PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) atau Wika Gedung, menyiapkan belanja modal sebesar Rp1,13 triliun di tahun ini. Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk investasi dan pengembangan usaha.
Sekretaris Perusahaan Wika Gedung, Bobby Iman Setya, menjelaskan di tahun 2019 ini pihaknya berencana melakukan investasi aktiva tetap berupa tanah, peralatan produksi dan IT. “Untuk kebutuhan itu investasinya sebesar Rp142 mliar,” jelas Bobby, dalam keterangannya yang dilansir Kontan.co.id, Senin (7/1/2018).
Kemudian, lanjut Bobby, belanja modal itu juga bakal digunakan untuk penyertaan modal anak perusahaan. Untuk kebutuhan itu, Perseroan akan menggelontorkan dana sebesar Rp321 miliar. Sisanya sebesar Rp665 miliar, bakal dialokasikan untuk pengembangan usaha sebesar Rp 665 miliar.
Menurut Bobby, jika di total maka seluruh kebutuhan belanja modal Wika Gedung di tahun 2019 sebesar Rp1,13 triliun. Jumlah itu 40,97% lebih besar ketimbang belanja modal Wika Gedung di tahun 2018.
Sebagai informasi, pada tahun 2018, Wika Gedung menggelontorkan belanja modal sebesar Rp667 miliar, yang diperuntukkan untuk Fixed Asset, Concession Development dan Industry Development & Specialist.
Sementara itu, tahun ini, Wika Gedung menargetkan membangun 2.000 unit bangunan berteknologi modular untuk bangunan hunian seperti villa dan untuk bangunan semi permanen seperti restoran.
Direktur Human Capital, Investasi, dan Pengembangan Wika Gedung, Nur Al Fata menuturkan bahwa sepanjang tahun 2019, sebagai salah satu produsen bangunan modular, pihaknya akan membangun minimal 2.000 unit modul dengan pengerjaan yang masih sesuai pesanan.
“Tahun ini kita fokusnya ada dua jenis, untuk bangunan yang multifungsi, bisa digunakan menjadi macam-macam seperti villa atau proyek kantor dan untuk orang yang mau buka restoran, seperti food truck. Seluruh pengerjaannya masih disesuaikan dengan proyeknya,” ungkap Nur, seperti dikutip Bisnis.com, Senin (7/1/2019).
Menurut Nur, peminat pembuatan bangunan modular ke Wika Gedung sudah cukup banyak terutama untuk perhotelan dan hunian. Adapun, hingga kini, Perseroan telah mengembangkan empat tipe produk modular, yaitu villa, rumah sederhana tapak (RST), toilet pods, dan bangunan bersusun.
Sedangkan pengembangan produk selanjutnya yang sedang berjalan adalah produk modular villa di Pulau Merah, Banyuwangi dan di kawasan Gunung Rinjani untuk mendukung pengembangan pariwisata.
“Tidak kalah juga permintaan dari Dinas Pendidikan untuk pembangunan sekolah. Di DKI ini kan sudah harus banyak sekolah yang di bangun dalam waktu singkat dan kualitasnya harus bagus, sehingga dengan modular ini mereka sangat tertarik,” imbuh Nur.
Kemudian, peminat juga hadir dari kaum milenial yang mencari hunian. Saat ini, Wika Gedung sudah mengembangkan produk modular untuk rumah tapak dua lantai. Namun, untuk produksi ritel, Nur mengaku belum menyanggupi.
“Sudah banyak yang tanya kapan untuk hunian itu bisa di jual. Nah, itu kami memang belum meluncurkan karena dari penanganan pemasarannya agak berbeda. Jadi sekarang kami fokus bekerja per proyek saja. Minat dari milenial juga tinggi,” tandas Nur.(DD)