Korporasi Sepekan: Pelindo III Bukukan Laba Rp1,8 Triliun, Elnusa Kantongi Pendapatan Rp2,9 Triliun

ilustrasi
Jajaran Direksi Pelindo III saat memberikan keterangan pencapaian kinerja Semester I/2018 | Dok. Pelindo III

Masuk minggu kedua di bulan Agustus, beberapa perusahaan masih terlihat mengumumkan hasil pencapaian kinerja mereka di semester I/2018 atau kuartal II/2018. Selain industri sektor pelabuhan dan sektor migas, ada pukla sektor industri perbankan syariah yang turut mengumumkan hasil raihan positif pada paruh pertama 2018, ini.

Sementara itu, salah satu operator terbesar di Indonesia berhasil meluncurkan satelit miliknya, yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan serta untuk mendukung program peningkatan industri teknologi Tanah Air.

PT Pelabuhan Indonesia III (Persero): Pelindo III Kantongi Laba Rp1,8 Triliun

Pelindo III mencatat kinerja yang cukup menggembirakan, dengan mengantongi laba usaha sebesar Rp1,8 triliun hingga Juli tahun 2018. Peningkatan bongkar muat peti kemas tumbuh 6% year on year (yoy) dari 2,23 juta boks atau setara 2,75 TEUs dibandingkan per Juli tahun 2017, menjadi 2,35 juta boks atau setara 2,92 juta TEUs per Juli tahun ini.

Pelayanan peti kemas menjadi kontributor tertinggi yang mencapai 60% dari total pendapatan Perseroan. Pendapatan dari layanan peti kemas internasional berkontribusi Rp2,2 triliun dan untuk yang domestik sebesar Rp1,04 triliun.

Sedangkan jika dilihat dari pendapatan, pendapatan hingga Juli 2018 tercatat sebesar Rp5,413 triliun. Capaian ini naik 10% jika dibandingkan tahun lalu di mana periode Januari-Juli 2017 Perseroan mengantongi pendapatan Rp4,931 triliun.

PT Elnusa Tbk: Elnusa Kantongi Pendapatan Rp2,9 Triliun di Semester I/2018

Elnusa (ELSA) membukukan pendapatan di semester pertama tahun ini sebesar Rp2,9 triliun atau tumbuh sebesar 46,46% dibandingkan priode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,99 triliun. Tercatat beban pokok pendapatan Perseroan juga meningkat menjadi Rp2,61 triliun dari semester I/2017 sebesar Rp1,83 triliun.

Namun, laba bruto masih menanjak menuju Rp304,06 miliar dari sebelumnya Rp160,87 miliar. Per Juni 2018, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih ELSA mencapai Rp127,66 miliar. Nilai itu melonjak 783,91% yoy dari semester I/2017 sebesar Rp14,44 miliar.

Sementara pada paruh pertama 2018 ini, ELSA menggelontorkan arus kas untuk kegiatan investasi sebesar Rp342,13 miliar, naik dari sebelumnya Rp212,18 miliar. Namun liabilitas Perseroan mengalami peningkatan menuju Rp2,1 triliun dari akhir 2017 sebesar Rp1,8 triliun. Liabilitas jangka pendek juga naik menuju Rp1,85 triliun per Juni 2018 dari akhir tahun lalu Rp1,76 triliun.

PT Pertamina EP: Naik 124,76%, Anak Usaha Pertamina Bukukan Laba Bersih US$361 Juta

Anak usaha Pertamina, yakni PT Pertamina EP berhasil mencatatkan kinerja positif di sepanjang semester I/2018 dengan membukukan laba bersih sebesar US$361 juta atau sekitar Rp 5,05 triliun (kurs Rp 14.000) hingga Juni 2018. Capaian tersebut sekitar 65,95% dari target tahun ini yakni sebesar US$547 juta.

Raihan laba tersebut juga tercatat naik 124,76% dibandingkan realisasi periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar US$289,4 juta atau 48,56% dari RKAP sebesar US$595 juta.

Adapun periode hingga Juni 2018, Pertamina EP membukukan pendapatan US$1,458 miliar atau naik 118% dari US$1,234 miliar (year on year/yoy) yang didorong oleh penjualan dalam negeri non-BBM sebesar US$1,442 miliar serta ekspor minyak mentah dan gas sebesar US$16,4 juta.

