PTPN Holding Berencana Tingkatkan Ekspor CPO Hingga 2,7 Juta Ton di 2019

ilustrasi
Perkebunan kelapa sawit milik PTPN Holding | Dok. PTPN III

PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Holding tengah menargetkan akan meningkatkan kapasitas ekspor minyak kelapa sawitnya (Crude Palm Oil/CPO) hingga 2,7 juta ton di tahun 2019. Ini merupakan salah satu upaya Holding Perkebunan BUMN tersebut, untuk menguatkan posisi Indonesia di pasar CPO dunia.

“Tahun depan ekspor semuanya, sekitar 2,5-2,7 juta ton CPO,” kata Direktur Utama Holding Perkebunan Dolly P Pulungan, dalam keterangannya yang dilansir Kontan.co.id, Minggu (27/5/2018).

Adapun target Holding Perkebunan untuk ekspor CPO tahun ini terbilang masih kecil, yakni di 300.000 ton. Sedangkan target produksi tahun ini adalah 2,7 juta ton, naik dari capaian tahun lalu di 2,3 juta ton.

Dolly menjelaskan, sangat disayangkan bila PTPN tidak memperlebar volume ekspornya, karena komoditas ini merupakan salah-satu penyumbang devisa terbesar Indonesia dimana tahun lalu memberikan kontribusi nilai impor sebesar US$22,97 miliar untuk besar volume 31,05 juta ton.

Adapun tujuan ekspor CPO Indonesia adalah China, Pakistan, Afganistan, India dan sebagian dari Eropa walau ada sentimen negatif dari benua tersebut.

Sementara itu, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang juga selaku pimpinan Holding Perkebunan BUMN, tengah mempersiapkan langkah untuk meningkatkan produksi teh Indonesia khususnya teh putih (white tea). Direktur Utama PTPN III Dolly P Pulungan mengatakan saat ini produksi dan pangsa pasar teh putih masih minim.

“Produksi kita kan ada teh hijau, teh hitam dan teh putih. Teh putih masih minoritas, produksinya 10% dari total keseluruhan teh. Masih kalah dengan teh hitam,” ungkap Dolly, yang juga merupakan Direktur Utama PTPN III, seperti dikutip Kumparan.com, Minggu (27/5/2018).

Menurut Dolly, total produksi ketiga jenis teh tersebut mencapai 30.000 hingga 50.000 ton per tahun. Namun saat ini jenis teh yang paling banyak dicari adalah teh hijau dan teh putih. Sehingga ke depan, Dolly mengungkapkan pihaknya akan lebih menggenjot produksi teh hijau dan teh putih.

“Nanti jenis teh yang tidak terlalu baik marketnya akan kita ganti. Saat ini permintaan untuk teh hijau dan teh putih memang bagus,” ujarnya.

Apalagi menurut Dolly, harga teh putih cukup tinggi. “Kalau white tea bulky atau curah harganya Rp1,75 juta per kg. Kalau white tea kemasan per 50 gram sekitar Rp250 ribuan. Yang langsung siap konsumsi itu ya,” ujar Dolly.

Selain itu untuk tahun ini, Dolly menargetkan produksi ketiga jenis teh dapat bertumbuh. “Kalau lihat cuaca kayak gini, panasnya banyak, bisa tumbuh 5%-10%,” tandas Dolly.(DD)