Guna membantu membiayai pengembangan bisnis PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Bank BRI Tbk (Bank BRI) menyalurkan pembiayaan berupa kredit senilai US$135 Juta dan Rp800 miliar atau Rp2,5 triliun.
Perjanjian kredit tersebut ditandatangani oleh Direktur Keuangan Bukit Asam Achmad Sudarto dan Direktur Kelembagaan BRI Kuswiyoto yang disaksikan jajaran direksi kedua perseroan, di Gedung BRI I lantai 19, Jakarta Selatan, Kamis (8/12/2016).
Kerja sama fasilitas pembiayaan tersebut terdiri dari fasilitas Penangguhan Jaminan Impor (PJI) dalam hal letter of credit dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri sebesar Rp300 miliar, fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) Uncommited sebesar US$100 juta, fasilitas Bank Garansi atau Stand by Letter of Credit (SBLC) sebesar Rp500 miliar, dan fasilitas Foreign Exchange Line senilai US$35 juta.
Direktur Keuangan Bukit Asam Achmad Sudarto mengatakan, kredit ini akan digunakan untuk pengembangan proyek pengadaan listrik 35.000 MW serta pembangunan infrastruktur di PTBA.
“Kita banyak proyek pengembangan khususnya program pemerintah 35.000 MW. Mudah-mudahan dengan fasilitas ini bisa membantu kegiatan infrastruktur di tempat kami. Ini soal logistik, bayangkan ada 3,5 miliar ton cadangan baru bara, bisa sampai puluhan tahun ke depan,” kata Sudarto, Kamis (8/12/2016).
Sebelumnya, akhir November lalu, PTBA juga menandatangani fasilitas pendanaan sebesar Rp4,3 triliun dari Bank Mandiri sehingga secara keseluruhan, saat ini Perseroan sudah memiliki fasilitas pendanaan sebesar Rp6,8 triliun.
Dengan bertambahnya fasilitas pendanaan ini membuat semakin terciptanya kepastian realisasi kegiatan operasional, proyek-proyek pengembangan dan pertumbuhan Perseroan.
Pinjaman dari BRI dan Bank Mandiri ini ditujukan untuk mengantisipasi besarnya kebutuhan dana bagi Perseroan pada tahun 2017. Misalnya terkait dengan pengembangan di sektor operasional penambangan, serta pengembangan proyek-proyek di sektor energi seperti persiapan pembangunan sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara.
Proyek pembangunan PLTU Mulut Tambang Banko Tengah 2 x 620 MW atau Sumsel 8 senilai US$1,59 miliar direncanakan pembangunan konstruksinya bisa dimulai tahun depan.
PTBA yang menguasai 45 persen sahamnya juga berkewajiban menyetorkan modalnya sebesar US$180 juta dari 25 persen ekuiti sebesar US$ 400 juta, dan sisanya dari mitra konsorsiumnya China Huadian Hong Kong. Sedangkan 75 persen dari nilai proyek atau US$1,20 miliar berasal dari pinjaman The Export-Import Bank of China (Cexim). (DD)