PT Pegadaian (Persero) menargetkan pertumbuhan nasabah sebesar 23,4% menjadi 12,3 juta jiwa pada tahun ini. Pada tahun 2018, tercatat nasabah Pegadaian mencapai 10 juta jiwa atau meningkat 9,4% dari tahun sebelumnya yang sekitar 9,5 juta nasabah.
Direktur Utama Pegadaian, Kuswiyoto, menyatakan pihaknya bakal makin agresif dalam menjaring nasabah di tengah ketatnya persaingan industri multifinance di Indonesia. Untuk itu, Perseroan akan menggarap nasabah di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan milenial. Dia menilai masih banyak ruang untuk bertumbuh di segmen tersebut.
“Selain itu, (Pegadaian) juga akan mengembangkan produk-produk inovatif lainnya,” ujar Kuswiyoto, dalam keterangannya yang dilansir, Selasa (8/1/2018).
Di samping itu, Perseroan memandang ada ruang untuk melakukan terobosan baru dengan meluncurkan financial technology (fintech).
“Di era digital ekonomi dan terus bertumbuhnya fintech dan gadai swasta, mendorong kami untuk terus berinovasi,” lanjutnya.
Bermunculannya gadai swasta dan fintech diyakini belum akan menggerus bisnis Pegadaian. Sebab, pangsa pasar industri pergadaian nasional masih dikuasai oleh Pegadaian, dengan porsi di atas 90%. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpengalaman dan jaringan yang luas disebut sebagai keunggulan Pegadaian.
Kuswiyoto mengatakan, mengutip dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menunjukkan ada 16 perusahaan gadai swasta yang telah mendapatkan izin pada Oktober 2018. Sementara itu, perusahaan yang baru terdaftar di OJK sebanyak 41 perusahaan gadai. Adapun perusahaan fintech swasta yang telah mendapatkan izin OJK baru 1 perusahaan dan yang terdaftar sudah sebanyak 77 perusahaan.
“Terus bertumbuhnya bisnis pergadaian dan fintech menunjukkan bahwa pasar gadai dan non gadai masih besar,” tambah Kuswiyoto.
Sebagai informasi, pada 2018, Pegadaian mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 9,4% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp2,7 triliun, total aset meningkat 9,2% menjadi Rp53,2 triliun, dan outstanding loan tumbuh 9,4% menjadi Rp40,3 triliun. Adapun pendapatan usaha tumbuh 9,5% menjadi Rp11,5 triliun.(DD)