PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank bjb) terlihat semakin percaya diri dengan pencapaian yang berhasil diraihnya pada tahun 2017. Melihat pencapaian positif tersebut, Perseroan dikabarkan tengah berencana untuk mengembangkan bisnisnya dengan berupaya untuk melakukan peningkatan aset dengan cara pertumbuhan anorganik. Adapun salah satu opsi yang akan ditempuh yakni dengan mencaplok bank lain.
Direktur Utama Bank bjb Ahmad Irfan mengatakan, pihaknya masih akan mengkaji rencana pertumbuhan anorganik ini. “Belum masuk rencana bisnis bank (RBB) masih kita kaji,” ujar Irfan, dalam keterangannya yang dikutip Kontan.co.id, Sabtu (17/2/2018).
Irfan menambahkan, pihaknya masih akan melihat situasi dan kondisi yang akan terjadi di tahun 2018. Tanpa menyebutkan bank yang akan dibidik, Irfan berujar jika memang memungkinkan tahun ini maka akan dilaksanakan.
Pertumbuhan anorganik ini menjadi salah satu fokus bjb di tahun 2018. Selain dari akusisi bank, bjb juga berencana untuk membentuk anak usaha yang bergerak di sektor asuransi, multifinance dan sekuritas.
“Harapannya dapat terwujud secepatnya, kami juga akan mengikuti aturan regulator terkait konglomerasi,” jelas Irfan.
Semnatar itu, dalam keterangan yang dilansir Jawapos.com, untuk mempertahankan kinerja yang baik di tahun 2017, pada tahun 2018 salah satu strategi yang akan dilakukan adalah meningkatkan fee based income melalui transactional banking dan pengembangan internet banking corporate.
“Bank bjb berada di peringkat 13 bank terbesar nasional hal tersebut sebagai bukti bahwa bank bjb terus tumbuh dan berkembang untuk mewujudkan visi bank bjb untuk menjadi 10 bank terbesar di Indonesia,” imbuh Irfan.
Upaya-upaya yang dilakukan Bank bjb dalam mempertahankan konsistensi salah satunya adalah melakukan inovasi dan pengembangan produk guna mempermudah layanan kepada nasabah, salah satunya adalah T-Samsat bjb. T-Samsat bjb adalah layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor yang bisa dilakukan melalui sistem cicil atau angsur.(DD)