PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) berencana menyiapkan belanja modal sebesar Rp83 miliar pada tahun 2019, dengan sumber pendanaan yang berasal dari dana Perseroan dan pinjaman bank.
Finance & Human Capital Director Indofarma, Herry Triyatno, mengungkapkan belanja modal sebesar Rp83 miliar itu bakal dialokasikan salah satunya untuk pengembangan bisnis baru. “Selain itu juga untuk pengembangan IT, research and development, dan pengembangan human resource development,” kata Herry, seperti dikutip Kontan.co.id, Selasa (1/1/2019).
Menurut Herry, Perseroan pun tengah mengembangkan bisnis baru yang salah satunya melalui peningkatan penjualan produk non farmasi. Sampai kuartal III/2018, penjualan produk non farmasi berupa alat kesehatan, diagnostik, dan lainnya tumbuh 47,24% menjadi Rp217,74 miliar atau setara 29,46% total pendapatan.
Sementara itu, untuk tahun 2019, Herry mengatakan, Perseroan memproyeksikan pertumbuhan penjualan tahun depan sekitar 13%-15%. “Tahun depan, kami bisa targetkan pertumbuhan penjualan 13%-15%,” ungkap Herry, dalam keterangannya yang dilansir dari Okezone.com, Selasa (1/1/2019).
Tercatat hingga September 2018, penjualan bersih Perseroan mencapai Rp739,17 miliar, turun 4,7% dari posisi Rp776,34 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Untungnya, emiten bersandi saham INAF ini, juga berhasil menurunkan beban pokok penjualan hingga 9,1% year on year, menjadi Rp546,44 miliar pada September 2018.
Lebih rinci, penjualan INAF di dalam negeri senilai Rp729,8 miliar hingga September 2018 turun 5,3% year on year, sedangkan penjualan ekspor senilai Rp9,36 miliar, naik 74,9% year on year.
Meskipun INAF mengalami kerugian hingga September 2018, Herry optimistis pada tahun 2019 akan membukukan keuntungan. “Jadi yang ingin disampaikan, kami memproyeksikan untung, tetapi jangan disampaikan berapa kali lipat,” ujarnya.
Dia mengatakan, penopang penjualan INAF pada tahun 2019 adalah segmen non farmasi seperti penjualan peralatan kesehatan. Selain mematok kenaikan pendapatan, INAF juga menargetkan mengakhiri kerugian pada tahun ini. Upaya Perseroan menggenjot pertumbuhan penjualan dilakukan dengan terus mengembangkan banyak produk, khususnya di luar obat generik.
Disamping itu, Perseroan juga berencana merealisasikan pembangunan pabrik infus di Makassar, Sulawesi Selatan. Proses pembangunan pabrik berkapasitas sekitar 40 juta botol infus per tahun itu bakal melibatkan dua perusahaan lain dalam skema joint venture (JV).(DD)