Produksi CPO Astra Agro Capai 1,634 Juta Ton

ilustrasi
Presdir Astra Agro Lestari Santosa | SM/Annualreport.id

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) kembali mencatatkan kinerja positif sepanjang 2017. Hal ini dibuktikan dengan produksi CPO (crude palm oil atau minyak sawit mentah) yang semakin membaik, dari 1,544 juta ton pada 2016 menjadi 1,634 juta ton pada 2017.

Peningkatan produksi CPO ini disebabkan oleh peningkatan produktivitas dari kebun inti maupun kebun plasma, termasuk salah satunya adalah produksi dari petani mitra. Kondisi ini didukung juga oleh faktor cuaca yang cukup kondusif sepanjang 2017.

Produksi tandan buah segar (TBS) dari perkebunan inti dan plasma juga mengalami peningkatan dari 4,873 juta ton pada tahun 2016 menjadi 5,225 juta ton pada 2017. Industri kelapa sawit juga diuntungkan dengan peningkatan harga rata-rata CPO dari Rp 7.768 per kilogram pada tahun 2016 menjadi Rp 8.271 per kilogram.

"Sepanjang tahun ini, industri kelapa sawit menunjukkan kinerja yang positif, ke depan kami optimistis industri ini akan semakin berkembang," ujar Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk Santosa, seperti dikutip dari Liputan6.com, Kamis (25/1/2018).

Pengembangan bisnis Astra Agro ke depan akan berfokus pada peningkatan produktivitas tanaman serta peningkatan kapasitas olah pabrik kelapa sawit yang dimiliki.

Astra Agro, di tahun 2018 ini, akan menambah 1 pabrik kelapa sawit (PKS) baru di area Kalimantan Selatan dengan kapasitas produski sebesar 45 ton per jam yang nantinya bisa ditingkatkan sampai dengan 60 ton per jam.

Pembangunan PKS baru ini ditujukan untuk mengolah hasil kebun inti baru yang akan masuk ke usia tanaman menghasilkan di tahun 2019 serta menangkap peluang peningkatan pasokan TBS dari perkebunan plasma maupun mandiri yang ada disekitarnya.

Tahun 2017, Astra Agro melakukan peresmian satu pabrik percampuran pupuk (NPK blending plant) yang berlokasi di Bumihardjo, Kalimantan. Kehadiran pabrik tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan terhadap pupuk secara efektif dan efisien.

Astra Agro juga akan melakukan replanting pada beberapa kebun inti untuk menjaga produktivitas kebun sawit. Selain itu, Astra Agro juga akan mengembangkan bisnis trading CPO. Diharapkan pola tersebut dapat meningkatkan kapasitas penjualan produk CPO, baik itu melalui program kemitraan dengan kebun rakyat maupun swadaya.

Selain dalam bidang perkebunan kelapa sawit, Astra Agro telah melakukan diversifikasi usaha pengembangan peternakan sapi dalam bentuk pembibitan (breeding) dan penggemukan (fattening).

Santosa mengatakan, tahun ini, AALI masih fokus pada peternakan sapi yang ada di kawasan Kalimantan dan belum berencana menambah fasilitas peternakan baru di wilayah lain. "Untuk lahan sementara ini paling realistis di Kalimantan," katanya, seperti dilansir Kontan.co.id, Kamis (25/1/2018).

Unit usaha peternakan sapi sebenarnya sudah mulai dikembangkan AALI sejak 2016 lalu. Saat itu, Perusahaan tersebut mulai membangun kandang sapi dan sarana penunjang lainnya.

Memasuki awal 2017, AALI mulai melakukan impor sapi dari Australia. Kemudian baru Juni tahun lalu, sapi yang diternak AALI mulai dipasarkan. Hingga akhir tahun 2017, AALI telah memiliki sekitar 8.000 ekor sapi yang diternak.(RiP)