WIKA Beton-Waskita Beton Precast Siap Pasok Beton Pracetak Dalam Negeri

Ilustrasi
Ilustrasi | Nugroho/Annualreport.id

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendorong penggunaan teknologi beton pracetak (precast) yang memiliki keunggulan lebih terstandarisasi kualitasnya dan aman untuk digunakan.

Selain itu, teknologi precast juga memiliki beberapa keunggulan utama yaitu lebih terjamin kecepatan dan kontinuitas proses produksi beton. Sebagian besar bahan baku produk telah banyak tersedia di dalam negeri sehingga harga produk semakin kompetitif.

Bahkan, permintaan (demand) beton pracetak nasional saat ini juga telah meningkat pesat melebihi kapasitas pasokan, sehingga sudah saatnya kapasitas industri beton pracetak ditingkatkan.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian PUPR, kapitalisasi Industri beton pracetak tahun 2014 sekitar 16,61% dari total pekerjaan beton nasional. Porsi ini akan terus didorong hingga mencapai 30% pada tahun 2019.

Namun, di tengah meningkatnya permintaan pasar, geliat industri beton pracetak masih terkendala sejumlah masalah, di antaranya, sedikitnya produksi semen tipe-1 (ordinary cement) dan belum banyak produsen baja strand (post tension) dalam negeri sebagai bahan baku untuk mendukung instalasi beton pracetak.

Dari sisi produksi, kapasitas produksi beton pracetak saat ini masih sangat terbatas, ditambah dengan faktor biaya logistik transportasi yang menjadikan biaya mahal.

Berdasarkan data Ikatan Ahli Pracetak dan Prategang Indonesia (IAPPI) tahun 2016, total kapasitas produksi dari 56 pabrik beton pracetak di seluruh Indonesia adalah 25,4 juta ton per tahun atau rata-rata produksi satu pabrik 454.499 ton per tahun. Sementara kebutuhan terus meningkat lima kali lipat di atas kemampuan produksi industri beton pracetak.

Direktur Utama PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) Wilfred A. Singkali mengatakan, pabrik produk beton yang dibangun di Desa Karangmukti, Cipeundeu, Kabupaten Subang, Jawa Barat, diharapkan mampu menopang kebutuhan beton pracetak atau precast untuk pembangunan infrastruktur di dalam negeri.

"Dengan tambahan pabrik baru ini, kapasitas produksi beton pracetak Wika Beton mencapai 3 juta ton per tahun," kata Wilfred dalam publikasinya yang dirilis di Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/3/2017).

Dia menyebutkan, kapasitas rata-rata nasional beton pracetak di dalam negeri saat ini baru mencapai 25 juta ton per tahun atau sekitar 20% dari kebutuhan beton nasional. "Kebutuhan nasional dari kapasitas kita itu sekitar 25 juta ton per tahun. Jumlah tersebut baru 15 sampai 20 persen dari kebutuhan rata-rata nasional per tahun," ucapnya.

Meski begitu, kekurangan kebutuhan pasokan beton di dalam negeri, kata Wilfred, masih terpenuhi melalui pembuatan beton secara konvensional.

"Namun pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan penggunaan beton pracetak di dalam negeri bisa naik hingga 30% tahun ini, itu artinya, kebutuhan masih tetap besar," katanya mengungkapkan.

Sebagai informasi, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton), sebagai salah satu anak perusahaan dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), merupakan bagian dari ekspansi perusahaan yang mengkhususkan diri dalam industri beton pracetak.

WIKA mulai berkonsentrasi pada industri beton pracetak pada tahun 1977 dengan mengembangkan panel beton pracetak untuk proyek perumahan bertingkat rendah.

WIKA Beton memproduksi prastres tiang beton untuk jalur distribusi listrik dan tumpukan PC, kemudian diikuti oleh produk lain, misalnya, saluran terbuka beton, kereta api beton tidur, jembatan gelagar, tumpukan lembaran, pipa, lembaran platform dan bangunan komponen yang telah diterapkan di berbagai macam proyek.

WIKA Beton memiliki 9 pabrik di tujuh lokasi di seluruh Indonesia, seperti di Sumatera Utara, Lampung, Lampung Selatan, Bogor, Karawang, Majalengka, Boyolali, Pasuruan, Sulawesi Selatan dan 2 pabrik dari anak perusahaan.

Didukung oleh sejumlah besar pabrik yang dimiliki, berbagai produk serta manajemen yang profesional, WIKA Beton menjadi produsen dan pemimpin pasar utama produk beton pracetak di Indonesia.

Sementara itu, Direktur Utama Waskita Beton Precast Jarot Subana mengatakan, pabrik di Kalimantan Timur yang akan dibangun, tanahnya sudah ada 10 hektare dan ditargetkan beroperasi akhir tahun ini. Kapasitasnya sekitar 250-300 ribu ton.

"Kita inginkan 3,25 juta ton akhir 2017. Kapasitas sekarang 2,65 juta dari 10 pabrik. Ada juga pabrik sementara ada dua, di Palembang 200 ribu ton, di Sidoarjo 200 ribu ton jadi 400 ribu ton. Sebenarnya sudah 3 juta ton, kalau nambah dua pabrik lagi kapasitas lewati target," kata Jarot sebagaimana dilansir ekbis.sindonews.com, pada Selasa (14/3/2017).

PT Waskita Beton Precast (WSBP) merupakan salah satu anak perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang bergerak dalam industri manufaktur beton precast dan readymix.

WSBP berdiri pada Oktober 2014 dimana sebelumnya WSBP merupakan Divisi Precast PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang mulai beroperasi pada 1 Januari 2013 dan berfokus memproduksi produk beton precast dan readymix.

Perkembangan kapasitas yang dimiliki oleh PT Waskita Beton Precast cukup pesat. Pada tahun 2014 kapasitas produksi precast adalah sebesar 800.000 ton per tahun dan kemudian sampai dengan tahun 2016, WSBP memiliki kapasitas produksi sebesar 2.650.000 ton per tahun.

Hingga saat ini, PT Waskita Beton Precast mengoperasikan 10 pabrik precast yakni Precast Plant Karawang, Precast Plant Cibitung, Precast Plant Sadang, Precast Plant Sidoarjo, Precast Plant Subang, Precast Plant Kalijati, dan Precast Plant Bojanegara, Precast Plant Klaten, dan 2 Precast Plant di Palembang (Soekarno-Hatta dan Gasing). Selain itu, Perseroan juga telah memiliki 41 batching plant yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. (RiP)