PT XL Axiata Tbk (EXCL) tercatat telah membukukan pendapatan usaha bruto mencapai Rp22,90 triliun pada tahun lalu, atau naik 6,95% year on year (yoy) dari pendapatan 2016 sebesar Rp21,41 triliun.
Dalam keterangan yang dikutip Kontan.co.id, Jumat (16/2/2018), dijelaskan bahwa segmen layanan data menyumbang pendapatan sebesar Rp14,06 triliun, atau naik 58% dari tahun 2016 yang hanya Rp8,88 triliun.
Seiring meningkatnya pendapatan bruto, beban operasional juga naik 9,57%. Per 31 Desember 2017, beban operasional Perseroan mencapai Rp14,5 triliun. Sementara, laba tahun berjalan yang dibukukan Perseroan sekitar Rp375 miliar, atau turun tipis dari tahun 2016 yang sebesar Rp376 miliar.
Sementara total BTS yang dimiliki XL Axiata hingga akhir 2017 mencapai 101.094 BTS, naik dari tahun sebelumnya, yakni 16.610 BTS. Sebanyak 17.428 merupakan BTS 4G, lalu 45.864 BTS 3G, dan 37.802 BTS 2G. Dengan pertambahan BTS, trafik pun meningkat sebesar 148%. Total aset Perseroan per akhir tahun lalu sebesar Rp56,32 triliun. Jumlah liabilitas sebesar Rp34,69 triliun dan ekuitas sebesar Rp21,631 triliun.
Adapun jumlah pelanggan yang mengakses layanan data tercatat terus meningkat dan mampu mendorong kenaikan traffic layanan data hingga dua kali lipat atau meningkat sebesar 148% dibanding tahun sebelumnya.
“Dari total 53,5 juta pelanggan XL Axiata per ahir tahun 2017, tercatat 72% dari total pelanggan atau 38,3 juta pelanggan telah menggunakan ponsel pintar. Angka ini meningkat 32% dari capaian tahun lalu. Sementara itu, jumlah pelanggan yang aktif mengkonsumsi layanan data juga telah mencapai 73%,” jelas CTO XL Axiata Yessi Yeyostya, dalam keterangannya yang dikutip CNNIndonesia.com, Jumat (16/2/2018).
Jika dibandingkan dengan traffic penggunaan data pada 2014, traffic di 2017 disebut Yessy sudah naik 10 kali lipat. Kini trafik data seluruh jaringan XL Axiata telah mencapai 1.280 TB berkat besarnya pengguna smartphone.
Lebih lanjut dia menerangkan bahwa kenaikan trafik data dan pendapatan tahun lalu disokong perluasan jaringan berkelanjutan ke wilayah-wilayah dengan permintaan yang tinggi meski berada di luar. Perluasan itu kemudian mendorong pertumbuhan yang kuat pada pendapatan dan traffic dari wilayah luar Jawa.(DD)