Anak Usaha Krakatau Steel Operasikan Pabrik Baru Senilai USD300 Juta

ilustrasi
Direktur Jenderal ILMATE Kementerian Perindustrian, Harjanto, bersama Direktur Utama KNSS, Djoko Muljono, di sela peresmian pabrik baru milik KNSS di Cilegon | Dok. Kementerian Perindustrian

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), yakni PT Krakatau Nippon Steel Sumikin (KNSS) mengoperasikan pabrik Galvanizing, Annealing and Processing Line (GAPL)senilai USD300 juta. Langkah ini guna memperkuat struktur manufaktur Perseroan, dalam memenuhi kebutuhan sektor otomotif.

Langkah ini diyakini dapat mendorong industri baja domestik menjadi sektor yang diperhitungkan di kancah dunia melalui kemampuan teknologi dan kualitas produknya yang bersaing.

Direktur Utama KNSS, Djoko Muljono, menyampaikan bahwa sebagai produsen penghasil baja otomotif terkemuka di Indonesia dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, KNSS berkomitmen mendukung kemajuan industri baja di Indonesia.

“Melalui tekhnologi canggih, KNSS akan menghasilkan lembaran baja berkualitas dan bermutu tinggi untuk menghadapi kebutuhan mobil berstandar tinggi,” ujar Djoko, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/8/2018).

KNSS pun optimis bahwa produk-produk yang dihasilkan akan dapat diterima baik oleh pasar domestik maupun luar negeri. “Kehadiran KNSS diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi industri otomotif di Indonesia,” imbuh Djoko.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Harjanto, yang mewakili Menteri Perindustrian pada Peresmian pabrik baru KNSS di Cilegon, Banten, Selasa (7/8/2018) kemarin, mengapresiasi langkah yang dilakukan anak usaha Krakatau Steel, ini.

“Sebagian besar produsen kendaraan di Indonesia telah memakai baja dan komponen lokal. Hal ini juga memacu pengoptimalan terhadap tingkat kandungan dalam negeri (TKDN),” kata Harjanto.

Menurut Harjanto, produk baja yang cukup banyak digunakan di sektor otomotif adalah jenis Hot Rolled Steel Coil (HRC), Cold Rolled Steel Coil (CRC), dan Galvanized Steel.

Untuk itu, tambah Harjanto, dengan beroperasinya pabrik milik KNSS yang akan memproduksi CRC dan Galvanized Steel dengan kapasitas sebesar 480.000 ton per tahun, diharapkan terus mengurangi produk impor serupa.

“Jadi, adanya pabrik ini akan memberikan keuntungan dan dampak positif bagi perekonomian nasional melalui penghematan devisa dari substitusi impor, peningkatan pendapatan pajak, serta penggunaan bahan baku dan tenaga kerja lokal. Selain itu, mendorong pembangunan dan penguatan industri hilir di dalam negeri,” papar Harjanto.

Sebagai informasi, nilai investasi KNSS dalam membangun pabrik baru ini mencapai USD300 juta dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 280 orang. Kemenperin juga memberikan apresiasi atas kerjasama antara Krakatau Steel dengan Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation, yang telah terjalin sejak 2012 atau enam tahun lalu.(DD)