Waskita Karya Targetkan Perolehan Laba Bersih Rp4 Triliun

ilustrasi
Direktur Utama Waskita Karya, I Gusti Ngurah Putra, dalam paparan Perusahaan, akhir pekan kemarin | Dok. Waskita Karya

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) cukup optimis di tahun 2019 ini, dengan menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp54 triliun serta laba bersih yang diharapkan dapat mencapai Rp4 triliun.

Dalam keterangan yang dilansir Katadata.co.id, Minggu (6/1/2019), Waskita Karya juga menargetkan dapat mengantongi nilai kontrak baru sebesar Rp55 triliun pada 2019. Dengan target tersebut, total kontrak yang akan dikelola Waskita pada tahun 2019 akan mencapai Rp120 triliun.

Seperti diketahui, sepanjang tahun 2018 lalu, Waskita Karya telah menerima pembayaran atas proyek dan dana talangan tanah sebesar Rp36,75 triliun. Pembayaran tersebut diterima atas pembayaran beberapa proyek yang sudah dijalani oleh Waskita.

Pembayaran proyek-proyek dan dana talangan tanah yang dikantongi Perseroan tersebut berasal dari proyek Jalan Tol Batang - Semarang sebesar Rp5,75 triliun, proyek Tol Pasuruan - Probolinggo sebesar Rp2,1 triliun, proyek Tol Salatiga - Kartasura sebesar Rp2 triliun, dan proyek Ruas Tol Terbanggi Besar - Kayu Agung (porsi VGF Tol Semarang-Batang) senilai Rp1,96 triliun.

Selain itu Perseroan juga mendapatkan pembayaran dari proyek Light Rail Transit (LRT) Palembang sebesar Rp3,9 triliun, penerimaan proyek lainnya sebesar Rp18,23 triliun, serta adanya pengembalian dana talangan tanah sebesar Rp2,8 triliun.

Waskita Karya sendiri memperkirakan pertumbuhan pendapatan usaha dari tahun 2017 ke tahun 2018 dapat meningkat sebesar 10%. Sedangkan laba bersih pada tahun 2018 diharapkan dapat ikut melonjak sebesar 8% dibandingkan capaian tahun 2017.

Sementara itu, Perseroan berencana untuk menawarkan 18 ruas tol miliknya kepada investor. Pada 2019, lima ruas tol ditargetkan bisa dijual kepada pihak swasta.

Direktur Utama Waskita Karya, I Gusti Ngurah Putra, mengatakan langkah bisnis Perseroan dengan menjual ruas tol sebagai salah satu langkah untuk menjaga keuangan Waskita Karya tetap sehat. Selain itu, bisnis utama dari Waskita sebenarnya yaitu sebagai kontraktor, bukan operator tol.‎

“Kami bicara institusi keuangan selalu bicara, bagaimana me-maintenance keuangan Waskita tetap sehat. Kalau divestasi enggak jalan, Waskita tak mampu lagi investasi karena strategi awal Waskita masuk tol bukan sebagian operator tol tapi developer maka Waskita terus me-leverage aset-nya bukan sebagai operator,” ujar Putra, seperti dikutip Liputan6.com, Minggu (6/1/2019).

Namun, Putra belum bisa memastikan ruas tol mana saja yang akan dijual terlebih dulu. Menurut dia, ruas tol yang ditawarkan akan diprirotaskan pada tol yang sudah selesai pembangunannya.

“Terutama sudah operasi, sudah serah terima, sudah 100 persen, supaya tidak ada dispute. Kapan realisasinya saya juga enggak tahu,” kata dia.

Adapun 18 ruas tol Waskita Karya antara lain Depok - Antasari,‎ Tol Bekasi – Cawang - Kampung Melayu,‎ Bogor – Ciawi - Sukabumi, Pemalang - Batang, Tol Krian Legundi - Bunder, ‎Kayu Agung – Palembang - Betung,‎ Kuala Tanjung - Tebing Tinggi - Parapat, Medan – Kualanamu - Tebinggi Tinggi.

Selain itu, ada Tol Pejagan - Pemalang, Pasuruan - Probolinggo, Jakarta - Cikampek Elevated, Probolinggo - Banyuwangi, Cimanggis - Cibitung, Cibitung - Cilincing, Kanci - Pejagan, Solo - Ngawi, Ngawi - Kertosono, dan Semarang - Batang.(DD)