PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sepakat menjalin kerja sama dengan Konsorsium China Datang Overseas Investment - PT Pembangunan Perumahan - PT Sumberdaya Sewatama lewat penandatanganan perjanjian jual beli listrik alias power purchase agreement (PPA) proyek Pembangkit Listrik Swasta (IPP) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Meulaboh berkapasitas 2x200 MW.
Proyek PLTU Meulaboh ini merupakan proyek yang dilaksanakan dengan skema Build Own Operate Transfer BOOT tanpa penjaminan dari Pemerintah Republik Indonesia. Nantinya, konsorsium akan mendirikan perusahaan Special Purpose Company (SPC) yang dikhususkan untuk mengembangkan proyek ini.
"Untuk pendanaan proyek, selain dari ekuitas konsorsium sendiri, juga akan diupayakan dari pinjaman dalam/luar negeri," jelas Sekretaris Korporat PT PLN I Made Suprateka seperti yang dikutip dari bisnis.com, Sabtu (27/5/2017).
Seperti yang dilansir dari kontan.co.id, Proyek PLTU Meulaboh ini diperkirakan menelan total biaya sekitar US$ 600 juta. Pembangkit ini akan menyuplai energi listrik ke sistem Sumatera sebesar 2.803 Giga Watt hour (GWh) setiap tahun selama masa kontrak 25 tahun.
Sedangkan untuk pekerjaan konstruksi PLTU Meulaboh diperkirakan memakan waktu 39 (tiga puluh sembilan) bulan sejak tanggal efektif PPA. COD (Commercial Operation Date) dijadwalkan pada pertengahan tahun 2020, namun Konsorsium akan mengupayakan semaksimal mungkin untuk mencapai COD lebih cepat dari waktu yang ditargetkan.
Sementara itu, listrik yang dihasilkan pembangkit nantinya akan disalurkan ke sistem kelistrikan Sumatera melalui jaringan transmisi 275 kilo Volt (kV) ke Gardu Induk PLN di Nagan Raya. Selain itu, pembangkit ini juga akan berfungsi sebagai pemikul beban dasar (base load) dengan Availibility Factor sebesar 80% per tahun.
"Secara sistem, proyek ini diperlukan untuk memperkuat sistem kelistrikan di Sumatera khususnya wilayah NAD terutama dalam rangka mengatasi masalah defisit daya,” ujarnya.
Di sisi lain, untuk mempertahankan kondisi lingkungan, maka konsorsium juga diwajibkan untuk melakukan upaya-upaya dalam rangka memenuhi standar lingkungan hidup sesuai ketentuan yang berlaku.
Sedangkan secara keekonomian, PLTU Meulaboh layak untuk dibangun dimana apabila dibandingkan dengan Biaya Pokok Produksi (BPP) pembangkitan setempat maka proyek ini akan memberikan penghematan sekitar Rp2 triliun per-tahun.(IDR)