PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) sepakat untuk membagikan dividen sebesar US$10,18 juta atau sekitar Rp135 miliar dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2018. Angka itu setara dengan 20% dari laba besih Perseroan sepanjang 2017 yang senilai US$50,94 juta atau Rp687,69 miliar.
Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto mengatakan, pembagian dividen itu dengan pertimbangan kebutuhan investasi dan pengembangan bisnis Perseroan yang tengah berkembang pesat. “Perseroan membutuhkan modal yang cukup besar untuk mendanai pengembangan bisnis,” kata Iwan, dalam keterangannya yang dilansir Tempo.co, Selasa (1/5/2018).
Sebagai informasi, sepanjang 2017, GMFI berhasil membukukan pendapatan operasional senilai US$439,3 juta. Angka tersebut meningkat 13% dibandingkan pendapatan 2015 sebesar US$388,7 juta. Sementara, laba bersih GMFI pada 2017 mencapai US$50,9 juta.
Tahun ini, GMFI menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 15% dibandingkan tahun lalu. Perseroan optimistis pertumbuhan laba bersih bakal mencapai lebih dari 10% tahun ini.
Sementara itu, GMFI juga tengah menyiapkan belanja modal lebih dari US$100 juta pada tahun ini. Dari jumlah itu, sebanyak 60% akan dialokasikan untuk meningkatkan investasi organik perusahaan.
Iwan Joeniarto mengatakan, banyak permintaan dari berbagai maskapai regional maupun domestik agar mendapat perawatan tidak hanya airframe, tetapi juga pada mesin dan komponen pesawat. “Investasi ini diharapkan memberikan return yang bagus,” ujarnya, seperti dikutip Kontan.co.id, Selasa (1/5/2018).
Potensi terbesar disebut Iwan akan berasal dari pesawat kecil seperti Boeing 737 dan Airbus 320. Oleh karenanya kapabilitas GMFI akan ditingkatkan agar tingginya permintaan maintenance dari berbagai maskapai bisa dipenuhi di tahun ini.
Alokasi belanja modal GMFI juga akan digunakan untuk pembangunan bengkel maintenance, repair, & overhaul (MRO) pesawat di Batam. Untuk pengembangan di Batam, belanja modal yang dialokasikan GMFI sekitar US$4 juta-US$8 juta. Selain Batam, Perseroan juga sedang menyiapkan bengkel MRO di Australia. Diharapkan pembangunan bengkel di Australia bisa selesai tahun ini.
Dengan investasi lebih dari US$100 juta itu, Iwan berharap GMFI bisa memberikan total solution provider bagi berbagai jenis pesawat dan berbagai jenis perbaikan.(DD)