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk: Anak Usaha Pelindo II Catat Peningkatan Pendapatan Sebesar Rp250,27 Miliar

Anak usaha Pelindo II, yakni PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) berhasil mencatatkan kinerja yang positif pada semester I/2018. Perseroan berhasil membukukan kenaikan penjualan dan pendapatan sebesar 28% menjadi Rp250,27 miliar dari Rp196 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari sisi kinerja operasional, peningkatan volume throughput CBU cars tercatat meningkat 10%. Begitupun dari throughput alat berat yang meningkat secara signifikan sebesar 77,6%.

IPCC mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 58% menjadi Rp95 miliar pada periode Juni 2018 dari Rp60 miliar periode yang sama di tahun sebelumnya. Adapun net margin juga tercatat naik menjadi 37,9% dibanding periode yang sama di tahun lalu sebesar 30,7%.

PT Bank Syariah Mandiri: Naik 44,08%, Bank Syariah Mandiri Bukukan Laba Rp261 Miliar

Bank Syariah Mandiri berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp261 miliar pada kuartal II/2018, atau naik 44,08% dibandingkan laba pada periode tahun sebelumnya sebesar Rp181 miliar.

Pertumbuhan laba berasal dari naiknya pendapatan margin bagi hasil bersih, yang tumbuh Rp181 miliar atau tumbuh 5,14% (yoy) menjadi Rp3,71 triliun. Dari sisi pendanaan, Mandiri Syariah mampu menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 13,99% dari Rp72,30 triliun pada kuartal II/2017 menjadi Rp82,42 triliun per kuartal II/2018.

Komposisi dana pun mayoritas atau 52,05% merupakan dana murah (low cost fund) dengan total Rp42,90 triliun. Dengan perolehan DPK tersebut, aset Mandiri Syariah per kuartal II/2018 menjadi Rp92,81 triliun atau meningkat 13,32% dari Rp81,90 triliun periode tahun sebelumnya.

PT Bank BRI Syariah Tbk: BRISyariah Catat Peningkatan Aset Menjadi Rp36,14 Triliun

BRISyariah (BRIS) berhasil mencatat kinerja positif hingga Juni 2018, dengan membukukan peningkatan laba bersih setelah pajak sebesar 70% secara year on year (yoy) menjadi Rp120,157 miliar dibandingkan perolehan Juni 2017 yang sebesar Rp70,657. Total aset juga mengalami peningkatan sebesar 20,87% yoy menjadi Rp36,14 triliun dari sebelumnya Rp29,9 triliun pada Juni 2017.

Untuk tahun ini, Perseroan menargetkan perolehan laba sebesar Rp225 miliar dengan target aset Rp36,98 triliun, sedangkan penyaluran pembiayaan ditargetkan mencapai Rp22,68 triliun serta penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp28,28 triliun.

Adapun dari sisi permodalan, BRISyariah memiliki permodalan yang kuat. Hal itu terlihat dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 29,31%, meningkat dibandingkan posisi Juni 2017 sebesar 20,38%.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero): Banyak Libur Panjang, PLN Catat Pertumbuhan Penjualan Listrik Sebesar 4,71%

PLN berhasil mencatatkan penjualan listrik pada semester I/2018 sebesar 112,46 terawatt jam (TWh), atau tumbuh 4,71% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027, pertumbuhan penjualan listrik PLN pada 2018 ditargetkan sebesar 7% atau mencapai 239 terawatt jam (TWh) dibandingkan dengan realisasi tahun lalu 223 TWh. Pertumbuhan tersebut diharapkan masih berasal dari sektor rumah tangga 102 TWh, industri 76,5 TWh, bisnis 44,3 TWh, dan publik 15,6 TWh.

Realisasi tersebut bertumbuh 4,71% dibandingkan dengan semester I/2017. Pertumbuhan konsumsi pada Juni 2018 hanya 2,49% dibandingkan dengan periode yang sama 2017. Padahal, pertumbuhan konsumsi listrik pada Mei 2018 mencapai 7,49% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara, realisasi penjualan listrik tersebut baru sekitar 47% dari target tahun ini sebesar 239 TWh.

