PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta (Bank DKI) mencatatkan kinerja positif di sepanjang tahun 2017. Berbagai aktivitas bisnis yang dilakukan Bank DKI telah berhasil mendorong peningkatan laba Perseroan.
“Laba bersih per 31 Desember 2017 tercatat sebesar Rp712,17 miliar, meningkat 10,40% terhadap tahun 2016 sebesar Rp645,11 miliar,” ujar Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi, dalam keterangannya yang dilansir Industry.co.id, Selasa (27/3/2018).
Menurutnya, pencapaian penting berhasil ditorehkan Bank DKI pada tahun 2017, diantaranya adalah peluncuran JakOne Mobile yang mer upakan aplikasi layanan keuangan yang terdiri dari Mobile Banking dan Mobile Wallet dan dapat dipergunakan untuk melakukan transaksi kebutuhan sehari-hari pada merchant-merchant yang bekerjasama dengan Bank DKI baik yang besar maupun yang Ritel.
“Untuk meningkatkan ekspansi bisnisnya, pada tahun 2017, Bank DKI telah memperkenalkan produk dan layanan baru seperti Kartu Kredit Co Branding, Tabungan Monas Bisnis Perkulakan dan Kerjasama Penjualan ORI 014,” imbuhnya.
Sementara Bank DKI juga berhasil mencatatkan pertumbuhan aset sebesar Rp51,41 triliun, tumbuh 26,74% dari Rp 40,56 triliun pada tahun 2016. Pertumbuhan total aset tersebut berada diatas rata-rata pertumbuhan perbankan nasional yang tercatat sebesar 9,79% pada 2017.
Kresno mengatakan, pencapaian total aset tersebut terutama didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat signifikan pada tahun 2017. Di mana Perseroan, mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 9,09% dari semula tercatat sebesar Rp24,87 triliun pada 2016 menjadi sebesar Rp27,13 triliun pada akhir tahun 2017.
Berbagai upaya perbaikan kualitas kredit yang telah dilakukan mendorong penurunan rasio NPL Perseroan dimana NPL gross dan NPL Net Perseroan pada tahun 2017 menunjukkan perbaikan yang signifikan dengan realisasi masing-masing sebesar 3,76% dan 2,31%. Rasio NPL tersebut jauh lebih baik dibanding tahun 2016 sebesar 5,35% dan 2,75%.
“Upaya perbaikan kualitas kredit telah dilakukan lewat penagihan kredit secara intensif, pengambilalihan agunan, lelang agunan kredit, restrukturisasi kredit, dan hapus buku,” kata Kresno, seperti dikutip Jawapos.com, Selasa (27/3/2018).
Total DPK per 31 Desember 2017 tercatat sebesar Rp38,33 triliun, naik 34,74% di banding 31 Desember 2016 yang tercatat sebesar Rp28,45 triliun. Pertumbuhan tersebut juga berada diatas rata-rata pertumbuhan DPK perbankan nasional yang tercatat sebesar 9,4% di tahun 2017.(DD)