Waskita Karya Bukukan Perolehan Kontrak Baru Rp9,2 Triliun

ilustrasi
Jajaran Direksi Waskita Karya | Dok. Waskita Karya

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) membukukan perolehan kontrak baru Rp9,2 triliun secara year to date (ytd) dari bulan Januari hingga Agustus 2018 atau naik 2,22%. Kenaikan tersebut tercatat sekitar Rp200 miliar dari bulan Juli 2018 yang sebesar Rp9 triliun.

Sekretaris Perusahaan Waskita Karya, Shastia Hadiarti, mengatakan bahwa Perseroan menargetkan raihan kontrak baru sepanjang tahun 2018 sebesar Rp50 triliun hingga Rp55 triliun.

“Untuk kontrak baru per Agustus sudah Rp9,2 triliun, kalau kontrak baru targetnya Rp50 triliun hingga Rp55 triliun,” ujar Shastia, seperti dikutip Kontan.co.id, Selasa (2/10/2018).

Sementara itu, Waskita Karya juga berhasil mengantongi Rp1,7 triliun dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap III Tahun 2018.

Berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten berkode saham WSKT itu resmi mencatatkan Obligasi Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap III Tahun 2018 pada, Senin (1/10/2018). Surat utang tersebut terdiri atas Seri A dan Seri B dengan jumlah pokok Rp1,7 triliun.

Obligasi Seri A memiliki tingkat kupon tetap 9,00% dengan jumlah pokok Rp761 miliar. Tenor yang dimiliki selama tiga tahun atau jatuh tempo pada 28 September 2021.

Selanjutnya, Obligasi Seri B memiliki tingkat kupon tetap 9,75% dengan jumlah pokok Rp941,75 miliar. Tenor yang dimiliki selama lima tahun atau jatuh tempo pada 28 September 2023.

Director of Finance and Strategy Waskita Karya, Haris Gunawan, dalam keterangannya yang dilansir Bisnis.com, Selasa (2/10/2018), membenarkan jumlah obligasi yang diterbitkan Perseroan senilai Rp1,7 triliun. Dana tersebut menurutnya telah masuk ke kantong Perseroan.

Sebelumnya, Haris mengatakan salah satu tujuan dari emisi obligasi yakni reprofilling dari leverage atau debt Perseroan. Instrumen itu dinilai lebih tepat dipilih dibandingkan dengan jenis lainnya.

“Kami mencari pendanaan yang mempunyai fungsi jangka panjang sejalan dengan investasi jangka panjang. Diharapkan, saat obligasi jatuh tempo, investasi yang dilakukan sudah menghasilkan dan proyek turn key sudah menghasilkan sehingga bisa digunakan untuk pengembalian,” paparnya.(DD)