PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Tbk resmi tercatat sebagai emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode efek GMFI, Selasa (10/10/2017). GMF yang merupakan perusahaan ke 25 yang mencatatkan saham perdana di BEI pada tahun 2017, menjadi emiten pertama dari industri MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul) di Indonesia.
GMF AeroAsia melepas 2.823.351.100 lembar saham baru atau sebesar 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdananya dengan harga sebesar Rp 400. Dengan harga tersebut, GMF AeroAsia berhasil menghimpun dana sebesar Rp1,27 triliun.
Sebelumnya GMF AeroAsia menutup masa penawaran umum kepada publik dengan mencatatkan oversubscribe sebanyak 2,6 kali. Sekitar 60% dana bersih dari hasil IPO ini akan digunakan oleh Perusahaan untuk mendanai investasi dalam rencana ekspansi, sekitar 15% untuk refinancing, dan sisanya untuk kebutuhan modal kerja.
Direktur Utama GMF AeroAsia Iwan Joeniarto mengatakan, bahwa Initial Public Offering (IPO) merupakan langkah strategis bagi GMF AeroAsia untuk mewujudkan visi menjadi Top10 MRO in The World dengan revenue mencapai 1 miliar USD di tahun 2021 dan mendukung perekonomian Indonesia.
“Kami berterima kasih atas kepercayaan investor dan pihak terkait selama perjalanan IPO GMF, dan mengundang para calon investor yang belum bergabung untuk bersama-sama mendapat nilai tambah melalui saham GMFI,” Kata Iwan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/10/2017).
Pada debut perdananya, saham GMFI dibuka pada posisi Rp408 per lembar saham atau naik dua persen setara delapan poin. Harga tertinggi Rp410 per saham dan harga terendah Rp408 per saham. Volume perdagangan sebanyak 349 lot dengan frekuensi tiga kali yang menghasilkan transaksi nilai Rp14,3 juta.
Dalam ketrangan yang dilansir Metrotvnews, Selasa (10/10/2017), Iwan mengatakan, pencatatan ini merupakan pencapaian dan merupakan tonggak sejarah penting bagi Perusahaan. “Hal ini tidak terlepas dari para pemegang saham. Adapun total hasil penjualan dari dicatatkan maka saham mengalami oversubscribed,” ujar Iwan.
Adapun rencananya sekitar 60 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk ekspansi baik, pengembangan kapabilitas dan kapasitas. Kemudian 25 persen, lainnya akan dialokasikan untuk modal kerja. Sedangkan sisanya, 15 persen akan digunakan untuk refinancing.
Dalam gelaran IPO, GMFI telah menunjuk empat penjamin pelaksana emisi atau Joint Lead Underwriters, yaitu PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.(DD)