Aksi ambil untung (profit taking) dan minimnya sentimen positif menyebabkan banyak investor terutama asing melakukan aksi jual. Empat anak usaha BUMN yang melakukan penawaran saham perdana (IPO) diharapkan menjadi katalisator laju IHSG hingga akhir tahun ini. Alasannya, perusahaan yang kerap terkait dengan BUMN memang menjadi salah satu incaran dari investor.
Seperti diketahui, laju IHSG terus bergerak liar. Sempat menyentuh level tertinggi pada 25 Agustus 2017 di level 5.915, pergerakan indeks saham Indonesia ini terus mengalami penurunan. Tercatat laju IHSG jatuh ke level 5.903 pada 28 Agustus 2017 dan terus mengalami penurunan.
Kendati sering diterpa aksi jual oleh sebagian pelaku pasar dan berusaha untuk kembali menekan IHSG ke bawah 5.900, tetapi pembelian saham-saham berkapitalisasi besar mampu menahan penurunan IHSG lebih lanjut. Kondisi tersebut dapat menciptakan potensi rebound dari titik support terendah sehingga diperkirakan akan mendorong IHSG untuk terus meningkat ke kisaran 6.050-6.100.
Melihat hal itu, sebagian analis di pasar modal berharap kapitalisasi pasar keempat anak usaha BUMN yang melakukan IPO di tahun ini bisa mendekati saham-saham teratas seperti Telkom, Bank BCA, Unilever, dan Bank BRI.
Sebab, sejatinya IPO tidak semata-mata mencari pendanaan untuk melunasi hutang Perusahaan. Pelunasan hutang tersebut dianggap baik untuk meningkatkan kinerja Perusahaan. Tetapi, untuk mempertahankan sentimen investor, perusahaan yang go public harus bisa membuktikan bahwa bisnisnya mengalami pertumbuhan.
Selain, diprediksi menjadi stimulus laju IHSG, IPO empat anak usaha BUMN ini bisa dijadikan momentum untuk menumbuhkan minat investor asing terhadap pasar modal Tanah Air.
Jika prediksi tersebut terbukti, maka sinyal perekonomian nasional sedang dalam fase rebound. Hal ini diperkuat oleh tren pertumbuhan ekonomi nasional dalam dua tahun terakhir. Pada 2015, ekonomi Indonesia tumbuh 4,88%, kemudian pada 2016 tumbuh 5,02%. Alhasil, optimisme bahwa ekonomi 2017 lebih baik dari tahun sebelumnya.
Keyakinan bahwa ekonomi 2017 bakal lebih mulus tak hanya mendongkrak kepercayaan investor asing di pasar saham, tapi juga mendorong korporasi untuk ekspansi. Adapun, keempat anak usaha BUMN yang melakukan IPO di tahun ini adalah PT Garuda Maintenance Facility (GMF), PT PP Presisi, PT Wijaya Karya Gedung dan PT Jasa Armada Indonesia.
Pencatatan saham keempat perusahaan tersebut akan direalisasikan pada Oktober lalu hingga Desember 2017. IPO empat anak usaha BUMN ini diproyeksikan dapat meraup dana sekitar Rp11,1 triliun. (RiP)