WIKA Optimis Bukukan Raihan Kontrak Rp130 Triliun Tahun Ini

ilustrasi
Salah satu proyek yang digarap WIKA | Dok. Wijaya Karya

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) optimistis mampu membukukan kontrak order book sebesar Rp130 triliun , tahun ini. Di mana nilai tersebut merupakan target Perseroan hingga akhir 2018.

Direktur Utama Wijaya Karya, Tumiyana, memperkirakan bahwa kontrak order book dapat mencapai Rp130 triliun hingga akhir tahun. Adapun, kontrak order book sepanjang Januari - September 2018 telah mencapai Rp105 triliun.

Dari perkiraan total order book hingga akhir tahun tersebut, Perseroan dapat mencapai pendapatan pada 2018 senilai Rp39 triliun dan laba Rp2,03 triliun.

Tumiyana optimistis, Perseroan dapat memenuhi sisa target order book sebesar Rp25 triliun yang berasal dari proyek hasil kesepakatan di Bali beberapa waktu lalu.

Di samping itu, Perseroan juga mencapai kesepakatan bisnis luar negeri bersama The Development Bank of Rwanda dan Indonesia Eximbank.

“Kami akan menuju order book Rp130 triliun. Capaian sampai dengan September 2018 Rp105 triliun. Masih ada Rp25 triliun, tetapi kami memiliki proyek yang dari Bali (IMF-WBG 2018),” kata Tumiyana, dalam keterangannya yang dilansir Bisnis.com, Kamis (18/10/2018).

Sementara itu, WIKA juga menargetkan laba bersih pada 2018 tumbuh sekitar 70% dibandingkan perolehan 2017. Perseroan optimistis, pertumbuhan tersebut bisa tercapai seiring dengan pertumbuhan dan diversifikasi bisnis yang dilakukan Perseroan.

Menurut Tumiyana, selain melakukan diversifikasi bisnis, Perseroan juga aktif melakukan efisiensi dengan menurunkan biaya produksi.

"Selain itu, kita juga menargetkan peningkatan revenue (pendapatan). Tahun ini, total pendapatan kami perkirakan mencapai Rp39 triliun, dibandingkan tahun lalu sekitar Rp26 triliun (Rp26,17 triliun berdasarkan laporan keuangan). Jadi ada dua driver-nya, pertama dari efisiensi dan kedua peningkatan revenue,” kata Tumiyana, seperti dikutip CNBCIndonesia.com, Kamis (18/10/2018).

Tumiyana juga menyampaikan bahwa saat ini pihaknya mulai melakukan diversifikasi usaha dengan mengembangkan sejumlah berbagai jenis usaha. Diversifikasi usaha tersebut mulai dari investasi, realty dan properti, infrastruktur, konstruksi, energi yang menjadi bisnis inti Perseroan serta industri.(DD)