Energi Listrik di Indonesia dikendalikan penuh oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang dinaungi langsung oleh Kementrian BUMN (Badan Usaha Milik Negara). PLN memiliki peranan penting dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri baik untuk masyarakat maupun industri, guna mendukung peningkatan perekonomian nasional.
Adapun wilayah usaha PLN berdasarkan Keputusan No.25/1/IUPTL/PMDN/2016 tanggal 27 September 2016 yang ditetapkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atas nama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan, wilayah usaha PLN meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia, kecuali yang ditetapkan Pemerintah sebagai Wilayah Usaha bagi BUMN lainnya, BUMD, Badan Usaha Swasta atau Koperasi.
Dilihat dari ruang lingkup Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2017-2026, ada tujuh regional yang adakan dijadikan sebagai wilayah usaha pengembangan listrik oleh PLN, yaitu Regional Sumatera, Regional Jawa Bagian Barat, Regional Jawa Bagian Tengah, Regional Jawa Bagian Timur dan Bali, Regional Kalimantan, Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara, Regional Maluku dan Papua.
Dengan wilayah yang sangat luas, penyediaan ketenagalistrikan di Indonesia memang menjadi tantangan tersendiri. Berdasar data dari PLN, ada 2510 desa yang belum teraliri listrik, terutama untuk desa-desa di Kawasan Timur Indonesia, dimana 4 wilayah di Kawasan Timur Indonesia masih mengalami defisit listrik yakni Kota Palu, Maluku Utara dan Ternate, Maluku, dan Kota Kendari. Hal ini disebabkan oleh karena kapasitas pembangkit terpasang yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumsi tenaga listrik.
Menyiasati hal tersebut, PLN melakukan pengembangan yang diutamakan pada provinsi dengan rasio elektrifikasi rendah. Sedangkan daerah terisolasi, pelosok dan daerah perbatasan, PLN melakukan pengembangan pembangkit berbahan bakar minyak atau melakukan jaringan distribusi eksisting atau dengan pengembangan pembangkit dari energi baru terbarukan maupun dengan hybrid pembangkit.
PLN sendiri berkomitmen memenuhi kebutuhan tenaga listrik gratis bagi masyarakat di sekitar lokasi pembangkit melalui penyulang 20 kV. Pengembangan listrik pedesaan ini ada di roadmap PLN 2017-2021, dimana pada tahun 2026, total kebutuhan tenaga listrik di Indonesia adalah sebesar 483 Terra Watt Hour (Twh), atau mengalami kenaikan rata-rata sebesar 8,3% selama 10 tahun.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Pemerintah menjalankan program pembangunan ketenagalistrikan sebesar 35.000 MW. Program tersebut meliputi pengembangan pembangkit, jaringan transmisi dan gardu induk dan jaringan distribusi.
Pengembangan tersebut untuk memenuhi pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,6% per tahun, pertumbuhan kebutuhan listrik rata-rata 8,3% per tahun dan rasio elektrifikasi 97% pada tahun 2019. Program ini merupakan bagian dari rencana pengembangan ketenagalistrikan 10 tahun ke depan yang diharapkan dapat mencapai Commercial Operating Date (COD) pada tahun 2019.
Dan dari 2510 desa yang berlum berlistrik, hingga tahun 2016 PLN sudah melistriki sebanyak 85 desa. Rencana PLN di tahun 2017 ini akan melistriki 88 desa, pada tahun 2018 nanti akan melistriki 938 desa, dan pada tahun 2019 akan melistriki 1395 desa, serta sisanya akan dilistriki setelah tahun 2019.
Tak hanya itu, pada April 2016, masih tercatat 5 wilayah yang mengalami defisit listrik. Hanya terdapat 4 wilayah yang berstatus normal. Oleh karena itu, penyediaan tambahan kapasitas listrik terutama untuk Kawasan Timur Indonesia menjadi sebuah urgensi yang tidak dapat ditunda-tunda lagi.
Meskipun demikian, secara nasional kapasitas produksi tenaga listrik masih lebih besar daripada konsumsinya.
Sampai dengan akhir tahun 2015, data dari PLN menyebutkan, total kapasitas terpasang pembangkit di Indonesia adalah sebesar 54.488 MW dimana 70% dari kapasitas terpasang tersebut berasal dari pembangkit PT PLN. Sisanya, 21% berasal dari pembangkit Independent Power Producer (IPP), Private Production Utility (PPU) sebesar 4%, dan Izin Operasi Non BBM sebesar 5%. Sedangkan dari sisi energy mix, 50% listrik yang dihasilkan berasal dari batubara. (LIA)