PT Blue Bird Tbk (BIRD) berencana untuk mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) berkisar Rp1 triliun hingga Rp1,2 triliun untuk peremajaan armada taksi maupun bus miliknya. Perseroan berencana untuk melakukan peremajaan terhadap 1.200 armada.
“Level capex hampir sama (dengan tahun lalu), cuma mungkin realisasinya akan lebih fokus ketimbang tahun lalu, karena kami mau ganti 1.200 armada yang sebagian besar MPV,” kata Direktur Keuangan Blue Bird Sandy Permadi, dalam keterangannya yang dilansir Kontan.co.id, Senin (26/3/2018).
Menurut Sandy, peremajaan dan penggantian armada menjadi fokus selain utilisasi armada yang ada. “Kapasitas kami untuk pembiayaan capex sangat kuat, itu 70:30 (internal dan eksternal), kami juga dapat komitmen (pembiayaan) dari bank,” ujarnya.
Sementara itu, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama Blue Bird baru saja melakukan kerja sama dalam menyukseskan Visit Wonderful Indonesia (ViWi) 2018. Salah satu bentuknya dengan pencantuman brand logo dan pelatihan driver.
Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan oleh Ketua II Co-Branding Kementerian Pariwisata Indonesia sekaligus Tenaga Ahli Bidang Manajemen Strategis Kementerian Pariwisata Indonesia, Priyantono Rudito, dan Direktur PT Blue Bird Tbk Andre Djokosoetono.
“Ke depan 20.000 armada taksi kita yang tersebar di 18 kota dan 10.000 Big Bird akan disinergikan untuk mempromosikan pariwisata,” tutur Andre, seperti dikutip Kompas.com, Senin (26/3/2018).
Andre menambahkan, untuk pemasangan logo Wonderful Indonesia dan pelatihan driver akan dilaksanakan di Jakarta terlebih dahulu. Untuk selanjutnya diteruskan ke 17 kota lainnya di mana armada Blue Bird beroperasi.
Saat ini, Blue Bird sedang giat mempromosikan destinasi wisata anti-mainstream, yang sebetulnya sangat erat dengan destinasi digital yang dibangun Kementerian Pariwisata.(DD)