Pindad Cetak Laba Rp98 Miliar

ilustrasi
Direktur Utama Pindad, Abraham Mose, saat memebrikan penjelasan produk Perseroan pada Menteri BUMN, Rini Soemarno | Dok. Pindad

PT Pindad (Persero) berhasil mencetak laba kurang lebih Rp98 miliar di sepanjang tahun 2018, atau melampaui target RKAB (Rencana Kerja Dan Anggaran Biaya).

“Di 2018 pendapatan kami di atas target RKAB (Rencana Kerja Dan Anggaran Biaya). Revenue kami Rp3,2 triliun,” kata Direktur Utama Pindad, Abraham Mose, yang dilansir dari Tempo.co, Minggu (27/1/2019).

Abraham mengatakan, laba bersih yang diperoleh tahun lalu juga melampaui perolehan laba tahun lalu yang menembus Rp94 triliun. “Laba kami kurang lebih di Rp98 miliar,” ujarnya.

Ekspor Pindad tahun ini diklaimnya naik, kendati tidak dirincinya. “Hampir 12 persen naiknya dari tahun sebelumnya,” ucap Abraham.

Abraham mengatakan, sebagian laba disetorkan pada Pemerintah. “Rencana laba ini, kita akan dividen sebesar 7 persen, kemudian memberikan bonus ke karyawan. Sisanya untuk perbaikan gedung dan investasi,” tutur Abraham.

Abraham mengatakan, porsi pendapatan dari lini alutsista diklaimnya terus naik. Lini industri juga menanjak. “Dari pertahanan naik, tapi yang dari industrial cukup bagus, kurang lebih (mencapai pendapatan) hampir Rp1 triliun,” jelasnya.

Sementara itu, Pindad bersama dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, mengekspor bantalan rel dengan penambat rel KA-clip ke Filipina, yakni sebanyak lima kontainer atau 345 set. Ekspor tersebut diharapkan semakin membuka pasar Indonesia di tingkat Asia. Kendati demikian, produk tersebut akan menjalani uji lintasan, untuk kemudian digunakan di Manila bila memenuhi syarat.

Direktur Bisnis Produk Industrial Pindad, Heru Puryanto, mengatakan bila seluruh proses uji berjalan dengan baik, proyek kerja sama ini diharapkan dapat berkelanjutan. Sehingga produk Indonesia bisa mendukung peningkatan transportasi di sana.

“Mohon doanya, semoga produk-produk hasil sinergi BUMN ini bisa lolos uji track dan hasilnya memuaskan user. Potensi pasarnya untuk ekspor sangat besar di Filipina, selain itu potensi juga terbuka untuk Bangladesh Railway,” ujar Heru, seperti dikutip dari Sindonews.com, Minggu (27/1/2019).

Pindad, kata Heru, mengirimkan sistem penambat rel KA-Clip yang merupakan patent anak bangsa. KA-Clip telah mengalami berbagai tahapan uji dan proses yang panjang. Di antaranya uji tarik shoulder, uji torsi shoulder, uji angkat spring clip, uji rail pad, uji gaya longitudinal, uji beban berulang dan uji gaya lateral. Selain KA-Clip, Pindad juga telah memproduksi penambat rel lainnya seperti DE-Clip dan E-Clip. Kapasitas produksi sistem penambat rel di Pindad sendiri mencapai 1 juta per tahun.(DD)