Tahun Ini, BNI Bidik Penyaluran Kredit Menengah Sebesar Rp80 Triliun

ilustrasi
BNI terus berupaya tingkatkan porsi kredit | Dok. Bank BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatat adanya pertumbuhan kredit yang cenderung melambat di awal tahun 2018. Namun, tahun ini Perseroan menargetkan penyaluran kredit menengah sebesar Rp80 triliun.

Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta menjelaskan, perlambatan kredit tersebut memang telah menjadi tren umum yang bersifat musiman. Adapun, Perseroan mencatat pertumbuhan kredit bulan Januari 2018 di kisaran 8% sampai 9% secara tahunan atau year on year (yoy).

“Tren ini umum terjadi di awal tahun, demikian halnya juga pada BNI yang juga sesuai tren industri mengalami penurunan dibandingkan akhir tahun kemarin,” kata Herry, seperti dikutip Kontan.co.id, Senin (19/2/2018).

Herry menilai, perlambatan kredit di bulan Januari, lebih dikarenakan pelaku bisnis yang cenderung lebih hati-hati dalam meminjam kredit di awal tahun. Pasalnya, korporasi masih memantau kebijakan ekonomi dari Pemerintah untuk dapat mengikuti pergerakan tingkat konsumsi dalam negeri dan investasi.

“Debitur juga memantau kondisi makro ekonomi lainnya seperti kebijakan dari negara-negara tujuan ekspor dan harga komoditas dunia,” jelasnya.

Sementara itu, BNI menargetkan penyaluran kredit menengah di tahun 2018 sebesar Rp80 triliun. “Tahun ini kami menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit menengah secara nasional sebesar Rp13,4 triliun,” kata Kepala Divisi Kredit Menengah BNI, Eko Setiawan, dalam keterangannya yang dilansir Antaranews.com, Senin (19/2/2018).

Menurutnya, target penyaluran kredit menengah bisa tercapai karena melihat potensi cukup besar. “Kami akan fokus pengolahan, industri manufaktur, hotel, penunjang pariwisata serta konstruksi,” imbuhnya.

Pada 2017 penyaluran kredit menengah tercatat sebesar Rp70 triliun dan ditargetkan naik sebesar Rp13,4 triliun atau menjadi sebesar Rp83 triliun. BNI akan terus mendorong pelaku usaha di Indonesia sehingga lebih baik, dan mampu memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.(DD)