perumahan sebesar 42,48 persen dibandingkan dengan total pembiayaan BNI Syariah. Pada tahun ini pertumbuhan pembiayaan perumahan ditargetkan meningkat sebesar 17 persen.

Untuk mencapai target tersebut, Perseroan terus memperluas ekspansi bisnis pada tahun 2019, melalui kerjasama dengan salah satu pengembang grup perumahan yaitu PT Beta Goldland (Goldland Group) dalam fasilitasi pembiayaan kepemilikan rumah.

Untuk pembelian rumah atau apartemen, fasilitas pembiayaan yang digunakan memiliki jangka waktu paling lama 20 tahun dan untuk pembiayaan ruko atau rukan jangka waktu maksimal 15 tahun. Sementara untuk fasilitas pembiayaan yang digunakan untuk pembelian tanah paling lama adalah 10 tahun.

PT Pelabuhan Indonesia III (Persero): Capai 5,3 Juta TEUs, Pelindo III Bukukan Peningkatan Arus Peti Kemas 8,5%

Sepanjang tahun 2018, Pelindo III mencatat kenaikan jumlah arus petikemas sebesar 8,5 persen di terminal pelabuhan yang dikelolanya jika dibandingkan periode sebelumnya di tahun 2017. Pelindo III mencatat arus petikemas tahun 2018 sebesar 5,3 juta TEUs sementara di tahun 2017 hanya sebesar 4,9 juta TEUs.

Kenaikan jumlah arus petikemas tersebut salah satunya disebabkan oleh meningkatnya arus petikemas luar negeri di lingkungan Pelindo III yang mencapai 9,35 persen. Arus petikemas luar negeri tumbuh dari 2,1 juta TEUs di tahun 2017 menjadi 2,3 juta TEUs di tahun 2018.

Di tahun 2018 kemarin, ada 1,14 juta TEUs petikemas impor, 1,15 juta TEUs petikemas eksport dan 21 ribu petikemas transhipment internasional. Kegiatan petikemas internasional dilakukan di 3 terminal Pelindo III yakni Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Terminal Teluk Lamong (TTL) dan di Terminal Petikemas Semarang (TPKS).

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk: Garuda Indonesia Torehkan Capaian OTP Terbaik Maskapai Global di Asia Pasific

Garuda Indonesia (GIAA) kembali menorehkan capaian kinerja On Time Performance (OTP) dengan mencatatkan capaian OTP terbaik maskapai global di Asia Pasific dengan jumlah flight di atas 10 ribu penerbangan.

Berdasarkan laporan lembaga pemeringkatan OTP independen OAG (Official Airline Guide) Flightview, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan capaian OTP arrivals sebesar 89,9 persen selama bulan Desember 2018 dengan jumlah penerbangan mencapai lebih dari 15 ribu flight.

Pada periode September hingga November 2018 lalu, Garuda Indonesia juga berhasil masuk dalam jajaran 5 besar maskapai global dengan jumlah fligth di atas 10 ribu melalui capaian OTP arrivals selama Desember 2018 berada di angka 89,9 persen. Adapun secara berkelanjutan, Garuda Indonesia terus mempertahankan kinerja OTP selama semester II/2018 dengan mencatatkan capaian OTP berada dikisaran 90 persen.(DD)