PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), dengan jejaring layanan pemeriksaan kesehatan terbesar di Indonesia, berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 71,1% menjadi Rp150,80 miliar pada tahun 2017.
Pendapatan bersih Perseroan juga meningkat menjadi Rp1.466,01 miliar atau tumbuh sebesar 7,90% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1.358,66 miliar. EBITDA Perseroan pun meningkat 14,3% dari Rp209,07 miliar pada tahun 2016 menjadi Rp239,05 miliar pada tahun 2017.
Kenaikan laba bersih Perseroan tersebut salah satunya ditopang oleh peningkatan pendapatan bersih Perseroan. Pertumbuhan pendapatan bersih Perseroan pada tahun 2017 ditunjang oleh peningkatan pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan yang terdiri dari pelanggan individu, referensi dokter, referensi pihak ketiga, dan klien korporasi.
Melalui strategi inovasi yang menambah nilai bagi pelanggan, masing-masing segmen usaha turut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan Perseroan. Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang masing-masing sekitar 33,3% dan 32,1% kepada pendapatan Perseroan. Sedangkan, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 18,3% dan 16,2% terhadap pendapatan Perseroan. Pada tahun 2017, jumlah pemeriksaan mencapai 15,1 juta dan jumlah kunjungan mencapai 2,5 juta.
“Kami bangga dapat mencatatkan kinerja yang positif sepanjang tahun 2017. Dengan strategi bisnis yang terarah, keunggulan operasional, dan upaya pengendalian biaya yang baik, Perseroan mampu menjaga pertumbuhan pendapatan, EBITDA, dan laba yang cukup baik di tengah kondisi pasar di tahun 2017,” terang Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, dalam ketrangannya yang dilansir laman Perseroan, Jumat (23/3/2018).
Total aset Perseroan tahun 2017 sebesar Rp1.848,20 miliar, lebih tinggi Rp24,16 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Aset lancar menjadi Rp1.163,85 miliar dan Aset non lancar menjadi Rp684,35 miliar. Sedangkan, total liabilitas turun sekitar 12,9% menjadi Rp485,11 miliar dibandingkan tahun 2016 yang mencapai Rp556,77 miliar. Adapun total liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp147,11 miliar dan total liabilitas jangka panjang Rp337,99 miliar.
Total Ekuitas naik sekitar 7,6% menjadi sebesar Rp1.363,09 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1.267,26 miliar.
“Dari sisi arus kas, Perseroan berhasil mempertahankan arus kas bersih dari aktivitas operasi dalam posisi surplus menjadi sebesar Rp93,47 miliar,” tandas Dewi.(DD)