Tahun 2016, Semen Indonesia Peroleh Laba Rp4 Triliun

ilustrasi
Salah satu sudut pabrik semen PT Semen Indonesia | Detik.com

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk membukukan laba bersih Rp4,01 triliun. Laba tahun 2016 ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp4,52 triliun.

Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk, Rizkan Chandra mengatakan, penurunan laba ini disebabkan oleh ketatnya persaingan industri semen dan kondisi perekonomian nasional. Pertumbuhan semen nasional pada tahun ini minus 3 persen. "Market share Perseroan masih bertahan di 41,6 persen," ujar Chandra, Senin (9/1/2017).

Ia mengatakan, faktor ketatnya persaingan industri semen dan kondisi perekonomian nasional yang menurun otomatis berimbas cukup signifikan pada kinerja emiten berkode SMIG itu.

Meski secara bisnis tertekan, Perseroan tetap memacu produksi dan beberapa pabrik mencatatkan rekor jumlah produksi baik. Chandra mencontohkan pabrik Tuban yang mampu mencetak produksi 1.381.907 ton atau 5 persen di atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 1.304.400 ton.

Angka itu pun melampaui rekor produksi pada 2015, yakni 1.355.795 ton atau meningkat 2 persen.

Guna menghadapi persaingan industri ke depan yang kian ketat, Perseroan akan menerapkan empat strategi transformasi, hilirisasi produk, pasar regional, dan cost transformation. Strategi ini akan didukung oleh sistem dan struktur, serta people dan culture.

Semen Indonesia merupakan induk perusahaan dari sejumlah perusahaa semen, seperti Semen Padang, Semen Gresik, Semen Tonasa, serta Thang Long Cement Vietnam. Tersebarnya sejumlah pabrik yang terintegrasi di beberapa wilayah merupakan suatu keunggulan yang dimiliki Semen Indonesia dibandingkan para pesaingnya. Hal itu masih didukung dengan adanya fasilitas distribusi yang luas dengan 11 pelabuhan, 25 packing plant, dan ratusan distributor se-Asia Tenggara.

Sementara itu, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, industri semen masih memiliki  prospek cerah dan menarik minat investor karena peluang pasar yang cukup besar. Hal ini dikarenakan konsumsi semen perkapita nasional angkanya masiah tergolong kecil, yaitu sebesar 243 Kg per kapita dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia 751 Kg per kapita, Thailand 443 Kg per kapita dan Vietnam 661 Kg per kapita.

Secara umum nilai investasi industri semen pada tahun lalu mencapai Rp15 triliun. Hal ini menunjukkan masih menariknya industri semen bagi investor baik dari dalam maupun luar negeri.

Upaya lain yang dilakukan untuk menjaga iklim usaha industri semen nasional tetap kondusif dan berkembang antara lain dengan mengendalikan impor semen maupun klinker, mendorong diversifikasi produk barang-barang dari semen, penerapan, dan penegakan hukum wajib Standar Nasional Indonesia (SNI).

“Kami akan terus mendorong penggunaan semen dalam negeri pada program pembangunan infrastruktur pemerintah yang berkoordinasi dengan kementerian lain seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta instansi terkait lainnya,” kata Airlangga. (DD)