Tahun Ini, PAL Indonesia Bidik Pendapatan Sebesar Rp2,4 Triliun

ilustrasi
Lokasi industri PT PAL | Dok. PT PAL Indonesia

PT PAL Indonesia (Persero) semakin optimistis menghadapai tahun 2018 dengan menargetkan peningkatan pendapatan hingga double digit (dua kali lipat) di banding tahun 2017. Tahun ini, Perseroan menargetkan pendapatan meningkat hingga Rp2,4 triliun lebih besar dari pendapatan di tahun 2017 yang sebesar Rp1.2 triliun.

“Tahun 2016 merupakan suatu masa sulit bagi PT PAL, kemudian di 2017 itu ada pertumbuhan sales (penjualan) sekitar dua kali lipat (dari 2016). Alhamdulillah, mungkin di 2018 itu nanti dua kali lipat lagi,” kata Direktur Utama PT PAL Indonesia Budiman Saleh, dalam keterangannya yang dikutip Antara, Senin (22/1/2018).

Sementara itu, nilai kontrak yang ditargetkan PT PAL Indonesia di tahun 2018 sebesar Rp4 triliun, sehingga jika ditambah nilai sisa kontrak tahun lalu senilai Rp3 triliun, maka total nilai kontrak saat ini mencapai Rp7 triliun.

“Jadi kontrak baru yang akan kita kejar ditargetkan di 2018 itu adalah Rp4 triliun, carry over kontrak dari 2017 ke 2018 itu ada Rp3 triliun. Jadi book order value-nya lumayan tinggi, sekitar Rp7 triliun,” jelas Budiman.

Adapun setelah menyelesaikan pesanan kapal perang dari Filipina, PT PAL Indonesia mulai merambah negara-negara kawasan Asia Tenggara lain dan juga di Afrika, seperti Malaysia, Thailand, Senegal, Kongo, Burkina Faso dan Guinea Bissau. Meski memperluas ranah ekspor, Perseroan memastikan kebutuhan dalam negeri untuk penguatan alutsista TNI AL tetap terpenuhi.

“Kita masih mempunyai kapasitas sisa yang bisa digunakan untuk kebutuhan ekspor. Jadi, jangan sampai kebutuhan dalam negeri tidak terpenuhi karena overload, utilisasi sudah dipakai untuk keperluan ekspor non-TNI,” imbuh Budiman.

Dalam keterangan yang dilansir Bisnis.com, Senin (22/1/2018), Perseroan menegaskan, dengan ekspor PT PAL pun dapat mengoptimalkan utilisasi. Budiman merinci, tahun lalu utilisasi hanya 28%-29%. Diakuinya persentase tersebut sangat rendah. Padahal menurutnya, fasilitas produksi di PT PAL adalah hasil investasi restrukturisasi dana PMN.

“Jadi ironiskan. Oleh karena itu untuk 2018 Insha Allah dengan proyek-proyek yang ada mungkin utilisasi bisa sekitar 60%-70%. Jika kami bisa memaksimalkan utilisasi bisa cari order dari luar negeri,” terang Budiman.

Menurut Budiman, proyek ekspor tersebut membantu menambah working capital Perseroan. Di sisi lain dia mengakui Perseroan belum akan mendapatakan penambahan modal tahun ini.(DD)