Ketua Umum BPP Perhumas Agung Laksamana: It’s No Longer About PR, but More

Ilustrasi
Ilustrasi | gettingsmart.com

Salah satu organisasi Humas di Indonesia yang terkemuka adalah Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia. Organisasi ini merupakan pionir organisasi kehumasan yang berdiri pada 15 Desember 1972 dan memiliki Badan Pengurus Cabang (BPC) yang tersebar di 30 kota di seluruh Indonesia dengan lebih dari 3500 anggota yang terdiri dari kalangan praktisi, akademisi dari beragam sektor industri.

Sejak tahun 2015, Perhumas mengampanyekan "Indonesia Bicara Baik" (#IndonesiaBicaraBaik). Hingga tahun ini, kampanye ini terus digaungkan melalui acara Konvensi Nasional Humas (KNH) 2017 pada 27-28 November mendatang di IPB International Convention Center (IPB ICC), Botani Square, Bogor. 

Melalui KNH 2017, rencananya para partisipan akan bersatu memberikan sumbangsih pemikiran yang signifikan dalam upaya mengelola sebuah brand Indonesia. Forum ini juga akan membahas peran apa yang dapat dilakukan oleh masing-masing unsur dan bagaimana mewujudkan #IndonesiaBicaraBaik dari berbagi sudut pandang tersebut. Perhumas berharap, pada akhir kegiatan dapat dibangun rencana aksi bersama dalam mewujudkan #IndonesiaBicaraBaik.

Berikut ini petikan wawancara Annualreport.id dengan Ketua Umum Badan Pengurus Harian Perhumas Indonesia Agung Laksamana:

Mengapa diadakan KNH 2017 dengan tema “Indonesia Bicara Baik”?

Latar belakang serta tujuan kami adalah agar masyarakat aware tentang peran dan fungsi Humas yang sebenarnya, yaitu mensosialisasikan pesan positif kepada publik agar terbangun trust serta reputasi atas organisasi atau brand-nya

Kalau masyarakat sadar, what's next?

Jika masyarakat mengerti maka timbul kesadaran bahwa dirinya adalah seorang Humas Indonesia. Dan selayaknya melakukan perannya sebagai Humas. Jika ada yang bertanya, siapa Humas Indonesia saat ini, jawabannya adalah kita semua. Seluruh 260 juta penduduk adalah Humas bagi bangsa ini.

Bagaimana caranya?

Dengan menyebarkan semangat nasionalisme, optimisme, termasuk berita positif, serta pencapaian positif bangsa ini. Harus anti-hoax, anti-fakenews. Sebagai Humas, kita harus menyebarkan seni dan budaya Indonesia, inovasi kita, kreativitas kita serta kebhinekaan Indonesia sebagai asset. Artinya, ayo sebarkan semangat “Indonesia Bicara Baik”.

Siapa saja yang akan hadir sebagai pembicara nanti?

Konvensi Humas adalah dialog nasional. Jadi, semua pemangku kepentingan lintas sektor kita undang untuk sharing. Dari Presiden, tokoh masyarakat, tokoh budaya dan  bahkan  selebritis, tokoh  milenials, tokoh digital, tokoh korporasi dan para menteri, termasuk tokoh  Polisi Indonesia dan TNI.

Apa tujuan akhirnya?

Humas Indonesia bukanlah tanggung jawab dan peran-fungsi dari orang komunikasi semata, tapi tanggung jawab kita semua. Kita semua Humas bagi Merah putih. Dimulai dari saat ini, kita sebarkan “Indonesia Bicara Baik”.

Apa saja tantangan dalam mengkampanyekan Indonesia Bicara Baik?

Hoaxes dan fakenews salah satunya. Disinilah kita perlu kedewasaan dalam memilah dan memilih sumber informasi. Ini perlu edukasi terus menerus sehingga masyarakat sadar untuk “saring” sebelum “sharing”. Praktisi Humas sendiri juga harus bisa mendukung program pemerintah agar semua pihak bisa berbicara baik.

Apalagi teman-teman media juga lebih terbuka saat ini. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi praktisi Humas.

Mengapa kedewasaan social media penting? Kita lihat landscape peta social media kita saat  ini. Data yang saya lihat beberapa waktu lalu, sebagai contoh kecil saja, jumlah pengguna Facebook mencapai lebih dari 80 juta orang,Twitter lebih dari 20 juta orang dan Linkedin 3 juta orang. Jumlah tweet dari seluruh dunia nomor 5 adalah 10,6 miliar dan 2,4 % tweet atau 225juta twitter itu berasal dari Jakarta.  Jakarta bisa mengungguli Tokyo (2,3%) dan London (2%).

Yang menarik lagi, news apapun bisa jadi viral.  Karena jumlah pengguna media sosial yang begitu banyak. Publik kita punya kebiasaan baru yaitu berbagi dan bersosialisasi mengenai hal yang unik hingga yang kontroversi sehingga menjadi viral. Esesniya adalah Humas atau PR dan social media sudah menjadi tools terkait dan punya peran yang besar. Bahkan saya yakin, kita semua ingat Arab Spring dimana social media mampu menggulingkan pemerintahan beberapa waktu lalu.

Point saya di sini adalah kompetensi kita sebagai Humas dan praktisi PR terus berevolusi karena mau tidak mau praktisi Humas harus berevolusi di luar bidang komunikasi dan PR semata. It has to be morePR is no longer about PR but more

Hal yang menarik lagi adalah banjirnya informasi saat ini. Ini membutuhkan , pengelolaan profesional Humas untuk kepastian informasi bagi publik. Humas harus bisa selektif dan memahami mapping media saat ini. Banyak media yang semakin berkembang di Indonesia termasuk dunia digital kita. Nah, pemahaman akan hal digital menjadi kritikal bagi praktisi Humas. Yang lebih penting lagi, bagaimana menggunakan semua channel ini secara efektif dalam memberikan informasi kepada publik dengan cepat dan akurat

Kampanye "Indonesia Bicara Baik" ini tentunya tidak lepas dari upaya pemerintah Indonesia untuk membangun reputasi Indonesia di mata dunia. Bagaimana padangan Anda terhadap peran dan fungsi Humas Pemerintah saat ini?

Peran fungsi dari Humas Pemerintah sangatlah kritikal, yaitu membangun public trust, membangun reputasi Indonesia. Karena fungsi ini memberikan informasi kepada publik terkait kinerja dari Pemerintah serta departemennya sendiri. Termasuk juga bagaimana memberikan informasi yang tepat sasaran.

Lebih dari itu, fungsi ke dalam seorang Humas Pemerintah adalah memberikan input serta advice kepada atasanya akan kebijakan serta program yang akan dicapai. Nah, di sini peran strategis Humas itu dibutuhkan. Yang saya worries adalah peran fungsi Humas selalu dipersepsikan sebagai media relations, padahal seharusnya lebih dari itu.

Saya melihat Humas Pemerintah saat ini sudah mulai bergerak maju.  Bahkan Presiden sendiri melihat peran penting Humas dan ini menjadi indikator penting agar Humas Pemerintah harus berbenah dan memiliki kemampuan strategis. (SM)