PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) terlihat lebih optimis di tahun ini, di mana perusahaan tekstil ini, menargetkan pertumbuhan pendapatan berkisar 35%-40%, dan pertumbuhan laba bersih ditaksir sebesar 20%-25%. Sebagai catatan, laba bersih Perseroan tahun lalu sebesar US$68 juta.
Sritex pun akan lebih ekspansif pada tahun ini, hal itu ditandai dengan aksi Perseroan yang mengakuisisi dua perusahaan tekstil, yaitu PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries pada awal 2018.
Sekretaris Perusahaan SRIL, Welly Salam mengatakan, tahun ini, kedua perusahaan tersebut sudah dapat berkontribusi terhadap pendapatan Perseroan. “Kontribusi tahun ini sebesar 20% dari total penjualan,” ujar Welly, dalam keterangannya seperti dikutip Kontan.co.id, Sabtu (19/5/2018).
Selain akuisisi, tahun ini, Perseroan juga menggelontorkan belanja modal sebesar US$30 juta sampai US$40 juta untuk meningkatkan kapasitas produksi sebesar 20 juta sampai 30 juta yards per tahun.
Peningkatan ekspor tekstil Indonesia sebesar 7,9% per tahun juga ikut mengerek kontribusi ekspor Perseroan. Tahun lalu, konstribusi penjualan ekspor Sritex sebesar 53,5%.
Saat ini, Perseroan memproduksi empat jenis produk, yaitu benang, kain mentah, kain jadi dan pakaian. Dari total pendapatan tahun lalu sebesar US$759 juta, kontribusi benang paling tinggi yaitu sebesar 38%. Diikuti pendapatan dari pakaian jadi sebesar 26% dan kain jadi sebesar 25%. Sementara, kontribusi pendapatan dari kain mentah menyumbang 11%.
Sementara itu dalam keterangan yang dilansir Suaramerdeka.com, Sabtu (19/5/2018), Direktur Keuangan PT Sri Rejeki Isman, Allan Moran Severino menambahkan, kinerja finansial Sritex di tahun 2017 juga terbukti sangat solid dan positif. Beberapa indikator keuangan seperti Margin Laba Kotor, Margin Laba Operasi dan Margin Laba Bersih masing-masing sebesar 22,6%, 17,7%, dan 9% meningkat dibandingkan tahun 2016 yang masing-masing sebesar 21,4%, 17%, dan 8,7%.
Secara otomatis Ebitda margin Perseroan juga meningkat dari 19,9% menjadi 21,5% dibanding tahun lalu. “Kami akan terus melakukan program efisiensi baik dalam proses produksi maupun operasional untuk meningkatkan kinerja di masa mendatang,” jelas Allan.
Lebih jauh dia menjelaskan, Capex Sritex di 2017 sebesar 25,1 juta Dolar AS digunakan bagi pemeliharaan mesin dan bangunan serta penambahan kapasitas di segmen garment yang akan memberi tambahan kapasitas di tahun 2018. Yakni dari 27 juta potong per tahun menjadi 30 juta potong per tahun. Untuk 2018 pihak Perseroan menargetkan Capex 30 juta Dolar AS hingga 40 juta Dolar AS.(DD)