PT Permodalan Nasional Madani (Persero): Semester I/2018, PNM Telah Menyalurkan Kredit Sebesar Rp5 Triliun

PNM telah menyalurkan kredit sebesar Rp5 triliun kepada sekitar 3,8 juta nasabahnya sepanjang semester I/2018. Kredit tersebut diberikan melalui program Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) dan Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar). PNM menargetkan dapat menyalurkan Rp4,5 triliun pada semester II/2018.

Penyaluran tersebut sudah memenuhi lebih dari separuh target mereka. Tahun ini target penyaluran PNM Rp9 triliun. Sementara itu, kebutuhan pendanaan PNM untuk 2018 sebesar Rp11 triliun, di mana 80% sumber pendanaan PNM berasal dari capital market, sementara sisanya dari perbankan komersial.

Tak hanya sekadar pembiayaan, PNM juga memberi pendampingan pada nasabah yang merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam mengiperasikan bisnisnya agar menghasilkan produk yang berdaya nilai jual.

PT Pertamina (Persero): Kelola Blok Sanga-Sanga, Pertamina Siapkan Investasi Sebesar USD237 Juta

Pertamina telah resmi mengambil alih kelola Wilayah Kerja (WK) Sanga-Sanga dari VICO Indonesia, dengan komitmen pasti investasi Pertamina selama 3 tahun pertama sebesar USD237 juta.

WK Sanga-Sanga, di Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, merupakan salah satu dari 8 WK terminasi yang diserahkan pengelolaannya dari Pemerintah kepada Pertamina, pada 20 April 2018. Blok Sanga-Sanga masih memiliki potensi untuk digarap Pertamina dengan tetap mempertahankan produksi, mengembangkan teknologi dan mencari cadangan baru.

Blok Sanga-Sanga diperkirakan masih memiliki estimasi kumulatif prduksi sebesar 258 juta barel setara minyak (MMBOE). Dengan kondisi lapangan yang sudah tua, Pemerintah berharap Pertamina bisa menahan laju penurunan produksi dan telah menganggarkan investasi untuk melalukan pengeboran 2 sumur di tahun 2018 dan 29 sumur di tahun 2019.

PT Krakatau Nippon Steel Sumikin: Anak Usaha Krakatau Steel Operasikan Pabrik Baru Senilai USD300 Juta

Anaka Usaha Krakatau Steel (KRAS), yakni PT Krakatau Nippon Steel Sumikin (KNSS) mengoperasikan pabrik Galvanizing, Annealing and Processing Line (GAPL)senilai USD300 juta. Langkah ini guna memperkuat struktur manufaktur Perseroan, dalam memenuhi kebutuhan sektor otomotif.

Langkah ini diyakini dapat mendorong industri baja domestik menjadi sektor yang diperhitungkan di kancah dunia melalui kemampuan teknologi dan kualitas produknya yang bersaing.

Sebagai produsen penghasil baja otomotif terkemuka di Indonesia dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, KNSS berkomitmen mendukung kemajuan industri baja di Indonesia. Melalui tekhnologi canggih, KNSS akan menghasilkan lembaran baja berkualitas dan bermutu tinggi untuk menghadapi kebutuhan mobil berstandar tinggi.

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk: Telkom Luncurkan Satelit Merah Putih Senilai US$160 Juta

Telkom (TLKM) berhasil meluncurkan Satelit Merah Putih ke ruang angkasa, dari SpaceX, Cape Canaveral Air Force Station, Florida, Selasa (7/8/2018), pukul 01.18 waktu setempat. Telkom mencetak efisiensi hingga 25% untuk proyek satelit baru ini berkat teknologi yang digunakan oleh Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX), perusahaan transportasi luar angkasa Amerika Serikat.

Perseroan menggelontorkan total investasi sekitar US$160 juta untuk membiayai proyek Satelit Merah Putih tersebut yang mencakup biaya pembuatan satelit, jasa peluncuran, dan asuransi. Proyek Satelit Merah Putih jauh lebih hemat ketimbang Satelit Telkom 3S yang menelan biaya total US$215 juta, yang mengorbit tahun lalu dari Guiana Space Center, Prancis.

Satelit Merah Putih memiliki sejumlah fungsi untuk menjawab berbagai kebutuhan telekomunikasi masyarakat yang meningkat secara signifikan di Tanah Air dan kawasan regional. (DD)