PLN Catat Kenaikan Konsumsi Listrik Sebesar 4,8%

ilustrasi
Posko pengaduan PLN di Palu | Dok. PLN

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, mencatat adanya kenaikan konsumsi listrik per September 2018 sebesar 4,8% dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya. Peningkatan penjualan listrik selama sembilan bulan terakhir ini, lebih dikarenakan upaya maksimal dari pemasaran produk Perseroan.

Kepala Niaga PLN, Yuddy Setyo Wicaksono, mengatakan bahwa sejak Januari sampai September 2018, konsumsi listrik PLN sudah mencapai 171,6 terawatt hours (TWh). Jumlah ini meningkat 4,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 163,58 twh. “Ini menunjukkan hal yang positif,” kata Yuddy, dalam keterangannya yang dilansir Katadata.co.id, Senin (15/10/2018).

Menurut Yuddy, bagian pemasaran PLN memang sangat proaktif mencari pelanggan. Bahkan, kini PLN tidak lagi hanya menunggu pelanggan yang memasang listrik. Konsumsi listrik PLN selama sembilan bulan terakhir ini tercatat sudah mencapai 71% dari target tahun ini yang ditargetkan dapat mencapai 239 TWh.

Yuddy berharap, hingga akhir tahun bisa mencapai target penjualan yang ditargetkan. “Kita tetap berusaha semaksimal mungkin,” ujarnya.

PLN juga menyiapkan beberapa cara untuk mencapai target tersebut. Di antaranya memanfaatkan agenda besar yang dilakukan Indonesia tahun ini seperti rapat tahunan International Monetary Fund (IMF) - World Bank di Bali.

Kemudian, berharap pada proyek konstruksi. Untuk menopang itu, PLN menyediakan alat penampung listrik (power bank) yang lebih fleksibel dalam pengisian daya dan bisa digunakan untuk keperluan luar ruangan. Salah satu contoh power bank yang disiapkan PLN dalam bentuk mobil. Kapasitasnya sekitar 250 KiloVolt Ampere (kVA).

Sementara itu, terkait program tanggap darurat pemulihan distribusi listrik yang dilakukan PLN pasca gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, yakni di Palu, Sigi dan Donggala, Perseroan sudah memasok daya listrik sebesar 101 Megawatt (MW) ke sistem kelistrikan Palu.

“Hingga Senin (15/10/2018) kemarin, daya mampu sistem kelistrikan Palu yang melayani pelanggan di Kota Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong sudah mencapai 101 MW, sementara beban puncak baru 77,05 MW,” kata Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi, Syamsul Huda, seperti dikutip Republika.co.id, Senin (15/10/2018).

Syamsul menjelaskan, bahwa sebagian besar daya listrik yang masuk ke sistem Palu saat ini bersumber dari pembangkit-pembangkit yang ada di Sulawesi Selatan karena sistem kelistrikan Sulteng dan Sulsel sudah terinterkoneksi.

Selain mengandalkan suplai listrik dari Sulsel, PLTD Silae Palu juga saat ini sudah berhasil dinormalkan kembali dan mampu memasok daya sebesar 11,2 MW ditopang PLTD Sabang, Kabupaten Donggala sebesar 4 MW.

Syamsul menyebutkan, suplai daya sebesar 101 MW itu dinilai memadai hingga Desember 2018 dengan perhitungan bahwa kebutuhan listrik hingga akhir tahun ini hanya sekitar 90 MW. Sebab pelanggan-pelanggan besar yang menyerap 28 MW belum akan beroperasi karena kerusakan berat pada aset-aset mereka.

Disamping itu, dari pelanggan-pelanggan rumah tangga yang mengalami kerusakan bangunan dengan menyerap daya 7 MW diperkirakan belum akan dihuni kembali.

“Saat ini, Kota Palu dan sekitarnya bisa dikatakan terang benderang. Kalau pun masih ada titik-titik yang belum menyala, kami sudah isi dengan meminjamkan puluhan genset. Sedangkan lampu jalan yang belum menyala, itu karena jaringan kabel saja yang merupakan tanggung jawab pemerintah kota,” tandas Syamsul.(DD)