RNI Catatkan Pencapaian Produksi Gula Sebesar 250 Ribu Ton

ilustrasi
Direktur Utama PT RNI, Bernardus Didik Prasetyo | Dok. RNI

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI, mencatatkan pencapaian produksi gula sekitar 250.000 ton hingga minggu kedua di bulan Oktober 2018. Pencapaian tersebut terdiri dari produksi sendiri yang dilakukan Perseroan serta hasil produksi petani.

“Produksi gula RNI grup sampai 10 Oktober sudah 250.000 ton, jumlah tersebut terdiri dari 128.000 ton produksi gula petani dan sisanya sekitar 122.000 ton gula hasil produksi sendiri. Untuk produksi tahun lalu hampir sama dengan saat ini,” ujar Direktur Utama PT RNI, Bernardus Didik Prasetyo, dalam keteranganya yang dilansir Kontan.co.id, Selasa (16/10/2018).

PT RNI memproyeksikan sampai akhir tahun total produksi gula milik sendiri targetnya sekitar 295.000 ton dan produksi gula petani sekitar 143.000 ton. “Total tahun lalu untuk produksi gula milik sendiri sekitar 272.000 ton dan produksi gula petaninya sekitar 144.000 ton,” ujar Didik.

Menurut Didik, berdasarkan dari data yang dimilikinya, stok yang ada di pabrik gula, total produksinya 178.000 ton. “50.000 ton milik PT RNI, 38.000 ton lebih milik petani, 38.000 ton lebih milik Bulog, dan sisanya milik pedagang,” lanjutnya.

Didik menjelaskan, saat ini ia belum memiliki data mengenai realisasi pendapatan PT RNI di kuartal III tahun ini karena gulanya belum semua terjual. Namun, menurut prediksinya pendapatan dari produk gula sampai saat ini sekitar Rp800 miliar dari total target sampai akhir tahun Rp1,4 triliun.

Sementara itu, PT RNI baru saja mengurungkan niatnya untuk menerbitkan emisi surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) pada semester II/2018, akibat tren kenaikan suku bunga acuan.

Direktur Keuangan dan SDM PT RNI, M Yana Aditya, mengatakan bahwa pihaknya mengkaji berbagai alternatif pembiayaan dalam beberapa bulan terakhir, yang salah satu opsi antara lain emisi medium term notes (MTN).

“Mengingat saat ini suku bunga merambat naik karena pengaruh regional rencana penerbitan MTN kami batalkan,” ujarnya, seperti Bisnis.com.

Sebagai gantinya, Yana mengungkapkan sedang memproses pembiayaan dengan instrumen lain. Salah satu opsi yang dipertimbangkan yakni pinjaman atau sindikasi perbankan.(DD)