Terapkan Strategi Make or Buy, Krakatau Steel Optimistis Raih Laba di Tahun Ini

ilustrasi
Ilustrasi, Pabrik Baja Krakatau Steel | Dok. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) menargetkan volume penjualan baja di 2018  tumbuh sebesar 40 persen menjadi 2,8 juta ton. Angka tersebut naik dibanding tahun 2017 sejalan dengan meningkat kebutuhan baja domestik.

Wakil Presiden Senior Sekretaris Perusahaan PT Krakatau Steel Suriadi Arif mengatakan, proyeksi kenaikan penjualan ini seiring proyeksi keperluan baja domestik yang juga terus meningkat.

“Situasi kenaikan harga baja yang membaik secara signifikan sejak dua tahun terakhir, kami optimistis untuk terus memperbaiki kinerja secara berangsur," kata Suriadi Arif, dalam keterangannya, seperti dilansir Republika.co.id, Kamis (25/1/2018).

Suriadi mengatakan, pada 2016, harga baja mulai membaik yang terus berlanjut pada 2017, serta akan berlanjut di 2018. "Kalau sejak 2011 sampai 2015 harga baja terus turun. Maka harga HRC CFR domestik di Desember 2017 sudah mencapai 562 dolar AS per metrik ton naik tajam 260 persen dari Desember 2015 yang hanya mencapai 216 dolar AS per metrik ton," ungkap Suriadi Arif, seperti dilansir Antaranews.com, Kamis (25/1/2018).

Selain terpengaruh harga baja global yang menurun, produsen baja domestik juga mengalami tekanan dari tinggi biaya energi seperti gas dan listrik. Untuk menjaga keseimbangan tersebut produsen baja Krakatau Steel melakukan pola operasi dengan menerapkan strategi "make or buy".

Melalui strategi ini, KRAS tetap menjalankan pabrik penghasil semi finished product dikombinasikan dengan pola pengadaan bahan baku semi finished product impor yang kompetitif. "Strategi operasi ini menimbulkan optimisme bahwa KRAS akan meraih laba di tahun 2018," kata Suriadi Arif.(RiP)