PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan volume produksi bijih timah 44.380 ton tahun 2018 atau naik sekitar 43% di sepanjang 2018, dibandingkan dengan perolehan pada tahun 2017 sebesar 31.035 ton.
Direktur Keuangan PT Timah, Emil Ermindra, mengatakan sampai tutup tahun 2018 Perseroan menorehkan jumlah volume produksi logam dan penjualan ekspor naik sekitar 10,5% menjadi 33.425 ton dibanding kinerja tahun 2017 yang mencapai sebesar 30.249 metrik ton.
Dengan tercapainya target volume produksi bijih timah yang cukup tinggi serta pencapaian penjualan ekspor logam timah itu, Perseroan optimis mampu mengantongi laba bersih lebih tinggi ketimbang laba pada 2017 yang sebesar Rp502 miliar.
“Untuk laba, minimal akan sama atau bahkan sedikit lebih tinggi sekitar di bawah 10% dibanding pencapaian kinerja laba tahun 2017,” ujar Emil, seperti dikutip Kontan.co.id, Selasa (15/1/2019).
Namun, menurut Emil, adanya ketimpangan antaran kinerja produksi bijih timah dan produksi logam dengan hasil penjualan ekspor pada 2018 tentu memberi dampak yang kurang menguntungkan terhadap kinerja keuangan Perseroan.
“Perolehan bijih timah yang sangat besar jauh di atas asumsi penyusunan RKAP 2018 menyebabkan terjadinya hambatan produksi logam. Hambatan tertundanya proses produksi logam karena ketidaksiapan proses pencucian dan pemurnian bijih timah sesuai dengan persyaratan teknologi smelter yang dimiliki saat ini, minimal kadar Sn 65% ke atas,” papar Emil.
Secara kinerja keuangan, Emil menjelaskan hal ini berdampak pada peningkatan jumlah penggunaan kredit modal kerja dan volume persediaan bijih timah pada penutupan tahun buku 2018. Sehingga menyebabkan kemampuan pencapaian laba bersih tidak sebesar perkirakan manajemen lantaran naiknya biaya bunga bank dan naiknya harga pokok perolehan bijih timah.
Adapun di sepanjang tahun 2018 kemarin, PT Timah berhasil mencatatkan ekspor positif sebesar 33.250 M/T atau mengalami kenaikan 15% dibanding tahun sebelumnya yakni 28.732 M/T. Kenaikan ekspor logam timah ini tak lepas dari peranan kinerja Perseroan dalam menghadapi dinamika bisnis pertimahan dan kepastian regulasi di sektor pertimahan pada sepanjang tahun ini.
Direktur Utama PT Timah, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani, mengatakan bahwa di tahun 2018 dinamika sektor pertimahan cukup menggeliat. Terpenting adalah menghadapi tantangan demi tantangan bekerja lebih giat dan memaksimalkan komunikasi positif.
“Hal-hal tersebut tentunya berdampak positif terhadap pencapaian target produksi perusahaan di tahun 2018,” ujar Rriza, dalam keterangannya yang dilansir dari Sindonews.com, Selasa (15/1/2019).
Apresiasi juga disampaikan oleh Riza kepada seluruh elemen Perseroan dalam mengoptimalkan kinerja Perseroan di tahun 2018. “Saya mengapresiasi dan terimakasih saya yang luar biasa kepada Komisaris, Direksi, dan seluruh Keluarga besar PT Timah untuk pencapaian ini,” ucap Riza.(DD)