Waskita Beton Precast Bidik Pertumbuhan Laba 10%

ilustrasi
Jajaran Direksi Waskita Beton Precast dalam Investor Summit 2018, saat melakukan pemaparan public beberapa waktu lalu | Dok. Waskita Beton Precast

PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menargetkan pertumbuhan laba sebesar 10% di tahun ini, jika dibandingkan dengan tahun 2019. Perseroan pun tengah menargetkan kontrak baru sebesar Rp10,39 triliun di 2019, meningkat dibandingkan target nilai kontrak baru sepanjang 2018 sebesar Rp6,56 triliun.

Direktur Utama WSBP, Jarot Subana, menegaskan memasuki tahun 2019 pihaknya akan tetap mempertahankan kinerjanya. Upaya tersebut meliputi sisi pendapatan usaha, laba, dan nilai kontrak baru.

“Pada 2019, WSBP menargetkan laba naik sekitar 10% dibandingkan 2018. Perusahaan juga menargetkan nilai kontrak baru 2019 sebesar Rp 10,39 triliun, baik dari proyek internal maupun eksternal,” kata Jarot, dalam keterangannya yang dilansir CNBCIndonesia.com, Rabu (2/1/2019).

Dalam hal ini, dia menyebut, terdapat potensi nilai kontrak baru sekitar Rp2 triliun yang berasal dari pekerjaan tambahan pada 2019. Tambahan tersebut berasal dari proyek tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM), Cibitung-Cilincing, Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), dan sejumlah proyek lainnya.

Sementara itu, sejauh ini hingga pertengahan Desember 2018, WSBP berhasil membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp6,51 triliun. Angka itu setara dengan 99,2% realisasi dari target Rp6,56 triliun.

Perolehan kontrak baru 2018 berasal dari proyek internal sebesar 63% yaitu proyek jalan tol Cibitung-Cilincing dan proyek lainnya. Selebihnya, proyek yang berasal dari eksternal sebesar 37%, antara lain proyek jalan tol Pekanbaru-Dumai, Bandara Kulonprogo, Pelabuhan Pattimban, dan proyek lainnya.

Sementara itu, Research Associate MNC Sekuritas, Muhammad Rudy Setiawan, dalam risetnya seperti yang dikutip Medcom.id, Rabu (2/1/2019), mengemukakan saham WSBP dinilai relatif aman sebagai instrumen investasi, seiring strategi Perseroan untuk mengurangi proyek turn key guna menghindari kas operasional negatif.

“Kebijakan tersebut juga akan membuat kinerja keuangan dan pergerakan harga saham WSBP lebih baik ke depan,” kata Rudy.

Ia menambahkan, keinginan manajemen WSBP untuk menerapkan integrasi bisnis mulai dari hulu ke hilir juga akan berdampak terhadap kenaikan margin keuntungan dalam jangka panjang.

Rudy memproyeksikan, laba bersih WSBP diperkirakan menjadi Rp1,39 triliun pada 2019 dibandingkan target 2018 yang sebesar Rp1,2 triliun, dan perolehan 2017 yang sebesar Rp1 triliun.(DD)