BUMN Perbankan Cukup Menawan

ilustrasi
Ilustrasi | freepik/diolah

Pada semester pertama tahun 2017, pertumbuhan kredit Bank BUMN seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan hasil yang signifikan yakni di atas 10 persen. Bahkan capaian tersebut diakui oleh Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya Rp610,9 triliun.

"Kredit tumbuh 11 persen, sesuai target lah, laba membaik kredit bermasalah turun," kata Kartika seperti dikutip detikfinance.com.

Menurut Kartika, pertumbuhan kinerja Bank Mandiri sudah membaik. Bahkan penyaluran kredit Bank Mandiri sudah mencapai Rp656,2 triliun dan sebagian besar disalurkan untuk program strategis Pemerintah.

Sedangkan BNI per semester I mencatat penyaluran kredit sebesar Rp412,18 triliun atau tumbuh 15,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp357,22 triliun. "Pertumbuhan kredit ini di atas rata-rata pertumbuhan kredit industri yang per April 2017 hanya mencapai 9,5 persen," kata Anggoro.

Penyaluran kredit tersebut tetap didukung oleh fundamental yang kuat dimana tingkat kecukupan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) tetap terjaga baik pada level 19,0 persen sehingga cukup untuk mendukung pertumbuhan bisnis BNI. Secara fundamental, penyisihan pencadangan juga tetap terjaga dengan baik pada tingkat coverage ratio naik dari 142,8 persen pada Semester I–2016 menjadi 147,2 persen pada Semester I–2017.

"Jumlah ini sangat mencukupi untuk menjadi bantalan apabila terjadi kondisi yang tidak menentu di masa mendatang. Hal ini sekaligus mengindikasikan tingkat kehati-hatian yang tinggi dari BNI dalam pengelolaan kredit," katanya.

Sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, mencatatkan pertumbuhan kredit sekitar 16,9 persen pada semester I-2017. Perseroan optimistis pada semester II-2017 bisa mendorong pertumbuhan kredit lebih tinggi lagi.

Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Suprajarto mengatakan, dari segi segmen dan sektor usaha, pertumbuhan kredit Perseroan ada yang mengalami kenaikan dan penurunan. Terlebih, sepanjang paruh pertama tahun ini Perseroan tengah membenahi dan fokus pada kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan digital.

“Dari sisi aset mengalami sedikit penurunan pada kuartal II-2017 dibandingkan dengan kuartal I-2017, tetapi itu terlebih karena Lebaran kemarin banyak nasabah yang menarik dana untuk kebutuhan hari raya, biasalah,” ujarnya, seperti dilansir bisnis.com.

Suprajarto menjelaskan, untuk pertumbuhan sampai Juni 2017 mencatatkan kenaikan sebesar 0,5 persen dari persentase pertumbuhan pada kuartal I-2017. Pada kuartal pertama 2017, BRI mencatatkan pertumbuhan sebesar 16,4 persen sehingga bila mengalami kenaikan 0,5 persen, pertumbuhan kredit Perseroan menjadi sekitar 16,9 persen.

“Pada semester kedua, pertumbuhan kredit kami mungkin bisa lebih tinggi. Pada paruh pertama kemarin, kami agak sedikit ngerem pertumbuhan kredit segmen korporasi,” jelasnya.

Suprajarto memaparkan Perseroan menahan pertumbuhan kredit korporasi karena dari segi porsi persentasenya telah terlampu tinggi. Diaman untuk porsi segmen korporasi Perseroan menjaga pada kisaran 28 persen dan UMKM 72 persen.

“Saya sih pengennya 70 persen UMKM dan 30 persen korporasi, tetapi agak sulit juga,” tuturnya.

Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, juga mencatatkan kinerja positif pada paruh pertama tahun ini. Di semester I tahun 2017, BTN telah menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp177,4 triliun. "Jumlah ini naik 18,81 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp149,31 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya," kata Direktur Utama BTN, Maryono seperti dikutip suara.com.

Adapun, pertumbuhan kredit emiten bersandi saham BBTN tersebut mencapai dua kali kenaikan penyaluran kredit rata-rata industri perbankan nasional. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerakan kredit perbankan nasional hanya naik sebesar 8,77 persen (yoy) per Mei 2017. Maryono mengatakan saat ini ekonomi Indonesia mulai menunjukkan geliat positif didukung kebijakan Pemerintah. Ini ditambah dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat dan investor baik lokal maupun global atas perekonomian di Tanah Air, khususnya sektor keuangan.

Di sektor properti pun, penjualan rumah hunian hingga perkantoran masih terus mencatatkan pertumbuhan, terutama dengan hadirnya Program Sejuta Rumah. Maryono berkomitmen Bank BTN akan terus memaksimalkan peran utama sebagai integrator Program Satu Juta Rumah pada setiap momentum yang ada.

“Kami akan terus berinovasi memberikan kredit dengan pelayanan dan fasilitas terbaik kepada para nasabah, termasuk KPR Subsidi dan KPR Non-subsidi dalam rangka menyukseskan Program Satu Juta Rumah. Secara keseluruhan kami meyakini pertumbuhan penyaluran kredit yang berada di atas rata-rata industri tersebut akan terus berlangsung hingga akhir tahun ini dan bertumbuh sesuai target Bank BTN,” jelas Maryono.(AHM/DD)