Vale Indonesia Produksi 76.807 Ton Nikel Matte di Sepanjang 2017

ilustrasi
Vale Indonesia terus berupaya tingkatkan kapasitas produksi nikel | Dok. Vale Indonesia

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat produksi nikel dalam matte sebanyak 76.807 ton sepanjang 2017. Jumlah tersebut lebih rendah atau turun 1% dari realisasi produksi pada 2016 yang mencapai 77.581 ton.

Adapun secara kuartalan, terjadi penurunan di kuartal empat 2017 dibandingan dengan kuartal tiga 2017 maupun periode yang sama tahun lalu. Pada triwulan terakhir 2017 tersebut realisasi produksi INCO sebanyak 19.313 ton nikel dalam matte. Sementara itu, produksi pada kuartal tiga 2017 dan periode yang sama tahun lalu masing-masing sebanyak 20.163 ton dan 19.581 ton nikel dalam matte.

“Produksi di triwulan keempat tahun ini sekitar 4% lebih rendah dibandingkan produksi di triwulan tiga 2017 yang disebabkan oleh adanya aktivitas pemeliharaan yang telah direncanakan,” kata CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter, melalui keterangan resminya yang diterima redaksi, Rabu (21/2/2018).

Menurut Nico, secara keseluruhan terjadi penurunan kadar bijih yang ditambang sepanjang 2017. Hal tersebut berdampak pada tingkat produksi yang mengalami sedikit penurunan. Dia menyebutkan, produksi untuk tahun lalu sekitar 1% lebih rendah dari produksi di 2016.

“Meskipun produksi lebih rendah, calcine throughput 2017 kami sebenarnya lebih tinggi 3 persen dari tahun 2016. Namun, kami mendapatkan grade yang lebih rendah sehingga menurunkan produksi,” ujarnya.

Vale Indonesia didirikan pada Juli 1968, merupakan perusahaan yang mendapat lisensi dari Pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi, penambangan, pengolahan dan produksi nikel. Vale Indonesia berinduk pada Vale Global, perusahaan multitambang yang berpusat di Brazil. Vale merupakan pemimpin global dalam produksi bijih besi dan salah satu produsen nikel terbesar di dunia.(DD)