PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk atau BRI Agro, menargetkan modal inti mencapai Rp5,17 triliun di tahun ini. Dengan modal inti tersebut, maka Perseroan akan otomatis naik menjadi kelompok BUKU III.
Dalam keterangan yang dilansir Kontan.co.id, Kamis (15/3/2018), Direktur Utama BRI Agro Zuhri Anwar mengatakan, pada tahun ini induk perushaan akan menyuntikan dana sekitar Rp1,7 triliun melalui rights issue.
“Kami optimis kinerja tahun ini lebih baik seiring pertumbuhan UMKM dan agribisnis yang semakin membaik,” kata Zuhri.
Tahun ini, BRI Agro juga akan meningkatkan sinergi dengan induk terutama di pembiayaan petani dan perkebunan besar nasabah Bank BRI. Selain itu pada tahun ini BRI Agro akan semakin fokus untuk mengembangkan digital banking.
Sementara itu, Direktur PRK dan pendanaan BRI Agro Ebeneser Girsang dalam keterangannya yang dikutip Bisnis.com, menyampaikan bahwa pada tahun 2017 lalu, recovery rate Perseroan tercatat hanya di level 31,2% atau sebesar Rp6,6 miliar dari Rp21 miliar kredit yang hapus buku.
Dalam periode 2013-2017, persentase recovery rate Perseroan yang tertinggi terjadi pada 2016 sebesar Rp20,5 miliar atau sebesar 75,2% dari hapus buku kredit Rp27,2 miliar.
“Best performance kami itu Rp20,5 miliar. Untuk tahun ini, kami sangat optimis dapat memulihkan Rp20 miliar sehingga angka recovery rate dapat kembali ke level 40%-60%,” ujar Ebeneser.
Menurutnya, selain melakukan pemetaan prioritas, BRI Agro juga mempercepat pemulihan dengan meningkatkan frekuensi lelang. Di sisi lain, jadwal untuk lelang juga tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
“Untuk melaksanakan pemulihan ini tidak hanya tergantung pada kami tetapi juga pihak eksternal termasuk soal lelang. Dalam 2017 tidak semudah tahun-tahun sebelumnya untuk mendapatkan calon pembeli, dan ini tidak bisa diserahkan ke kantor lelang, kami akan proaktif juga,” ucapnya.(DD)